Epilog (End super End!)

Mulai dari awal
                                    

"Kau sudah mengatakannya sejak tadi, Al!"

"Ok sampai." Alceo membungkam protesan Megan dengan sepenggal kalimat itu. Mereka berhenti tepat di tengah lapangan yang sudah dikosongkan demi kepentingan kejutan ini.

"Aku sudah boleh buka mata?" Tanya Megan. Alceo masih menutup kedua matanya dengan tangan.

"Tetap tutup matu sampai aku izinkan. Aku akan menarik tanganku, ok?" Pinta Alceo. Ia menarik tangannya begitu Megan mengangguk setuju.

Alceo kemudian melangkah perlahan ke belakang perlahan, meninggalkan Megan berdiri di tengah sendirian sambil ia mengisyaratkan pengelola bioskop itu untuk memutar video yang telah ia persiapkan.

Alunan musik lembut nan mellow dari Katelyn Tarver mulai terdengar begitu video itu dimulai.

"Ehem... Meg, bisa kau mendengarku?" Suara Alceo terdengar dari pengeras suara yang terhubung langsung dengan layar besar itu.

Masih tanpa membuka matanya, Megan mengangguk.

"Ok sekarang kau bisa membuka matamu dan tetap memandang kedepan," ujar Alceo.

Perlahan Megan membuka matanya. Ia menyipit begitu cahaya terang dari layar itu menyilaukannya. Ia memerlukan waktu beberapa lama untuk menyesuaikan matanya yang sejak tadi terpejam gelap pada cahaya terang di depannya.

Begitu berhasil menyesuaikan matanya, ia terkejut saat melihat wajah Alceo di dalam layar besar. Ia lebih terkesima lagi melihat pemandangan didepannya yang berupa pepohonan asri, panggung kecil, lampu taman dan jutaan bintang yang berada di langit malam.

Lagu Love me again dari Katelyn Tarver masih mengalun lembut mengiringi suara Alceo yang kembali membuka suara tanpa memberi Megan kesempatan untuk terkesima lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagu Love me again dari Katelyn Tarver masih mengalun lembut mengiringi suara Alceo yang kembali membuka suara tanpa memberi Megan kesempatan untuk terkesima lebih lama.

"Megan, aku ingin mengatakan sesuatu padamu..." ujar Alceo sambil tersenyum dari dalam layar.

"Megan..." cara Alceo memanggil nama Megan, dan cara Alceo menatap Megan dari dalam layar itu sanggup membuat Megan merinding dan terharu. Bahkan sebelum Alceo mulai berbicara, Megan sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak tahu apa yang selama 24 tahun ini aku lakukan hingga aku pantas mendapatkanmu, Megan. Aku adalah seorang bajingan dulu. Dan kau... kau adalah wanita terbaik yang pernah kutemui, Meg. Berulang kali aku mencoba meyakinkan diriku bahwa i don't deserve you. You deserve someone better. Someone less jerk, seseorang yang pastinya bukan sepertiku."

Megan berdecak sambil menyeka airmatanya dengan kesal. "Apa-apaan sih!"

"Tapi berkali-kali aku mencoba, berkali-kali pula aku gagal. Aku menginginkanmu. Aku membutuhkanmu. Dan aku tidak bisa membayangkan dirimu bersama orang lain yang bukan aku," ujar Alceo sambil tertawa miris. "Sampai sekarang aku masih tidak percaya, what did i do to deserve you... kalau ada yang mengatakan kau tidak pantas untukku, maka mereka salah, Meg. Akulah yang tidak pantas untukmu. Kau melebihi segalanya di dunia ini. Hatimu yang tulus itu yang membuatku tidak percaya adanya cinta, berkali-kali jatuh kedalam cintamu."

Megan menunduk dan kembali menyeka air matanya yang terus mengalir. "Bilang mencintaiku saja apa perlu panjang lebar begini? Menyebalkan..." gerutu Megan. Ia tidak tahan menangis seorang diri. Ia terharu mendengar ketulusan dan tatapan lembut Alceo. Ia kesal karena ia tidak bisa memeluk Alceo dan mengatakan bahwa Alceo tidak seburuk itu.

"Tidak peduli seberapa keras kepalanya aku, tidak peduli seberapa besar kesalahan yang aku lakukan, tidak peduli seberapa sering aku menyakitimu, dan tidak peduli seberapa besar rasa kesalmu padaku, kau tetap menemukan jalan untuk kembali mencintaiku dan memaafkan aku. You are Incredible, Megan. And that's one of the reason why i love you." Alceo terlihat menyeka cepat ujung matanya. Hampir tidak bisa terlihat kalau Alceo nyaris menangis ketika mengatakan itu. "Aku tidak bisa memberikanmu apapun, Megan. Seluruh materi di dunia ini tidak akan sanggup menyaingi ketulusan hatimu dan kebaikanmu menerima diriku tanpa peduli akan masa laluku. Namun ada satu hal yang bisa kuberikan dan aku harap, itu cukup untukmu..."

"Hanya dirimu... dirimu saja sudah cukup...," lirih Megan.

Take my hand...
Take my whole life too...
For i can't help
Falling in love... with you...

Shannon terkejut begitu ia mendengar suara lantunan itu berasal dari belakangnya. Ia berbalik dengan mata merah dan airmata yang masih mengalir. Ia lebih terkejut melihat Alceo berdiri tegap di belakangnya sambil membawa sebuket bunga indah dan tersenyum lembut seraya bernanyi dengan akustik. Sambil menawarkan sebelah tangannya kepada Megan untuk di genggam.

Megan terkekeh ditengah isakkannya. Ini pertama kalinya ia mendengar Alceo bernyanyi, dan mungkin ia tidak akan pernah bosan.

Megan meraih jemari itu dan ia langsung masuk kedalam pelukan Alceo. Mereka saling tatap untuk beberapa saat sebelum Alceo menyodorkan bunga yang berada di dekapannya kepada Megan.

"Cinta abadi...," bisik Megan begitu melihat bunga ballon di hadapannya.

Like a river flows surely to the sea
Darling so it goes
Some things are meant to be
Take my hand, take my whole life too
For I can't help falling in love with you

Alceo mengangkat sebelah tangan Megan dan menggenggamnya erat tanpa memutuskan tatapan matanya dari Megan.

Begitu kalimat terakhir ia nyanyikan, kilatan cahaya di susul dengan bunyi debam keras dari kembang api yang sudah di persiapkan Alceo mengejutkan Megan.

Megan semakin terpukau dengan keindahan langit sejuta bintang di Santorini yang berbaur dengan keindahan kembang api itu.

"I love you, Megan. Thank you for coming into my life," gumam Alceo seraya mengecup pipi Megan yang masih mengadah menatap keindahan yang tersaji.

Megan menoleh dan tersenyum lebar. Airmatanya masih mengalir, namun Megan tahu itu adalah airmata kebahagiaan.

4 hari menikah dengan Alceo, Megan tahu kalau itu hanya awal dari kebahagiaan yang akan ia rasakan seumur hidupnya.

Megan langsung memeluk Alceo dan membisikkan kalimat balasan. "I love you too, Al."

Alceo membalas pelukan Megan tidak kalah erat. Ia sangat mencintai perempuan itu. Ia tidak ingin mengecewakan perempuan yang dengan hati lapang, mau menerima segala kekurangannya.

"I have something to tell you too, Al," bisik Megan tanpa melepas pelukannya meski Alceo sempat ingin melepasnya.

"What is it?" Tanya Alceo bingung. Apa mungkin Megan juga menyiapkan kejutan untukku?

Megan melepas pelukannya sejenak. Menatap kedua mata Alceo kemudian memutuskan untuk kembali memeluk laki-laki itu seraya berbisik, "Menstruasiku sudah selesai..."

Mata Alceo melebar dan ia langsung melepas pelukan Megan. "Kau serius? Bukankah ini baru-"

"4 hari," sambung Megan malu-malu. "Dan periodku sudah selesa-awwww apa yang kau lakukan?!" Pekik Megan terkejut ketika Alceo tiba-tiba menggendongnya secara bridal.

"Memulai apa yang tertunda 4 hari yang lalu, babe. Oh ini akan menjadi bulan madu terbaik," gumam Alceo sambil menyeringai. Ia berjalan membawa Megan meninggalkan sisa kejutan dan juga kembang api yang masih mewarnai langit.

Ia tidak peduli lagi jika setelah kembang api, masih ada makan malam romantis di bawah sinar bintang dan ditemani oleh film romantis.

Karena ada hal yang lebih penting yang harus ia kerjakan, yaitu menyiptakan Tyler-Tyler kecil yang akan lebih mewarnai hidupnya dan Megan.

***

END

Maaf ya ga puasin kmrn dan lama banget post ini.

Semoga kali ini puas yaaa 😂😂 pada sayang banget sama Alceo sih, hanya karena Alceo ngegantung gtu, pada minta dibikinin chapter sampe Alceo "puas" wkwkwkkw

Me love you guys! See you on my next story ❤️

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang