Chapter 3

15 1 0
                                    

Dears readersdul yang udah mau baca FF pertama dari kita.

Pertama, kita mau ngucapin terima kasih karena kalian udah mau baca FF yang nggak jelas asal usulnya ini. Mohon dimaklumi, ini FF pertama yang kita buat. Aku shock berat waktu liat ternyata banyak juga yang baca. Tapi, kita berharap banget kalian mau kasih, comment, kritik dan sarannya agar FF ini tetap berlanjut. Jadi kita tau dimana letak kekurangan dan kelebihan dari FF ini. Tapi, itu semua terserah kalian sih, kalo nggak mau comment juga nggak apa-apa. Hehehe

****

= Flashback On =

19 Januari 2001

Je Ji dan eomma pergi ke restaurant yang berada di Cheongdamdong. Hari ini merupakan hari dimana Je Ji akan bertambah umurnya menjadi 8 tahun.

“Saengil chukkaehamnida, Saengil chukkaehamnida, saranghaneun Je Ji-ya, saengil chukkaehamnida. Saengil chukkae untuk anak Mama yang cantik.” Mama menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil membawa kue ulang tahun untuk Je Ji. Je Ji tersenyum lebar yang menampilkan lesung di pipinya saat Mama menyanyikan lagu itu.

“Kajja ditiup lilinnya.” Mama menyuruh Je Ji untuk meniup lilin yang ada dikue. Je Ji dengan semangat meniup lilin itu, kemudian Je Ji dan Mama bertepuk tangan.

“Gomawo Mama. Sayang sekali ulang tahunku sekarang tidak dirayakan bersama Papa.” Je Ji berterima kasih kepada Mama untuk kejutan yang diberikan olehnya, meskipun Je Ji senang dia juga sedih karena ulang tahunnya tidak bisa dirayakan dengan Papa yang kini sedang berada di China untuk urusan pekerjaan.

“Gwenchana yeobbo. Besok kita akan rayakan ulang tahunmu kembali saat Papa pulang.” Mama yang mengerti perasaan anaknya, kini menghibur Je Ji sambil mengelus rambut anaknya itu.

“Mama yaksok ?” Je Ji kini mengacungkan jari kelingkingnya dihadapan Mama untuk membuat janji agar merayakan kembali ulang tahunnya ketika Papa pulang.

“Yaksok.” Mama tersenyum sambil menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking Je Ji.

++++

“Je Ji tunggu disini, Mama akan mengambil mobil dulu.” Mama berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobil. Je Ji menunggu di gerbang restaurant yang ia kunjungi bersama Mama, lalu dia melihat anak anjing lucu dikejauhan sana. Melihat anak anjing itu Je Ji ingin sekali mengambilnya untuk dibawanya pulang.

“Pasti Mama senang jika aku mendapatkan anak anjing selucu itu.” Pikir Je Ji. Je Ji kemudian berniat untuk mengambilnya, setelah mendekati anak anjing itu tiba – tiba anak anjing itu berlari ke tengah jalan. Je Ji segera menyusul anak anjing itu.

Melihat Je Ji berlari ketengah jalan, Nyonya Ahn segera turun dari mobil untuk menarik Je Ji agar tidak berada ditengah jalan. Setelah mencapai tepi jalan, Nyonya Ahn melihat ada mobil berkecepatan tinggi menuju Je Ji. Nyonya Ahn segera berlari untuk menyelamatkan Je Ji.

Cahaya itu menyilaukan mata Je Ji hingga membuat Je Ji bingung harus kemana, tiba – tiba tubuhnya didorong dengan kasar oleh seseorang dibelakangnya. Je Ji menoleh kearah belakang dilihatnya mobil yang berhenti sebentar kemudian kembali melaju dengan kecepatan tinggi. Dia membersihkan dirinya, barulah dia sadar ada tubuh yang berbaring ditengah jalan. Je Ji memberanikan diri untuk berjalan mendekati tubuh tersebut, hingga akhirnya dia melihat dengan jelas siapa pemilik tubuh itu.

“Mama.. Mama.. Ppalli ireona.. Mama.. Mama..” Je Ji menggoyang – goyangkan tubuh Mama yang bersimbah darah itu. Badan Je Ji gemetar hebat, dia terus saja menggoyang – goyangkan tubuh Mamanya sambil memanggil terus Mamanya. Banyak orang yang kini mengelilingi Je Ji.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Aug 14, 2014 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Being with youKde žijí příběhy. Začni objevovat