Wink (*^_~*)

3.8K 426 73
                                    

Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat pergerakan atau timbulnya suatu gerakan bibir pada kedua ujungnya, dan mungkin pula di sekitar mata. Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.

.

.

.

Baru saja Sir Bowen meninggalkan kelas ketika dua orang pemuda dengan rusuh menduduki kursi kanan-kiri Jaejoong. Manik bulat itu menatap keduanya jengah, tidak satupun dari mereka yang menyapanya dan malah sibuk oleh kegiatan masing-masing.

"Yaish! Apa yang kalian lakukan, huh?! Kemari hanya untuk mengabaikanku?" seru Jaejoong kesal.

Juniel, pemuda berdarah campuran Jerman-Korea itu hanya menatap sekilas Jaejoong sebelum mengedikan bahunya tak acuh dan kembali terfokus pada ponselnya. Telinganya bahkan tersumpal earphone.

"Kami hanya ingin menumpang di kelasmu, kau tahu sendiri jika kelas kami berdua itu sangat gaduh." sahut Hideki, pemuda keturunan Jepang yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari sebuah buku yang sedari tadi dibacanya.

Jaejoong hanya mendengus kecil sebelum merapikan mejanya dari tumpukan kertas yang dipenuhi oleh kararter anime. Remaja cantik itu tidak sepenuhnya mengindahkan penjelasan Sir Bowen, guru mata pelajaran matematika. Bahkan Jaejoong sama sekali tidak mengerti dengan kumpulan angka yang memenuhi layar dan file tugas yang tersimpan rapi pada notebooknya.

Diliriknya kedua pemuda tampan yang masih saja mendiamkannya. Jika Hideki memang terbiasa mendiamkannya, karena pemuda itu tidak banyak bicara namun bagaimana dengan Juniel? Pemuda tinggi bertubuh atletis itu masih saja menatap lekat layar ponsel di bawah meja.

"Apa yang sedang dilakukan Juju?" guman Jaejoong menatap penasaran Juniel.

Hideki hanya melirik sekilas sebelum mendesah kecil "Dia sudah seperti itu sejak pagi, padahal sebelumnya Juniel begitu ingin bertemu denganmu."

Jaejoong yang merasa gemas lantas menarik tiba-tiba earphone yang bergantung pada kedua telinga Juniel "Yah! Apa yang terjadi padamu, Juju?" kedua manik bulatnya membesar lucu.

Juniel meringis ketika Jaejoong menarik begitu saja earphone dari telinganya. Remaja cantik itu sama sekali tidak melakukannya dengan lembut. Diliriknya sinis Jaejoong yang masih menunggu responnya. Namun sedetik kemudian Juniel mengulas senyum menggoda seraya menumpukan dagunya dengan wajah yang mendekati Jaejoong.

"Kenapa kau sangat menggemaskan, eoh? Kau tahu, aku bisa saja menjadikanmu kekasihku jika paman Jung tidak mengakuimu terlebih dulu, Jaejoongie~"

Jaejoong mengercitkan dahinya "Kau ini kenapa, Juju? Apakah kau terbentur sesuatu?" terdapat kilatan cemas di wajah rupawannya, bahkan melayangkan tatapan penuh tanya pada Hideki.

"Belakangan ini Juniel tergila-gila oleh salah satu karakter anime, aku tidak tahu yang mana namun wajahnya mirip sekali denganmu." jelas Hideki seraya meraih kotak makan Jaejoong dari bawah meja teman cantiknya itu, bibi Kim selalu saja membuatkan Jaejoong bekal yang menarik dan lezat.

"Begitu..."

"Give me a wink, please~" rayu Juniel tiba-tiba dengan raut wajah penuh minat.

Jaejoong menaikan salah satu alisnya tak mengerti sebelum menuruti permintaan Juniel.

Kedip

Kedip

Kedip

"Tidak-tidak... hanya satu mata saja, tidak perlu keduanya. Kau ingin membuat teman sekelasmu diabetes karena melihat wajah menggemaskan ini?" Juniel mengedipkan satu mata dengan raut casanova "Lakukan seperti tadi."

RisusWhere stories live. Discover now