Happy New Year (1)

49 2 0
                                    

Tanggal 31 Desember
_-*-_

Di SMA Shuutoku, terlihat dua pemuda yang sedang berjalan di loker. Yang satu rambutnya seperti lumut, dan yang satunya lagi berambut hitam.

"Nee, nee, Shin-chan. Kau tidak menjenguk Yu-chan?" Tanya sang surai hitam.

"Memangnya apa yang terjadi dengan Yuko, nodayo? Bu-bukan berarti aku khawatir dengan keadaannya, nanodayo," Dasar tsun.

"Eh, kau tidak tau? Padahal kalian bertetangga. Yu-chan, demam Shin-chan," sang surai lumut tidak menggubris apa yang dikatakan temannya tersebut.

~sedangkan itu, di kediaman Yumezu~
_-*-_

Di kediaman Yumezu, tepatnya di sebuah kamar bernuansa serba biru, terlihat seorang gadis yang terkulai lemas di tempat tidur. Mata emasnya yang biasanya selalu terlihat cerah, kini terlihat sayu dan sedikit berair. Rambut hitamnya yang selalu terlihat rapi sekarang terlihat mirip dengan surai singa. Wajahnya pucat, hidungnya memerah dan di dahinya terdapat kompres.

Dialah Yuko Yumezu, putri bungsu keluarga Yumezu. Kemarin malam ia didiagnosa oleh dokter bahwa ia terkena demam dan flu. Salah Yuko sendiri sih, kemarin siang ia bermain air dengan anak kecil di sebelah rumah. Setelah puas bermain air, ia malah jalan-jalan di sekitar rumah, padahal hari itu udaranya lebih dingin daripada hari sebelumnya. Beruntung kakaknya Yuko melihat Yuko keliaran di belakang rumah dengan baju yang hampir sebagian besar basah kuyup.

Malamnya, Yuko tiba-tiba bersin dengan suara yang keras membuat kakaknya kaget dan khawatir. Ingus sedikit keluar dari hidung Yuko ditambah wajahnya yang memerah. Akhirnya, ia harus terus berada di tempat tidur dengan kompres di dahi dan selimut yang membungkus badannya.

"HATCHU....!" suara bersin terdengar keras, di detik berikutnya sang pemilik suara berteriak dengan suara yang terdengar parau.

"AAAH, andai aku kemarin aku langsung pulang dan berganti pakaian, pasti sekarang aku tidak terisolasi di kamar, huweee....aku bosan," rengek Yuko sambil mengambil handphonenya.

Ia bolak-balik membuka galeri, pesan, galeri, pesan dan begitu seterusnya sampai Yuko malah tambah bosan. Yuko lalu meletakkan handphonenya dengan kasar.

"Huwaaah, ini tidak bisa menghilangkan kebosananku! Huuft, apa tidak ada seseorang yang mau menjenguk ku? GWAAAH, ONII-CHAAAN!" Yuko langsung berteriak memanggil kakaknya.

Padahal, kakaknya baru selesai membersihkan rumah. Teriakan membahana Yuko langsung otomatis membunyikan bel bahaya dalam pikiran Raku -kakaknya Yuko--. Raku dengan tergesa-gesa menaiki tangga menuju kamar adik "kesayangannya".

"Ada apa?" tanya Raku.

"Bantu aku bangun dan temani aku jalan-jalan ke taman," rengek Yuko kepada kakaknya yang sebenarnya sering Yuko anggap sebagai babu-nya.

"Tidak boleh! Kau masih sakit, bagaimana kalau sakitmu tambah parah hah!" Raku menjawab dengan tegas.

"Oh ayolah Kak, hanya jalan-jalan sebentar, pliis," Yuko mencoba membujuk kakaknya.

"Sekali tidak, tetap tidak!"

"Kumohooooon......" kali ini Yuko mengeluarkan Puppy eye's-nya.

"Tidak mempan tau!"

"Nii-chan jahat! Aku akan teriak sampai orang-orang akan menyalahkan kakak," kali ini Yuko mengeluarkan ancaman tegas, membuat Raku jadi khawatir akan keselamatan nyawanya sendiri. Jika ada tetangga yang mengadu ke orang tua mereka, kan gawat!

