DRUNK

2.4K 259 25
                                    

"I wanna get so drunk, I never remember you!"

.

.

.

Cairan berwarna coklat dengan aroma khas bergoyang mengikuti gerak tangan Changkyun. Fokusnya tertuju pada suara es batu berbentuk kubus yang saling beradu setiap kali ia menggerakkan tangannya. Alunan musik klasik menemani acara 'minum dadakan'-nya. Ada hal yang ingin ia lupakan sehingga tanpa sadar langkahnya membawanya kemari, ia memilih sebotol Scotch Whiskey dengan kadar alkohol cukup tinggi sebagai temannya melupakan masalah.

Keningnya mengernyit begitu cairan pahit itu melewati tenggorokannya, kepalanya terasa semakin berputar setiap kali ia menenggak habis cairan yang tertuang di gelasnya. Ia bukanlah seorang pemabuk, namun penat dalam kepalanya membawa langkahnya kemari. Baru saja tiga gelas, ia sudah hampir kehilangan kesadarannya.

Kepulan asap dari batang nikotin membuatnya terbatuk sesekali. Ia tidak mengerti mengapa orang begitu menyukai batang nikotin yang terselip diantara jarinya, karena baginya rasa rokok tak lebih dari nikmat dari asap pembakaran sampah. Sama-sama membuat paru-parunya kesusahan bekerja.

Changkyun kembali menuang minumannya ke dalam gelas, mencapit kubus es lalu menjatuhkannya ke dalam gelas yang sama. Ia meminumnya dalam sekali teguk, atau istilah lainnya 'one shoot'.

"Hik..." Lim Changkyun menyandarkan kepalanya di atas meja. Kesadarannya sudah hilang sepenuhnya, ia menyandarkan kepalanya di atas meja bartender.

"Hai Sweety, sepertinya kau sedang dalam banyak masalah. Mau bersenang-senang denganku?"

Changkyun mengangkat kepalanya, menatap malas pada seorang lelaki asing tiba-tiba saja duduk di sampingnya. "Pergilah!" Usirnya.

Lelaki disampingnya terus mengoceh, kata-kata manis dan pujian terus keluar dari mulut dengan bau alkohol yang begitu menyengat. Changkyun memilih untuk tidak peduli, ia kembali mengisi gelasnya yang kosong dengan cairan coklat bening dari botol yang masih tersisa banyak, menggoyangkannya sebentar agar terasa sedikit dingin. Sebenarnya ia sudah tidak ingin minum, karena kepalanya yang sudah terasa pening.

Namun, sebelum permukaan gelas bersentuhan dengan bibirnya, ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Ia menghela nafas panjang, meletakkan kembali gelasnya lalu meraih benda persegi di saku celananya. Ibu jarinya menggeset tombol hijau, lalu menempelkan benda itu di telinganya tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Hem... ada apa?" jawabnya setengah sadar.

'Ya, dimana kau?'

Changkyun menjauhkan ponselnya, menatap layar 5 inchi dalam genggamannya. Teriakan Jooheon membuatnya sadar seratus persen.

Lee Jooheon.

"Sial, seharusnya aku tidak menjawab panggilan darinya." gerutu Changkyun. "Bukan urusanmu! Ada keperluan apa kau menghubungiku?"

'Ya! Kau mel-'

"Sweety, bisakah kau tidak mengabaikanku?" lelaki asing tadi memotong perkataan Jooheon.

"Ya! Bisakah kau tutup mulut menjijikkanmu itu?!" bentak Changkyun tidak suka.

'Dimana kau? Mengapa ada suara laki-laki disana? Apa kau sedang mabuk?'

Changkyun terkekeh. "Bukan urusanmu! Jika tidak ada hal penting yang ingin kau katakan, kututup teleponnya! Bye!" Ia melempar ponselnya ke atas meja.

IGNORED [JOOKYUN] COMPLETE  ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang