Day 001

2 1 0
                                    

Senin, 15 Oktober 2018

Hi!

Ini first day guess mulai nulis keseharian gue yang gue yakin kalian temuin secara nggak sengaja. Gue sama sekali nggak publikasiin cerita ini ke temen-temen gue atau orang lain yang gue kenal, karena apa yang gue tulis disini bukan sesuatu yang mereka harus tahu ataupun hal yang mereka mau dengar dari gue.

Penjelasan singkat tentang 'gue'. 'Gue' mahasiswa fakultas 'beep beep' (kalian bakal tau kalau kalian baca tulisan-tulisan gue nanti) tingkat akhir di suatu universitas yang terletak di daerah ibu kota. Menulis bukan hal yang gue prioritasin dalam, karena  gue lagi dikejar sama skripshit. Oke, gua akui gue mulai cerita ini karena sedang suntuk menulis teori-teori yang mendukung hipotesa dan hasil dari penelitian gue. Dan yap lagi, penelitian buat skripsi gue udah selesai.

Gue bukan orang yang punya banyak teman di kampus, bahkan banyak yang nggak suka sama gue karena mereka pikir gue adalah orang yang susah diajak bicara. Padahal kalau sudah kenal gue, mereka akan bilang kalau gue adalah orang paling goblok yang pernah mereka kenal. Gue terjebak di antara mereka bukan karena  kemauan gue. Tapi karena orang tua gue ingin gue terjun di dunia yang berbeda dengan dunia pekerjaan mereka dan mereka juga ingin  gue berguna bagi bangsa dan negara.

***

Hari ini gue jalan dari rumah ke kampus lumayan awal, gue jalan jam 7 kurang. Biasanya gue bakal jalan sekitar jam 7 atau jam 7 lewat sedikit. Ga beda emang, tapi gue bukan orang yang suka bikin orang lain nunggu. Lebih baik gue nunggu mereka terus ngomelin mereka daripada gue diomelin mereka. Alasan lain kenapa gue ga mau telat hari ini adalah... gue bangun kepagian.

Cuma perlu waktu 10-15 menit jalan kaki buat sampai di gedung kampus gue. Gue emang tinggal di tempat yang nggak begitu jauh dari wilayah kampus, karena bokap nyokap yang emang parnoan banget secara gue tinggal di kota yang berbeda dengan mereka. Sebenernya gue di bawain mobil, tapi buat apalah itu, kampus gue cuma tinggal ngesot aja. 

Tapi ada nightmare kalau dateng ke kelas senin bagi. Hal yang paling ditakuti sama semua anak yang kuliah di gedung yang sama dengan gue. Sesuatu yang bisa merusak pagi mereka yang indah serta mood mereka yang memang sudah hancur karena harus bangun pagi. LIFT PENUH. Di dalam satu lift cuma bisa menampung sekitar 13 orang, 17 kalau yang di dalam kecil-kecil. Setiap pagi jumlah lift tang beroperasi hanya ada 2 lift, sementara yang menggunakannya adalah orang satu kampus yang jumlahnya bisa ribuan. Dan hari ini mimpi buruk itu terulang lagi. Dengan kata lain dari hal ini adalah, gue harus naik tangga ke kelas gue, dimana kelas gue sebenarnya cuma di lantai 3. But, come on! Ini hari Senin pagi. Mana ada yang mau pakai tangga kecuali kalau sudah benar-benar telat kelas, pingin buruan boker, belum bikin tugas, dan sudah janjian untuk bimbingan skripsi.

Setelah nunggu sekitae 15 menit (ga sampai sebenernya), gue masih belum dapet naik lift juga, dan adek-adek kelas gue dengan senang hati menyerobot antrian dengan alasan mereka sudah telat kelas. What the... Memang mereka aja yang sudah telat? Memang cuma mereka yang takut kena semprot dosen-dosen tercintah yang tidak ingin kita membolos? Dengerin ya.. anak-anak kuliahan tingkat awal, sebagai senior disini gue akan kasih tau kalian sesuatu. Semakin tinggi tingkat kalian di universitas, maka semakin tinggi juga intensitas kalian untuk dimaki-maki para dosen, jadi biarkan kakak-kakak tingkat kalian ini menikmati tahun terakhir mereka di dunia perkuliahan sebelum terjun ke dunia kerja yang lebih jahanam. 

Akhirnya gue naik tangga dengan senang hati dan kerelaan hati yang tinggi, karena gue nggak mau bikin adek-adek kelas gue yang masih imut dan manjah itu kecapean naik tangga. Padahal dalam hati gue maki-maki mereka dengan segenap jiwa raga. Lalu sampailah gue di kelas tercintah ini yang baru terisi beberapa bangku saja, karena memang kelas ini paling banyak hanya terima 10 mahasiswa saja. Memang nggak banyak isinya karena sudah aturan dari atas.

Setelah kelas-kelas teori itu selesai, gue cuma perlu menahan ngantuk sekitar 4 jam di dalam kelas itu, gue dapat jam kosong yang lumayan banyak sampai gue ada kelas lagi. Yang dimana itu kelas sama sekali nggak bisa dibolosin, karena yang ngajar di sana adalah seekor naga yang tidak akan pernah berhenti menyemburkan apinya. Dan kelas itu akan selesai di sore hari, menjelang matahari terbenam.

Setelah semua pnderitaan itu berkhir gue cuma bisa pulang ke rumah langsung (karena hari itu temen-temen gue sudah punya acara masing-masin) dan bersatu lagi bersama dengan sahabat terbaik gue, seonggoh kasur.

Tidak ada yang menarik dengan keseharian gue, karena seperti yang gue bilang gue nggak punya banyak teman dan gue nggak tertarik untuk punya banyak teman.

Cheers!



300 daysWhere stories live. Discover now