"Baiklah, baiklah akan kuturuti permintaanmu, tapi kau tidak boleh lama-lama di taman,"

- di taman -
_-*-_
Yuko sedang berjalan-jalan di taman. Ia sudah merasa baikan, bahkan ia sudah lebih bertenaga daripada pagi tadi. Sepertinya jalan-jalan ke taman dapat mengobati penyakitnya. Tapi, Yuko mulai merasa suhu udara di sekitarnya makin dingin. Ia pun mengeratkan mantelnya agar ia tidak semakin sakit.

"YU-CHAN!" sebuah suara yang amat familiar terdengar. Yuko lalu menoleh dan mendapati kedua teman baiknya sedang menghampirinya.

"Bukannya kau sedang sakit Yu-chan?" tanya Takao.

"Iya, tapi aku minta Nii-chan untuk mengantarku ke taman, aku bosan di kamar terus,"

"Udara di luar dingin, sebaiknya kau tetap berada di dalam rumah nodayo. Bu-bukan berarti aku peduli padamu atau apa, nanodayo," kali ini giliran Midorima yang berbicara, membuat Takao terkekeh.

"Sudahlah Shin-chan, katakan saja kalau kau khawatir padanya," goda Takao yang membuat wajah Midorima sedikit memerah.

"Apa yang kau katakan Bakao!" ucap Midorima.

Takao seolah tidak peduli dengan apa yang barusan Midorima katakan. Ia lalu berjalan menuju ke arah Raku yang sedang duduk di kursi taman. Berbicara sesuatu dan akhirnya berjalan kembali menuju Midorima dan Yuko.

"Nee, Yu-chan, aku dan kakakmu akan pulang duluan, kau dan Shin-chan tetap disini atau jalan-jalan kemana terserah kalian, jaa ne!"

"Eh? Memangnya kenapa kalian pulang duluan?" Takao dan Raku tidak menjawab, mereka hanya tersenyum aneh membuat dahi Yuko berkerut. Sedangkan Midorima hanya bisa menaikkan kacamatanya yang tidak melorot.

_-*-_
Yuko dan Midorima tidak langsung pulang, mereka malah mampir ke toko baju (atas paksaan Yuko tentunya). Yuko menarik paksa Midorima masuk ke toko tersebut. Yuko lalu memilih beberapa kimono untuk dicoba lalu masuk ke ruang ganti.

Kimono pertama yang Yuko coba berwarna merah muda. Ia lalu bercermin dan langsung mengganti kimono tadi dengan kimono yang berwarna merah tua. Lagi-lagi, Yuko lalu mengganti kimono tersebut. Sekarang hanya tinggal satu kimono yang tersisa yaitu kimono berwarna biru laut.

Yuko mencoba kimono tersebut dan bercermin, ia cukup menyukainya. Kimono tersebut tampak pas untuknya, ia lalu keluar dari ruang ganti untuk menanyakan pendapat Midorima.

"Nee, nee Shin-chan bagaimana menurutmu?" Yuko berputar kecil di depan Midorima.

Midorima yang melihat penampilan Yuko langsung blushing lalu menoleh ke arah lain. Yuko yang merasa diabaikan pun langsung menggoncang-goncangkan badan Midorima. Midorima pun mau tak mau menoleh bisa ke arah Yuko.

"Mou Shin-chan! Jangan abaikan aku, jadi bagaimana penampilanku?" tanya Yuko.

"Jelek, nanodayo," perkataan Midorima tadi sukses membuat hati Yuko sedikit terluka.

"U...uh, Shin-chan hidoi!" kali ini, Yuko benar-benar menangis dan membuat Midorima panik.

"Ba-baiklah, se-sebenarnya kau terlihat co-cocok dengan kimono itu, nodayo. Bu-bukan berarti aku ingin kau senang atau apa, nanodayo," ucap Midorima dengan wajah yang memerah.

Yuko yang mendengar perkataan Midorima langsung berhenti menangis dan menatap lekat-lekat wajah Midorima. Sedangkan yang ditatap seperti itu hanya bisa blushing di tempat. Wajah Midorima semakin memerah saat ia melihat Yuko tersenyum dengan manis.

"Ce-cepat bayar kimonomu itu, nanodayo," Untung saja Midorima mengatakan hal tersebut. Yuko lalu berganti pakaian dan langsung bergegas ke arah kasir.

A/n
:")) Next chapter ~>

Aah, menurut saya cerita ini jelek (;-;)
Saya tidak terlalu PD dengan cerita ini

(22Lynking78)

Happy New Year Darling!!'  || Midorima X OC ||Where stories live. Discover now