Clara mengedarkan pandangannya berharap menemukan tanda-tanda siapa yang menaruh bunga tersebut. Tapi nihil, tempat ini sepi.

Clara mengambil bunga itu dan meletakkannya dikursi samping.

Diperjalanan pulang, tak ada raut kelelahan diwajah Clara walau ia sudah beraktivitas seharian sampai larut malam. Matanya sesekali melihat kearah jendela, memanjakan dirinya dengan pemandangan indah lampu-lampu kota.

Ia memang menyukai suasana malam, membiarkan angin malam masuk disela-sela jendela mobil yang sedikit ia buka.

Ia melirik bunga hitam yang terbengkalai disampingnya. Memang sejak dua bulan terakhir ia sering mendapatkan mawar dengan kelopak hitam itu tanpa kejelasan si pengirimnya.

Secret admirer? Itu satu-satunya yang ada dibenak Clara. Walau hal itu sedikit terasa tabu. Mengingat mawar hitam hampir langka dan menyiratkan suasana duka. Bukankah masih ada bunga-bunga yang lain yang lebih ekspresif untuk diberikan dari seorang penggemar yang mengagumi idolanya.

Tapi ya sudahlah, Clara tak mau ambil pusing. Mungkin orang tersebut memang black rose lover.

Dan selagi itu tidak mengganggu atau mengancam ketenangannya, Clara tak akan mempermasalahkan itu.

Mobil warna merah itu memasuki pekarangan dimana sebuah mansion mewah gaya eropa berdiri kokoh.

Clara memasuki kediamannya disambut para maid.

Ia seperti tinggal sendiri dimansion yang kelewat besar itu. Bagaimana tidak? Daddy nya Alexander Razita dan sang Mommy Nancy Razita selalu sibuk dengan kegiatan menumpuk harta. Tak ada hari tanpa bekerja, mereka adalah pasangan yang cocok, workaholic couple.

Satpam, tukang kebun, chef, bodyguard, puluhan maid, ya memang hampir seratus orang yang tinggal disana tapi Clara merasa sendiri dikeramaian tersebut.

Clara membaringkan diri di queen size nya setelah sampai dikamarnya dilantai dua.

Tidak, ia tidak akan memikirkan masalah-masalah yang hanya bisa dipikirkan saja tanpa penyelesaian secara real.

Ia sudah sangat bosan meminta kedua orang tuanya untuk meluangkan waktu barang sejenak untuk dirinya, rasanya permintaan sederhana itu dianggap angin lalu bagi mereka, Clara tidak akan mengemis lagi untuk diperhatikan.

Membuat diri sibuk sepertinya cara efektif untuk meredakan emosi dan ketidakterimaan atas kenyataan orang tuanya yang lebih tertarik kepada bisnis daripada putri semata wayangnya.

Clara segera mandi untuk merilekskan pikiran, setelah itu memakai masker dan besiap untuk tidur.

Tanpa Clara sadari, sepasang mata tajam terus mengintainya dari atas pohon yang berada tepat menghadap jendela kamar.

Sebenarnya sudah dari lokasi pemotretan ia menguntit Clara, bersembunyi dibalik mobil lain untuk memperhatikan Clara dan Jacob, mengikutinya sampai mansion, menyelinap masuk dan memanjat pohon.

Sepuluh menit setelah melihat Clara tertidur, ia bergegas pergi.

"Nice dream Clara."

Langkah tegasnya mengantarkan sosok misterius itu menghilang dalam kegelapan.

*

Pagi yang cerah, dan Clara juga akan membuat hari-harinya tak kalah cerah. Jika diatas langit masih ada langit, maka dibawah tanah masih ada lapisan tanah yang lain.

Masih ada yang lebih baik dan yang lebih buruk dari dirinya.

Hari ini tak ada job, kegiatan rutinitasnya saat seperti ini adalah lari pagi. Profesinya menuntutnya untuk menjaga bentuk tubuh, kalian pasti tahu itu.

Wanna Die (Complete)✓Where stories live. Discover now