Part 43

20.5K 2.1K 108
                                    

Happy Reading

Typo dimana-mana

Tanpa pengecekan

***

"Maksudmu?" tanya Seith tidak percaya, "aku ini memiliki kemampuan melihat roh, bahkan tadi di atas aku melihat roh Phoenix yang sangat indah warnanya" ujar Zeffina sembari tersenyum, "bagaimana bisa?" tanya Seith tidak percaya.

"Tidak perlu tahu! Oh ya kamu bilang kamu membenci orang suci itu untuk menjadikan rakyat di sini memiliki kekuatan sihir, dengan menghilangkan kemampuan mata mereka. Lalu, kenapa kamu melakukan ritual?" tanya Zeffina, "sebenarnya, teman-temanku memiliki kekuatan sihir yang hebat dengan menghilangkan kemampuan mata mereka, aku iri" ujar Seith dengan menunduk.

"Kamu memiliki mata kemampuan seperti pacarku, dan apa kamu tahu pacarku begitu hebat walaupun dia sedikit ceroboh. Iri itu hanya kata yang digunakan oleh seseorang yang tidak mampu, tapi kamu harus tahu apa yang kita punya itu sejatinya milik kita, kita tidak perlu mengikuti orang lain agar tampak kuat ataupun sama dengan mereka. Kita hanya perlu menunjukkan jati diri kita, orang yang kamu katakan hebat itu belum tentu benar ataupun sempurna, jadi untuk apa mengikuti orang yang belum tentu kepastiannya. Bisa-bisa kamu tersesat" ujar Zeffina yang amat panjang.

"Tahu apa kamu!" ketus Seith, "kamu hanya pendatang, kamu tidak tahu apa-apa" ujar Seith dengan membalikkan tubuhnya. "Tunggu saat nanti kamu bertemu dengan temanku, akan aku perlihatkan siapa kami" ujar Zeffina.

***

"Zeffina berada di Hutan gaib, tempat orang-orang melakukan ritual. Bahaya jika dia bertemu dengan orang yang dapat melakukan sihir hitam level 9" ujar Steny yang dengan cepat berlari, meloncati pohon ke pohon dan berguling ke sana ke mari, membuat dirinya tampak seperti ninja yang sesungguhnya.

"Lihat, orang-orang yang melakukan ritual itu. Memang Roh itu membantu mereka dengan memberikan kekuatan sihir, tetapi mereka tidak tahu bahwa roh itu telah dikendalikan untuk mengambil mata kemampuan mereka dan juga mereka akan terbunuh secara perlahan-lahan" gumam Steny melihat sekumpulan orang yang tengah melakukan ritual, di mana ritual ini dilakukan di malam hari.

"Zeffina, sepertinya itu dia! Karena tidak mungkin ada orang yang menyalakan api di tempat seperti ini" ujar Steny melihat kepulan asap di antara pepohonan yang tinggi itu.

***

"Ini sudah malam, bagaimana kita mencari penginapan?" tanya Lily yang kebingungan, "ayo kita bertanya, mungkin saja masih ada orang yang tidak mempunyai kekuatan sihir di sini" ujar Antha. Mereka pun akhirnya menuju sebuah desa yang lumayan ramai di malam hari, desa itu di penuhi dengan orang-orang memakai jubah, walaupun tudung jubah mereka sengaja di buka. Seluruh warga di sini memiliki kulit tubuh putih pucat, bibir merah layaknya seperti vampire dan mata mereka tampak terlihat tajam dengan mata yang sedikitnya berwarna hitam.

"Seperti vampire, jika ada Zeffina pasti dia menyukainya" ujar Lily yang mengingat Zeffina, "tapi sekarang dia tidak akan menyukainya jika dia tersesat sendiri" ujar sedih Steve.

"Sudahlah, kamu tahu Zeffina itu tahu apa yang harus dia lakukan" ujar Stella, "walaupun dia menyukai hal-hal berbau horror" ujar Stella lagi.

"Aku rasa kita perlu bertanya kepada seseorang yang memiliki mata kemampuan" ujar Antha, "seperti apa?" tanya Siren, "lihatlah, jika ada seseorang memiliki mata berwarna hitam, berarti dia memiliki kekuatan sihir, dan jika kalian melihat orang dengan bola mata berkemampuan tetapi sedikit pudar berarti dia juga memiliki kekuatan sihir. Jadi carilah orang yang memiliki mata kemampuan yang tampak sempurna" ujar Antha, mereka pun hanya mengangguk.

Crystal Eyes [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें