"Hempaskan para Penyihir!!" teriak seseorang, "Hentikan ritual tidak bermakna itu!!!" teriaknya lagi, "jangan biarkan mata kemampuan kita menghilang!!" teriak orang itu. Wanita dengan rambut kuning gelap, dengan mata berwarna putih, tampak tidak menyukai keadaan di Kerajaan itu.

"Lihatlah dia, kurasa kita bisa mendapatkan informasi darinya" ujar Antha dengan menatap wanita itu, "kamu benar, kalau begitu biar aku saja yang ke sana. Aku bisa melakukannya" tawar Lily.

"Baiklah, tetapi berhati-hatilah" ujar Bryan yang mempercayai Lily yang ramah ke setiap orang, Lily pun langsung tersenyum dan dengan segera dia berlari ke arah wanita itu, dengan adanya beberapa orang yang sepertinya mendukung wanita berambut kuning itu.

"Permisi" ujar Lily dengan menyentuh bahu wanita itu, "Ya, ada apa?" tanya wanita itu yang dengan segera merespon Lily, "apa kamu tahu dimana penginapan di sini?" tanya Lily dengan tersenyum lebar, "penginapan? Apa kamu memiliki kemampuan sihir? Jika punya maaf kami tidak bisa membantumu" ujar wanita berambut kuning gelap itu dengan menatap tajam Lily. Lily pun membuka tudungnya.

"Bukan, aku berasal dari luar Kerajaan Marvick dan aku sedang mencari penginapan yang tanpa adanya orang yang memiliki sihir" ujar Lily, "Oh, benarkah? Berarti kamu bertemu dengan orang tepat. Tetapi maaf penginapan di sini penuh dengan orang-orang yang memiliki kekuatan sihir, jadi hemm" orang itu langsung berpikir. "Bagaimana jika kamu menginap di tempatku" ujar wanita berambut kuning gelap itu, "maaf sebelumnya, tetapi aku tidak sendiri aku bersama dengan teman-temanku" ujar Lily.

"Lebih bagus lagi, kalian bisa menginap di tempatku. Karena tempatku cukup luas" ujar wanita itu dengan tersenyum, "benarkah, terima kasih banyak" ujar Lily tersenyum. Dengan segera Lily memberitahu yang lainnya dan hingga akhirnya mereka mengikuti wanita itu.

***

"Apa kamu memiliki sesuatu? Aku sangat lapar" ujar Zeffina dengan memegang perutnya itu, "tunggu" Seith mengecek sesuatu di pinggangnya, karena ada ransel yang terkait di sana.

"Ini" Seith mengeluarkan sebungkus Roti dan memberikannya kepada Zeffina, "Oh Roti" ujar Zeffina yang begitu bahagia melihat Roti itu untuk mengisi perutnya, Zeffina pun segera mengambillnya tetapi dengan cepat Seith menarik kembali Roti itu.

"Eitts" ujar Seith, "jika kamu menginginkannya beritahu aku dulu, dimana tempat Roh Kuat berada" tawar Seith, "tidak mau!" ujar Zeffina.

"Kenapa?" tanya Seith heran, "karena kamu melakukannya karena iri" jawab Zeffina.

"Tetapi kan –dan tiba-tiba saja Roti itu mendadak terdorong ke arah Zeffina dengan sendirinya, "Oh" Zeffina tampak tersenyum, berbeda dengan Seith yang tampak kaget.

"Terima kasih, aku akan memakannya dengan lahap" ujar Zeffina ke arah sampingnya, yang dilihat oleh Seith, Zeffina sedang berbicara sendiri.

"Roh anak-anak ini sangat baik ya" ujar Zeffina yang langsung memakan roti itu, "beritahu aku sekarang juga!!!" teriak marah Seith.

"Bugh!" seseorang tiba-tiba datang dari arah atas. Karena kegelapan malam, Zeffina dan Seith tidak dapat melihat orang itu. "Apa itu?" tanya Seith yang sedikit kaget.

"Hei! Apa kamu Roh? Ataukah kamu Makhluk lain?" tanya Zeffina yang langsung berdiri, begitupun dengan Seith. "Hihihihihihihihihi!" Steny memutar rekaman suara tawa kuntilanak yang membuat Zeffina seketika tertarik.

"Suara apa itu? Kenapa tampak menyeramkan?" tanya Seith sedikit ketakuan, "Wow, bagaimana bisa Kuntilanak mengungsi ke Planet Zaverius?" tanya bahagia Zeffina. "Sedang tersesat, tetapi tetap saja kamu selalu bahagia" ujar Steny yang langsung menampakkan dirinya.

"Putri Steny, ahh ternyata itu kamu. Aku kira benar-benar ada Kuntilanak di sini" ujar Zeffina, Steny pun langsung memeluk Zeffina, "Untungnya kamu selamat" ujar Steny dengan tersenyum. Melihat hal itu Seith tampak kaget melihat seorang wanita berpakaian hitam mengkilap dengan rambut Cyan yang tampak bercahaya.

"Wow, bagaimana bisa ada wanita seperti itu?" gumam Seith yang tidak dapat menyembunyikan matanya yang membesar itu. "Siapa dia?" tanya Steny melihat seorang pria berdiri di hadapannya karena Zeffina membelakangi Seith.

"Namanya Seith, aku bertemu karena saat melintasi lingkaran cahaya itu, dan aku tidak sengaja menimpanya" ujar Zeffina memberitahu Steny, "tetapi dia baik-baik saja kan?" tanya Steny.

"Tidak apa-apa aku baik-baik saja" ujar gugup Seith.

"Dan katanya, Dia itu sepupu dari Pangeran Kerajaan Marvick" ujar lagi Zeffina, "Oh, benarkah kalau begitu kebetulan, aku ingin bertemu dengannya" ujar Steny. "bertemu dengannya? Ada urusan apa?" tanya Seith yang tampak penasaran.

"Perkenalkan, aku Steny. Putri dari Kerajaan Lozency" ujar Steny memperkenalkan dirinya, "benarkah? Apakah kamu putri yang dibicarakan oleh Wanita bernama Zeffina ini?" tanya Seith tidak percaya, "Ya itu benar" jawab Steny, "tetapi kamu tidak terlihat seperti seseorang yang pemarah?" ujar Seith dengan menatap Steny.

"Zeffina" ujar Steny dengan kesal, dengan segera Zeffina langsung berlari kebelakang Seith.

***

Hallo apa kabar?

Bingung mau ngomong apa, yang pasti saya selalu Meminta maaf dan Berterima kasih kepada kalian semua... Readers terbaik tanpa Silent, Ups!

Saya Up lebih awal yang biasanya Malam Senin

Entah itu hal baik atau buruk bagi kalian, yang pasti saya selalu berterima kasih

Crystal Eyes baru mencapai 43 bagian

Yang sekiranya, perlukah di perpanjang lagi? Dengan alur yang sedikit aneh?

55? Or 60? Or 65? Or 70?

BAGIAN???

How are you Multieyes? Lucy? Bibi Jenny? Kent? Kenny? Leonard? Lezzy? Viona? Bahkan Ryzid?

Apa mungkin saya terlalu fokus kepada Steny dan yang lainnya?

Tunggu lah dan ingat kata-kata ini

"Ketika sebuah cermin menampakkan jati diri seseorang, dengan seseorang yang mencoba menyelamatkan temannya dengan cara salah. Apakah mereka akan berakhir dengan baik?"

Tunggu

GentaHued_Deune

Crystal Eyes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang