Bab 5: Ayo Tinggal Bersama (V)

176 18 0
                                    

tn: Miss me? No? Oke. :v :D anyway, what a life.

Terjemahan ini tidak 100% akurat :-) Ada beberapa kata dan tanda baca yang diubah untuk lebih mudah dimengerti tanpa mengubah inti dari cerita itu sendiri. Kalo masih nggak bisa dimengerti, forgive me. ;-)


Malam itu Xia Zhi tidak tidur dengan nyenyak. Ia berpikir dan merenung, pikirannya berkelana kesana kemari. Meskipun begitu, tak peduli sekeras apa pun ia berpikir, Xia Zhi merasa seolah-olah dia telah melewatkan sesuatu.

Apakah kata-kata Ye Qia menyiratkan bahwa ia memiliki inferiority complex?

Bahkan setelah mendengar penjelasan semacam itu, Xia Zhi tidak merasa posisi Ye Qia telah diturunkan. Bagaimana pun juga, tak peduli serendah apa Ye Qia di masa lalu, Ye Qia yang sekarang pasti mampu menghasilkan uang yang tidak sedikit. Meskipun Xia Zhi tidak mengetahui dengan pasti angka sebenarnya, setidaknya Ye Qia bisa memilih kapan harus bekerja dan kapan harus libur, dan tak perlu menjual tubuhnya lagi. Tentu saja, hal semacam ini tidak dibicarakan secara terbuka, tapi setelah berpikir secara mendalam mengenai hal ini, mengingat bahwa hal tersebut tidak menyakiti siapapun, Xia Zhi tidak mempermasalahkannya. Ini adalah jaman dimana prostitusi lebih dihargai ketimbang kemiskinan. Sejujurnya Xia ZHi tidak memandang Ye Qia sebagai seseorang yang lebih rendah dari dirinya sendiri, yang mana cuma seorang karyawan junior dengan gaji tetap, yang bahkan nyaris tidak mampu membeli satu meter tanah[1] setelah setahun.

(tn: sebenarnya ini house, cuma kok rasanya nggak enak kalo ditranslate 'rumah')

Namun, apa arti dari kata-kata yang sangat merendahkan itu? Okelah, memang tidak begitu jelas apakah Ye Qia bermuram, tapi semakin Xia Zhi memikirkannya, semakin Xia Zhi merasa bahwa Ye Qia tampak seperti wanita yang kesepian dan getir.

Keesokan harinya, sepasang lingkaran hitam tampak di bawah mata Xia Zhi. Dia sedang duduk di toilet sambil memegang sikat gigi saat Xia Zi dengan tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada Ye Qia, yang saat itu sedang menghadap cermin sambil menggosok gigi. "Apa kau setuju bersamaku karna menurutmu aku tampak seperti orang biasa?"

Ye Qia meludahkan busa dan menggumamkan jawaban. "Mungkin."

Pada saat itu Xia ZHi merasa tersentuh. dia melemparkan kata-kata yang berada dalam batas toleransinya. "Mulai sekarang kau boleh melayani klienmu di rumah satunya."

Bola mata Ye Qia mengayun, Xia Zhi buru-buru mengoreksi diri sendiri. "Maksudku adalah, kau boleh menerima klien di rumah satunya!" Xia Zhi berhenti, lalu menambahkan dengan ragu-ragu "Terus, kalau ada klien yang mencarimu, dan kebetulan kau sedang tidak ada, bagaimana?"

Ye Qia berkumur dan dengan tenang berkata "Well, kalau begitu aku akan menghabiskan lebih banyak waktu di sana."

"..."

Setelahnya, meskipun harus menghabiskan waktu di "studio" selama satu atau dua hari dalam seminggu, Ye Qia lebih sering tinggal di rumah atau saat sedang libur. Meskipun, siapa yang tahu apa yang harus Ye Qia lakukan untuk mencapai hal itu. Xia Zhi menebak, semua itu karna Ye Qia berada di tempat yang sama seperti Tuhan dimata para kliennya, Tuhan yang hanya muncul disaat-saat kritis memang sudah bisa ditebak, kan?

Berbeda dengan hal sepele semacam itu, Xia Zhi punya sesuatu yang baru untuk dikhawatirkan.

"Menurutmu aku juga akan jadi M suatu saat nanti?" Xia Zhi sedang duduk di tempat tidur dengan ekspresi khawatir, mengulang pertanyaan tersebut untuk kesekian kalinya. "Aku bukan orang yang berkemauan keras."

Ye Qia sedang beristirahat di sisi lain tempat tidur, dengan mata terpaku pada e-book. "Tidak akan," jawabnya dengan tenang.

"Kenapa tidak?"

Everyday Life of a Dom Boyfriend  (BL Indo Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang