HE'S THE BEST LIAR [Special Chap]

Mulai dari awal
                                    

"Baiklah. Baiklah. Terima kasih."

Changkyun menutup sambungan teleponnya. Melihat kasur yang dipenuhi baju-baju yang sengaja ia tata.

"Maaf, aku bukan tidak menghargai kalian. Tapi aku sedang membutuhkan banyak uang."

Changkyun mulai mengepak baju dan barang yang ia jual.

Ya, setelah berhenti bekerja Changkyun memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit. Setidaknya, akan ada orang yang merawat dan memperhatikan jam makannya. Alasannya sesederhana itu.

Orangtua? Changkyun sudah cukup lelah untuk ditolak. Ia tidak ingin di tolak untuk kesekian kalinya.

"Sepertinya aku akan mati sendirian." Lirihnya sendu.

Tangannya kembali mengepak barang yang sudah terjual ke dalam satu kardus besar.

"Aku harus menghubungi bibi Ming dan pamit."

Ia mengeluarkan dua buah kardus besar di depan pintu. Melangkah perlahan mendekati pintu rumah milik bini Ming.

Tok tok tok

Changkyun mengetuk pintu kayu tua di hadapannya, serelah terdengat teriakan 'Tunggu sebentar', daun pintu itu terbuka, menampakkan seorang wanita tua yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Changkyun-ah, ada apa?" tanyanya heran. "Kau pucat. Apa kau baik-baik saja?" Wanita tua itu membolak-balik wajah Changkyun ke kiri dan ke kanan, sekedar memastikan jika mata tuanya tidak salah lihat.

"Aku baik-baik saja, Bi." Changkyun menurunkan tangan Bibi Ming. "Dan aku kemari ingin mengembalikan kuci kamarku, aku akan kembali ke Boston."

Wanita tua itu menerima kunci yang diserahkan Changkyun.

"Boston? Apa keluargamu pindah kesana?"

Changkyun tersenyum. "Tidak. Hanya aku. Aku mendapat beasiswa pendidikan disana."

"Benarkah? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku sudah mengurusnya, Bibi tidak usah khawatir." Changkyun menjawab tanpa ragu. 'Maaf karena aku membohongimu.' Batinnya. 

"Syukurlah jika seperti itu, aku senang mendengarnya." Ujar bibi Ming sembari menepuk-nepuk pundak Changkyun.

"Jaga kesehatanmu disana, dan sering-sering lah menghubungiku." Pintanya kemudian.

Mata Changkyun memanas. Hatinya menghangat mendengar perkataan bibi Ming tadi, namun rasa menyesal juga datang beriringan dengan perasaan hangat itu.

"Tentu, aku tidak akan melupakanmu." Ujar Changkyun dengan nada bergetar. "Bolehkan aku memelukmu?"

Tangan wanita tua itu merentang, memberi izin pada lelaki muda di hadapannya.

Changkyun segera memeluk wanita tua yang hampir enam tahun mengurusnya.

"Jika kau pergi nanti, tolong jangan lupakan wanita tua ini. Sering-seringlah memberiku surat." Nasehatnya sembari menepuk pundak Changkyun.

Changkyun terisak. Ini akan jadi kali terakhir ia memeluk bibi Ming.

"Jangan menangis, kau bisa mengunjungiku saat sudah kembali, aku tidak akan pindah rumah."

Changkyun mengangguk lemah, melepas pelukannya lalu menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya.

"Jika ada kesempatan, aku akan lebih sering datang untuk mengunjungimu."

Bibi Ming mengusap puncak kepala Changkyun sayang. "Kau anak yang baik, semoga Tuhan selalu memberkati setiap jalanmu, Nak."

IGNORED [JOOKYUN] COMPLETE  ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang