Semakin Jauh

489 18 0
                                    

Khawatir itu yang kurasa. Sudah firasat.

Bruk

Suara benda bertubrukan. Kejadian yang berlangsung cepat. Rinai hujan mulai bergulir. Buliran rinai mulai menderas. Darah segar mengalir dari betis kaki kananku.
Bu Gema mengobati ku di UKS. Sakit yang kurasakan membuat air mataku mengalir.

Brak

Suara pintu dibuka paksa.

" Al kamu gapapa? "

" Mmmm, " Suaraku masih sesenggukan. Malu batinku.

" Dallas. Kamu mau pulang kan? Bisa anter Alya gak? Dia gak mungkin nyetir sendiri dengan keadaan seperti ini. Ibu gak bisa antar Alya. Ibu harus jemput anak ibu. "

" Eh gak usah Bu. Saya baik-baik saja. Saya pulang sendiri saja. "

" Baik gimana kamu sampai nangis gini. Kamu masih shock. Lagipula motormu sudah dibawa Pak Arwin ke bengkel. Yang nabrak kamu mau tanggung jawab. "

" Iya Bu saya bisa ngantar si cengeng. Eh maksudnya Alya. "

" Tapi kita beda arah Da. "

" Ya sudah ibu duluan anak ibu sudah nunggu. "

Hening di UKS. Hanya terdengar suara detak jarum jam bergerak. Aku menghapus sisa air mata dengan tisu. Aku bangkit dari ranjang UKS.

" Aww. "

Dallas langsung membantu berdiri. Ia membantu berjalan ke arah parkiran. Menuju motor kesayangan nya. Ia mengambil jas hujan dan helm kemudian menyuruh ku memakai.

" Nih pakai! "

" Iya. "

Semua perlengkapan sudah terpasang. Tinggal menaiki motornya yang tinggi itu. Kalau keadaan biasa aku bisa menaiki dengan mudah. Tapi kakiku sakit.

" Lama banget. Bisa gak sih? " Ucapnya dengan nada tinggi.

" Santai kali ga usah ngegas. Kalau gak ikhlas ga usah nganter. "

Ia turun dari motornya membantu ku menaiki motornya.
Hening selama perjalanan. Hujan tidak berhenti sampai di rumah ku. Dallas kembali membantu ku turun dari motornya.

" Bisa jalan sendiri kan? "

" Iya. Makasih dah nganter. "

" Yaudah balik ya gue. Kalau belum kuat kaga usah sekolah dulu. Entar gue bikinin suratnya. "

Aku memasuki pekarangan. Melepas jas hujan dan helm. Perih lukaku masih terasa.

" Assalamualaikum. "

" Wa'alaikumsalam. Kemana motor kamu Al? Kenapa jalan kamu aneh? " Tanya ayahku yang duduk di kursi ruang tamu.

" Al jatuh. Motor di bawa ke bengkel. "

" Jatuh? Terus gimana? Sakit, yang mana yang sakit? "

" Gapapa. Lecet memar ko yah. "

" Yaudah sana istirahat. Nanti ayah bawain makan. "

**"

Tok tok tok

" Assalamualaikum Al. "

" Ya sebentar. Wa'alaikumsalam. "

Aku membuka pintu rumah. Terkejut teman kelasku menjenguk. Minus anak cowok. Hanya pengurus kelas dan teman dekatku.

" Masuk, silakan duduk. Sebentar ya aku buatin minum. "

" Eh Al. Tau aja lagi haus hehe, " Amira dengan wajah tanpa dosanya.

ALAZZ (Complete)Where stories live. Discover now