Part 11

417 27 2
                                    

Alfon semakin gencar berusaha untuk mendapatkan Olie tidak peduli seberapa berat upaya yang harus dia kerahkan. Dia begitu tertantang kali ini, belum pernah dia menginginkan seorang wanita sebesar dia menginginkan Olie. Alfon memang berengsek, tapi sekali dia mencintai seseorang, maka upaya apa pun akan dijalaninya demi membahagiakan orang tersebut.

"Nempel mulu si tu orang, kaya tokek beneran. Gimana gue cari celah buat deketin Olie coba, mana doi makin lengket juga ma tu tokek." Alfon menggerutu di dalam mobil melihat Olie sedang bercengkerama dengan Pak Satpam dan Richard di depan gerbang kantornya.

Demi menyelamatkan hatinya agar tidak semakin panas, Alfon memutuskan pergi dan mencari tempat tenang untuk meredakan emosinya. Dia menuju ke cafe miliknya dan menenggak beberapa gelas minuman beralkohol yang dia koleksi, tidak peduli meski hari masih pagi.

"Cuma ada satu jalan buat gue dapetin tu cewek. Gue musti culik terus gue bawa kabur ke luar negri." Alfon bergumam lalu tersenyum jahat dan akhirnya terbahak. Karyawannya di bawah sampai mendengar suara tawanya, tapi hanya bertanya-tanya ada apa dengan majikannya.

Alfon segera menyusun rencana, dia siapkan segala perizinan untuk bisa membawa Olie ke luar negri. Data-data pribadi Olie dia dapatkan dari seseorang yang ahli dalam pencurian data.

Satu minggu berlalu, segala perizinan untuk ke luar negri sudah siap. Alfon juga sudah siap dengan rencana penculikannya. Dia menunggu kepulangan Olie ke kosnya bersama dengan dua orang lainnya sebagai asisten. Dia menyewa mobil untuk melancarkan aksinya ini, semua sudah dipersiapkan secara matang oleh Alfon.

Olie dan Richard sudah sampai di kos, seperti biasa mereka akan menghabiskan waktu sejenak sebelum masing-masing kembali ke kediamannya. Sesaat Olie turun dari motor, kedua asisten Alfon langsung melumpuhkan Richard, sedangkan Alfon membekap mulut Olie dan membiusnya sehingga Olie pingsan. Pak Bayu yang asik menonton TV, tak mendengar ada keributan di luar karena gerbang dalam kondisi tertutup dan dilapisi fiber berwarna hitam.

"Mampus lo, gak akan gue biarin lo milikin Olie. Dia punya gue!" Alfon menjejak perut Richard kemudian meludahinya dan pergi seraya membawa Olie. "Akhirnya, lo bakal jadi milik gue."

Selang satu jam berikutnya Richard sadar, itu pun karena bantuan seorang pengemudi motor yang melintas dan melihatnya. Dia dipapah masuk ke kosan Olie dibantu si pengemudi motor dan Pak Bayu yang baru tahu kalau Olie diculik. Richard tak mengetahui siapa pelakunya, tapi dia berfirasat kalau penculiknya tidak lain dan tidak bukan adalah Alfon.

"Pak, kosan ada CCTV gak?" tanyanya kepada Pak Bayu.

"Ada, Mas. Cuma entah kelihatan apa gak, saya gak tahu. Ayo kita cek bareng-bareng aja," ajak Pak Bayu.

Richard menolak untuk dipapah, dia berjalan dari ruang tamu ke pos Pak Bayu dengan perlahan sambil berpengangan pada tembok. Dia tidak memedulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, fokusnya saat ini hanya mencari siapa pelaku penculikan Olie. CCTV merekam semua kejadian sejak awal mobil si penculik datang sampai kejadian Olie dibawa kabur. Sayang sekali, para pelaku sepertinya orang-orang profesional karena mereka mengenakan penutup wajah serta berpakaian serba hitam.

Richard mencoba menghubungi handphone Olie, tapi nihil. Tak ada nada sambung sama sekali. Hal itu membuat Richard frustrasi. Dia segera menghubungi Karen, tidak peduli waktu di sana apakah subuh atau tengah malam.

Karen yang sudah terlelap, menerima panggilan dengan bersungut-sungut. "Orang gila kali ya, telepon jam dua dini hari. Kagak tahu orang lagi mimpiin yang ena-ena apa, ganggu aja si. Richard, ngapain tu bocah telepon pagi buta begini."

"Ha--"

Belum sempat Karen menyelesaikan kata "halo", Richard sudah memotong.

"Ren, gawat. Olie diculik, gue gak tahu pasti siapa penculiknya, tapi gue yakin Alfon ada dibalik kejahatan ini."

Mas GantengΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα