01

13.7K 944 32
                                    

"Kenapa sendirian?" Gadis berambut panjang itu sedikit terkejut dengan suara berat yang tidak berjarak jauh dari posisinya saat ini. Ia menoleh ke sumber suara, melihat laki-laki dengan setelan jas sedang bersandar pada balkon rooftop, sama seperti yang ia lakukan sekarang.

Tidak ada jawaban, lelaki itu terus memperhatikan gadis yang sedang memperhatikan padatnya kota di malam minggu. Menjauh dari keramaian pesta yang membuat pusing.

"Gak suka keramaian?" Tanya lelaki itu lagi, kali ini melihat ke arah gadis tersebut. Gadis tersebut balik melihat ke lelaki tersebut, pandangan mereka terkunci sepersekian detik. Ia seperti tak asing dengan mata lelaki itu, entah dimana ia pernah melihatnya.

"Bukan zona gue aja," balas gadis itu pada akhirnya. Mengalihkan pandangan, yang entah mengapa membuatnya sedikit gugup.

"Di dalam terlalu ramai ya? Banyak hingar bingar yang tidak seharusnya didengar."

Ia memperhatikan jalanan kota yang semakin malam malah semakin ramai, menghirup nafasnya sejenak.

Lama keheningan menghampiri kami, deraan angin membuatnya yang hanya mengenakan gaun dengan bahu polos tanpa sehelai benang sedikit kedinginan.

"Sebenarnya saya mau sok-sok kasih kamu jas biar gak kedinginan, tapi sayangnya saya alergi dingin. Kalau saya pulang-pulang badan panas dan ruam-ruam kan gak lucu," sahut dia seolah mengetahui apa yang ada di pikiran gadis tersebut.

Terdengar tawa pelan dari bibir cantik berbalut lipstick merah berani itu, ucapannya yang polos tanpa beban membuat sedikit takjub. Dunia ini bukan seperti film roman, dan tidak semua laki-laki seperti Dilan.

"Karena saya gak bisa pinjemin jas, ayo kita kembali ke dalam gedung agar lebih hangat. Lagipula pestanya sebentar lagi selesai," dia menatap dengan penuh harapan.

Tanpa menunggu dia, gadis itu justru jalan duluan menuju pintu penghubung di ujung sana. Ia sekilas melihat lelaki itu tersenyum lalu jalan membuntuti.

Saat ia kembali ke tengah-tengah keramaian pesta itu, kedua orang tuanya masih ngobrol dengan rekan bisnis yang membuat ia hampir aja memutar badan kembali sebelum suara nyaring perempuan setengah baya itu memanggil namanya.

"Adarra, sini nak!"

Darra mau tidak mau menuju kesana sesuai dengan permintaan mamanya, di depan orang tuanya ada sepasang suami istri yang menatap ia sembari tersenyum lembut.

"Ini Adarra, putri kami." Kata ayahnya yang membuat Darra tersenyum canggung kemudian bersalaman kepada mereka.

"Saya Darra, tante, om," ucapnya memperkenalkan diri.

"Ih cantiknyaaa, udah lama loh kita gak ketemu." Puji wanita setengah baya yang masih tampak terlihat muda di depannya.

Darra be like : ???

"Mungkin kalo tante sama om kamu gak inget, tapi pasti sama Lucas kamu inget." Balas suaminya.

"Cas, sini!"

Dilihatnya pemuda tegap itu berjalan ke arah mereka, Darra kaget.

"Hai, kita ketemu lagi." Sapanya sopan.

"Ini Lucas, yang dulu sering main bareng kamu loh. Kamu sama Lucas kan dulu sering main hujan di teras rumah tante pake kaos dalem doang, masa kamu lupa?"

Omg, this shit can't be real?!

Dulu dia kan gemuk, pipinya chubby banget dan dekil karena setiap disuruh mandi pasti kabur ke rumah gue?! Puberty?

"Kalian gak ada adegan kangen-kangenan gitu? Kalian baru ketemu loh setelah 15 tahun berlalu," mama memanaskan suasana, tidak mengerti posisi Darra yang lagi bingung banget.












s t a r r i n g







Adarra Arsy Mahendra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adarra Arsy Mahendra






Adarra Arsy Mahendra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lucas Adipati

Husband - Lucas ft Doyeon ✔️Where stories live. Discover now