mengaggumi

26 1 0
                                    


Relevansi

relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n hubungan

Sepasang netra milik gadis itu terfokus pada pembicara ketiga dari tim oposisi yang sedang serius menyampaikan argumennya mengenai topik perdebatan minggu ini. Sesekali senyumnya terkembang saat lelaki itu tiba-tiba berhenti sejenak ketika mengalami masalah dengan bahasa inggris dan isi pokok dari argumennya. Riuh tepuk tangan menyadarkan lamunannya, lelaki itu telah selesai menyampaikan argumennya. Setelah itu, pembimbing debat mereka mulai memberikan masukan dan kritikan untuk penampilan masing-masing tim. Tim oposisi menjadi yang terbaik minggu ini, dan sang lelaki; pembicara ketiga tim tersebut juga menjadi pembicara terbaik. Penilaian terakhir dari pembimbing debat mengakhiri pertemuan hari ini dan mereka semua yang hadir, pulang satu-persatu

Gadis itu merebahkan tubuh dikasurnya sesaat setelah ia kembali dari sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler debat yang ia hadiri tadi membuatnya kembali tenggelam dalam lamunannya pada lelaki itu. Mengingat awal mula pengenalannya hingga ia merasa kagum pada lelaki yang notabene adalah seniornya.

Facebook, media sosial yang ia selalu gunakan menjadi tempat pertama pengenalannya dengan lelaki itu. Lelaki itu pertama-tama mengirim permintaan pertemanan di facebook, awalnya ia tidak mengenal sang lelaki. Namun setelah mengecek profilnya, ia menyadari bahwa lelaki itu merupakan seniornya di sekolah dan langsung menerima permintaan pertemanannya. Dan gadis itu baru mengetahui bahwa ternyata lelaki itu satu ekstrakurikuler dengannya setelah melihat kehadiran lelaki itu saat mengikuti pembinaan debat pertamanya. Rangkaian kejadian tadi tidak membuat ia serta-merta tertarik pada lelaki itu, hingga ketika pada saat hari ulang tahunnya, lelaki itu mengirim pesan padanya

Kenan Netaneel

Sedang aktif

Kenan Netaneel: Happy birthday Airene, sukses selalu dan Tuhan memberkati

"Eh? Kok dia tau ulang tahun saya sih?" Gumamnya mengerinyitkan dahi.

"Aah mungkin dia lihat status ucapannya Pina." Tebaknya.

Airene Kirana: Makasih kak Kenan. Ngomong-ngomong, kenapa gak ikut debat tadi kak?

Kenan Netaneel: Oke, sama-sama. Lagi latihan buat tampil besok, Airene

Airene Kirana: Tampil apa kak? Gara-gara sedikit yang datang, kita malah gak jadi debat

Kenan Netaneel: Buat tampil paduan suara besok hehe

Kenan Netaneel: Semua pada ada halangan. Lihat aja pas seleksi ntar banyak yang datang

Airene Kirana: Ooo gitu ya kak

Kenan Netaneel: Iya liat aja ntar, hehe. Kalau pun dikit yaa itu yang serius

Airene Kirana: Iya betul kak

Kenan Netaneel: Biar lebih mudah juga seleksinya

Sejenak Airene terdiam, seniornya yang satu ini cukup menarik perhatiannya. Jarang ia melihat senior seramah ini, biasanya paling mereka pada cuek semua. Keramahan seniornya membuatnya berani untuk menanyakan informasi mengenai ekstrakurikuler di sekolah karena kebetulan dia merupakan siswi baru

Airene Kirana: Eh iya ya, anak kelas satu bisa ikut lomba gak kak?

Kenan Netaneel: Boleh Airene, lebih bagus yang kelas satu , biar ada modal kedepannya, selama gak ada konflik sama lomba lain, yaa bisa aja

Airene Kirana: Bagus deh kalau gitu kak, saya kira gak bisa hehe

Kenan Netaneel: Gak mungkin sih gabisa

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 14, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RelevansiWhere stories live. Discover now