Part 3. Informasi

Start from the beginning
                                    

"Itu dia. EUNCHAE! SON EUNCHAE!" panggil Youngtaek pada seorang gadis yang memakai tas gendong berwarna hitam.

Gadis mungil itu menoleh pada seseorang yang memanggilnya barusan. Ia mendekati Youngtaek dan Donghyun hingga sampai di hadapan mereka.

"Ada perlu apa kau ke sini. Jangan bilang kau mau dikenalkan dengan salah satu gadis di sekolah ini," tanya Eunchae ketus.

Eunchae ini adalah sepupu Youngtaek, wajar saja kalau mereka saling akrab, atau lebih tepatnya sering bertengkar kecil.

"Tepat sekali. Kau ini sebenarnya apa? kau cenayang ya? Bagaimana kau bisa tahu alasanku kemari," tanya Youngtaek pura-pura terkejut. Hal itu membuat Eunchae hanya memalingkan wajahnya malas.

"Memangnya apa lagi yang mungkin akan kau lakukan di sini selain itu," balas Eunchae, mengabaikan pertanyaan aneh Youngtaek barusan.

"Kali ini tebakanmu sedikit meleset. Aku membutuhkan informasi mengenai gadis yang sekolah di sini, karena temanku ini sepertinya sudah terperangkap cinta oleh gadis itu."

"Siapa namanya?" tanya Eunchae.

"Kim Sohee," kata Donghyun.

"Aaaah, Kim Sohee. Dia teman sekelasku," balas Eunchae.

"YES!" ucap Donghyun dengan suara kecil sambil membuat gesture kepalan tangan."Bolehkah aku tanya beberapa hal?" tanya Donghyun.

"Tentu saja, tapi ini tidak gratis. Satu informasi ada biayanya," kata Eunchae.

Eunchae memanfaatkan Donghyun untuk menambah uang jajannya. Walaupun terdengar kejam, toh Eunchae juga tidak memaksa Donghyun untuk membayar, sebagai gantinya Eunchae juga tidak akan memberikan informasi apapun. Dari sifatnya yang demikian, setelah lulus nanti, Eunchae bisa saja menjadi informan yang berbakat.

"Hei ayolah, jangan terlalu keras padanya," bujuk Youngtaek pada Eunchae.

"Berikan aku seribu won, nanti akan kuberi informasi akurat."

Donghyun memegangi uang di sakunya. Hanya tersisa dua ribu won saja. Itu adalah uang jajannya untuk besok. Donghyun bimbang. Kalau dia menyerahkan uang jajannya pada Eunchae, mungkin besok Donghyun harus kembali kelaparan karena tidak makan. Tapi kalau tidak, akan semakin sulit bagi Donghyun mencari informasi tentang Sohee. Lagi pula Donghyun tidak berani bertanya langsung pada Sohee karena sepertinya Sohee sedikit cuek.

"Baiklah, ini."

Donghyun menyerahkan selembar uang seribu won miliknya pada Eunchae. Namun saat tangan Eunchae memegang uang tersebut, tangan Donghyun tidak juga melepaskan uang tersebut. Sepertinya Donghyun sangat berat hati. Namun, dengan sedikit tenaga, Eunchae berhasil membuat seribu won itu bersemayam di sakunya.

"Baiklah karena kalian sudah membayar. Informasinya adalah Sohee itu suka sekali buah kesemek, tanggal lahirnya 14 Agustus. Hanya itu yang bisa kuberi tahu, kalau perlu informasi lagi hubungi aku, annyeong!"

"YAAK! YAK SON EUNCHAE! Aish gadis licik itu," panggil Youngtaek, namun percuma karena Eunchae sudah jauh dari mereka.

Informasi yang diberikan Eunchae tidak sesuai dengan ekspektasi Donghyun. Tapi Donghyun bersyukur bisa mengetahui sedikit tentang Sohee walaupun harus berkorban uang jajannya, dan bahkan harga informasi tidak sesuai dengan yang didapatkan.

"Mianhae. Sepupuku itu sepertinya kurang jajan, jadi dia sedikit memerasmu," kata Youngtaek menyesal.

"Tidak apa-apa, karena aku membutuhkan informasinya. Ayo kita pulang."

***

Sudah tiga hari Donghyun tidak berpapasan dengan Sohee saat berangkat sekolah. Padahal Donghyun ingin sekali memberikan hadiah yang sudah ia siapkan. Donghyun menabung untuk membeli buah kesemek kering yang paling enak. Tidak tanggung-tanggung, Donghyun membeli buah kesemek itu 1 kg dari pamannya di pasar. Ini bukti totalitas Donghyun untuk mengejar Sohee.

Kebetulan hari ini hari minggu, Donghyun olah raga di sekitar komplek rumahnya. Kali ini Donghyun tidak akan salah memasuki gang, bisa-bisa si Jindo mengejarnya lagi. Saat tengah berlari, Donghyun melihat Sohee sedang melakukan olah raga di halaman rumahnya. Ini keberuntungan Donghyun. Sebelumnya Donghyun tidak tahu di mana rumah Sohee, dan sekarang Tuhan mengizinkan Donghyun mengetahui rumahnya.

Donghyun segera pulang ke rumahnya begitu tahu lokasi rumah Sohee. Donghyun bergegas ke kamarnya untuk menyiapkan hadiah. Ia mengambil sekantung buah kesemek di atas meja lalu menyusunnya di sebuah kotak hadiah. Hati Donghyun berdebar-debar saat membungkus hadiah itu. Ia berharap Sohee akan menyukai hadiahnya. Ia menuliskan sesuatu pada kertas kecil lalu diletakkannya beserta kesemek kering itu.

Donghyun menunggu sore hari untuk memberikan hadiahnya, sebab di siang hari banyak orang yang berlalu-lalang. Kini Donghyun tiba di depan rumah Sohee. Rumahnya tidak jauh berbeda dengan rumah lainnya, dan kebetulan tidak ada orang di luar. Pemuda manis itu mendekati pintu perlahan. Ia meletakkan kotak hadiahnya di depan pintu lalu kemudian menekan bel. Sejurus kemudian Donghyun berlari dan bersembunyi di balik tembok. Donghyun ingin memastikan bahwa hadiahnya sampai pada tangan yang tepat.

Setelah bunyi bel, semenit kemudian seseorang membukakan pintu. Itu Sohee. Ia tampil cantik meski hanya memakai kaus dan hotpants di atas lutut. Di balik tembok, Donghyun tersenyum senang.

"Siapa yang mengirimkan hadiah?" heran Sohee. Ia membuka kotak hadiah tersebut dan terkejut melihat isinya. "Mwoya? Orang macam apa yang memberikan kesemek kering banyak sekali?" ucapnya.

Perkataan Sohee cukup bisa didengar oleh Donghyun. "Orang yang sedang jatuh cinta," gumamnya membalas pertanyaan Sohee.

Sohee membaca tulisan di kertas kecil.

'Makanlah dengan gembira, Sohee-ya'

Begitu tulisan yang ada di kertas.

"Untukku? Bagaimana aku akan memakannya, melihatnya saja aku sudah tidak selera." Sohee menutup kembali kesemek kering itu. "Eomma, Appa, ada yang memberikan kesemek kering, kalian makan saja semuanya." Sohee berteriak sambil masuk ke dalam rumahnya membawa serta kesemek kering tersebut.

Di balik tembok, Donghyun merana. Ia mendengar Sohee menyuruh orang tuanya memakan kesemek itu, sedangkan Sohee sendiri enggan memakannya. Donghyun berjalan lesu. Ia berpikir, mungkinkah Sohee tidak suka kesemek kering? Mungkinkah Eunchae membohongi dirinya? Padahal Donghyun sudah susah payah menabung untuk membeli kesemek kering itu, ia rela menyisihkan uang jajannya demi hadiah itu. Tapi yang Donghyun terima hanya kepahitan.

"Aku harus bertemu Eunchae lagi besok."  

"  

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Dear You |Kim Donghyun|Where stories live. Discover now