I'm yours, baby

251K 9.7K 97
                                    

Aku memandang para tamu di acara resepsi pernikahanku dan Radith juga Ken dan Adis. Bisa bayangkan seberapa besar dan megah aca resesi kami? kami bahkan mengundang setidaknya seribu orang yang kebanyakan teman - temanku dari dunia entertainment dan juga kerabat serta rekan kerja Radith dan Adis.

Aku menatap Radith yang berdiri gagah disampingku sedang cekikikan melihat layar besar yang berada di sudut ruangan yang kini tengah menampilkan foto - foto masa kecil kami. Aku bisa mengerti kenapa dari jauh pelaminan sana Adis sudah melemparkan tatapan tajam membunuh sejak tadi.

Aku tahu benar sifat Radith selama dekat beberapa minggu terakhir. Sifat usilnya yang memang gak ketulungan membuatku juga gemas. Kali ini Radith kembali berulah dengan membeberkan foto - foto masa kecilnya dan adik kembarnya, hanya saja kebanyak pose adik kembarnya tu memang tidak dalam pose yang sebenarnya layak untuk dikonsumsi publik.

Kalau aku jadi Adis, mungkin Radith sudah berakhir di UGD rumah sakit sekarang.

Mungkin kedengaran sangat sadis, tapi percayalah, hukuman itu memang sepadan dengan tingkah usilnya. Kalau itdak begitu, mungkin dia gak akan pernah insyaf dari kejahilan - kejahilannya.

"Kamu keterlaluan!", ucapku sambil menepuk bahu Radith dan menahan tawa.

"Bukan aku doang tau! mama sama Ken juga ikut campur!"

Aku masih berusaha menahan tawaku sambil menyambut para tamu yang kembali datang bersalaman ke pelaminan kami. Mataku mencari - cari Dafeeya dan Keynan yang tampak mendapat sorot perhatian para tamu undangan, karena selain tampil memukau setelah menyanyikan lagu pengiring pengantin, mereka juga benar - benar tampak serasi.

Dan aku bisa bayangkan gimana perjuangan keras Keynan melewati pertanyaan - pertanyaan para wartawan di Red carpet tadi.

"Em.. Radith.", panggilku padanya yang langsung menoleh padaku.

Sejujurnya sedari tadi aku emang gak pernah mau berlama - lama memandang Radith karena dia terlalu tampan dan aku takut akan terhipnotis oleh pesonanya. Setidaknya aku harus memiliki mental dan kondisi tubuh yang kuat unutk ngadepin dia malam ini.

"Yes, baby?", ujarnya sambil mengecup pipiku.

"Radith! malu diliatin!", ujarku sambil pura - pura tersenyum.

"So what? you are mine, and I'm yours, baby.."

"Dan malam ini jangan harap aku bakal ngelepasin kamu..", ujarnya sambil menyeringai.

Aku tersenyum penuh kemenangan menatap Radith. "Yakin? ngeliat reaksi Adis tadi, aku gak yakin malam ini kamu masih bisa berjalan lurus sampai besik, setidaknya..", ujarku semanis mungkin.

Kulihat Radith menoleh ke arah pelaminan Adis dan ia menelan ludahnya perlahan.

"Arianda, cintaku, please, kamu harus tolongin aku... masa kamu tega sih suami kamu disiksa di malam pertama kita?", ujar Radith panik.

"Kamu takut? ya ampun Radith, kamu itu kepala rumah tangga sekarang! dan mengingat kejahilan kamu tadi aku rasa kamu emang pantas dapet itu.", ujarku acuh. "Yah paling enggak aku masih bisa tidur tenang malam ini..", ujarku samil kembali tersenyum penuh kemenangan menatap Radith.

"Arianda, please..... aku janji gak akan nyiksa kamu malam ini, oke?"

Aku tertawa pelan. "Baiklah, coba kita liat apa yang bisa aku lakuin buat ngelindungin kamu dari cakaran Adis..."

-------------------------

Dari jauh aku bisa melihat Adis yang sudah mengganti gaunnya dengan dress santai dan rambut yang masih terlihat seperti singa masai berjalan menghampiri ruang gantiku dan Radith.

Arianda MargarethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang