"Apa itu?" tanya Putri Violin, "Kami tidak tahu pasti, kami menemukan seorang Mermaid dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan Mermaid ini tidak kami kenali. Lihatlah dia tampak seperti pasangan dari Dewa Merman(Villaint dalam cerita Descendants Of Seventh).

"Rambutnya warna pelangi, ekornya juga dan dia mengenakan gaun air juga. Aku rasa dia adalah seorang Dewi" ujar Pangeran Vante.

"Ini Steny" ujar Antha, yang membuat semua orang menatap ke arahnya, "Steny tidak memiliki ekor Antha" ingat Lily kepada Antha. "Tidak, ini Steny. Steny dalam keadaan tidak baik dimana dia tidak dapat mengontrol kemampuan tingkat tinggi" ujar Antha yang langsung mendekati wanita yang berada di batu itu.

"Steny, sadarlah" ujar Antha dengan mengelus rambut wanita itu, "aku tahu ini kamu, aku hanya perlu kamu untuk sadar" ujar Antha dengan meratapi wajah yang sedikit asing itu, tetapi hatinya menunjukkan bahwa itu adalah Steny.

"Wushh" cahaya terang langsung menyelimuti semua orang, membuat semuanya mencoba menghindari sinar itu, tetapi setelah beberapa saat, cahaya itu memudar dan

"Huft" tubuh langsung memeluk Antha dalam keadaan tidak pasti. Ternyata Wanita itu adalah Steny, karena sekarang Steny sudah kembali ke wujud asalnya. "Steny" peluk balik Antha, semua orang yang melihatnya tampak terkejut, dengan kejadian itu.

"Aku baik-baik saja" ujar Steny tersenyum, "matamu" heran seseorang.

"Ah, aku rasa mata ini adalah mataku yang sesungguhnya" ujar Steny yang sepertinya telah mengetahuinya, mata berwarna gradasi yang seperti spektum lingkaran warna itu tampak asing.

"Apa aku cocok dengan mata ini?" tanya Steny dengan matanya yang tiba-tiba berputar dan langsung berubah menjadi warna merah menyala, persis seperti mata Antha. "Tentu saja tidak, karena kamu hanya cocok jika bersamaku" ujar Antha dengan tersenyum.

"Kebiasaan!" pukul Steny kepada Antha dan langsung beranjak pergi meninggalkan semua orang, "kamu ini, jangan pernah mengumbar kemesraan di hadapan orang lain" peringatan Zeffina, dan Antha hanya bisa tersenyum malu.

"Terima kasih untuk informasinya senior, nanti aku akan berkunjung ke dimensi lain tempat kamu dan keluargamu berada" ucap Steny sendiri sembari tersenyum. "Bahkan di sini kamu telah di anggap seperti Dewa" ujar Steny lagi.

"Dan selanjutnya adalah Kerajaan Marvick, Kerajaan ini aku yakin masih banyak kehidupan, hanya saja sumber kekuatan gaib dalam Kerajaan itu agak memudar" ujar Steny dengan membayangkan sebuah Istana yang berada di dalam kabut, Kerajaan yang terlihat seperti Kerajaan Misterius dengan warna ungunya, bahkan di Kerajaan ini terdapat Naga.

Steny berada di ruangan Suci Istana Vurnish bersama dengan Putri Violin mereka saling berbincang mengenai Sistem Pemerintahan Kerajaan sebagai seorang pewaris.

"Aku tahu kamu memiliki hal terbaik di sini, jangan khawatir" ujar Steny dengan tersenyum ramah, "terima kasih, kamu juga. Kamu adalah seorang Putri yang luar biasa" ujar Putri Violin, "kapan-kapan kamu bisa surat menyurat bersama Putri Aura" ujar Steny, "Putri Aura?" tanya Putri Violin.

"Ya, Putri Kerajaan Glace" ujar Steny. "Ternyata Kerajaan Glace telah kembali, kalau begitu aku akan mencobanya. Mungkin kami akan membicarakanmu" ujar Putri Violin.

"Bagaimana bisa seorang Putri melakukan itu" kesal Steny, "tidak, mungkin aku ingin membicarakan masalah Sistem pemerintahan" ujar Putri Violin, "baguslah, dan oh ya aku meminta izin mu untuk membawa tongkat Kristal biru" ucap Steny yang baru teringat.

"Aku pikir kamu tidak perlu meminta izin kepadamu, aku rasa kamu adalah orang yang pantas untuk melakukannya. Terlebih perjalanan selama ini tidak kamu lalui dengan mudah, kamu harus semangat untuk mengembalikan Kristal Kerajaan" ujar Putri Violin.

"Pengetahuanmu bagus juga" goda Steny, "tentu saja, aku ini seorang kutu buku kristal" ujar Putri Violin dengan tertawa. "Aku akan kembali melanjutkan perjalanan, kamu baik-baik di sini. Aku akan segera menghentika Ryzid, kamu tenang saja" ujar Steny.

"Terima kasih untuk semuanya, aku tidak tahu harus seperti apa. Memberikan mu hadiah se mewah apapun, tidak akan bisa membalas kebaikanmu" ujar Putri Violin dengan tatapan sayu.

"Kamu bisa membalasnya, dengan cara jadilah seorang Putri yang dapat menjaga rakyatnya" ujar Steny, "baiklah, akan aku lakukan" ujara Putri Violin. "Selamat tinggal!" ujar Steny dengan melambaikan tangannya, tidak lama Steny langsung menghilang di hadapan Putri Violin.

"Ayo kita pergi!" ujar Steny, menatap teman-temannya yang sedang bersiap-siap dengan sebuah seragam baru dari Steny, "aku terlihat cantik kan?" tanya Stella kepada Siren.

"Tentu saja, tidak ada yang dapat mengalahkan kecantikanmu" ujar Siren tersenyum bangga, "bagaimana dengan Cinta pertamamu?" tanya Stella dengan menatap Steny, di saat itu pun Siren hanya bisa tersenyum, "ayo jawab!" teriak Stella.

"Cinta pertamaku memang cantik, tapi kamu tidak kalah cantik kok" ujar Siren. "hemeh" Antha langsung meresponnya. Sedangkan yang lainnya hanya tersenyum mendengar hal itu dari Siren. Sedangkan Steny sudah berjalan di depan, mereka semua mengenakan sebuah seragam berwarna hitam putih yang di padukan dengan warna Cyan di beberapa bagian. Yang terlihat seperti para mata-mata, terlebih seragam yang para wanita kenakan tidak ada bagian rok. Dengan mengenakan sepatu boot serta peralatan super canggih yang ada di ikat pinggang mereka, menjadikan mereka tampak keren.

Mohon maaf ya, jika cerita saya selama ini begitu buruk. Karena saya merasa seperti itu, terlebih penulisan saya begitu kacau... Maaf.

Dan saya berterima kasih untuk yang sudah menanyakan "kapan up kak?" entah di situlah saya merasa ada seseorang yang menunggu saya, walaupun saya merasa tidak pernah memberikan yang terbaik. Sekali lagi Terima Kasih.

Deune GentaHued

Crystal Eyes [END]Where stories live. Discover now