13. Love Or Obsession

2.4K 144 21
                                    

"Kenapa?!"

Pertanyaan bernada bentakan itu perlahan mengejutkan pria yang tengah berdiri diam dalam ruang kerja presdir Hyundai tersebut. Sedikit kikuk, Boby berdehem kemudian menggeleng ragu.

Keynal mendengus, menatap sebal Boby yang sejak tadi menumpukan perhatian kepadanya. Seolah mengejek kegiatannya saat ini.

"Cari lagi yang seperti ini" perintahnya halus namun otoriter di telinga Boby. Dalam hati sekretaris merangkap asisten pribadi itu geli sendiri. Keynal terlihat beda kali ini.

"Tak usah menertawakanku. Kau belum menikah. Tak tahu apapun tentang hal ini. Kelak, kau akan lebih memalukan dariku dengan tak mau jauh dari istrimu barang sedetikpun" jengah, Keynal mengatakannya. Seolah berusaha keras mempertahankan wibawanya di hadapan Boby.

Tadi selama rapat Keynal telah menugaskan sebuah misi khusus. Memerintahkan Boby untuk mencari buku-buku tentang kehamilan. Referensi Keynal dalam mengatasi kehamilan istrinya saat ini.

Dan sialnya, kini hal itu jadi ejekan tak kasat mata untuk Boby. Lelaki itu memang diam, tapi pandangan matanya yang terarah jelas membuktikan betapa gelinya dia melihat kekonyolan Keynal. Tapi, oh ayolah itu manusiawi bukan? Adalah hal yang wajar bila Keynal jadi cemas dan kelewat berlebihan begini. Pasalnya dia tak tahu apapun mengenai kehamilan dan bagaimana mengerti wanita. Keynal terlalu takut akan setiap tindakan yang bisa dia lakukan. Selama ini hidupnya dilapisi kekelaman tak bertepi. Dia pribadi keras dengan sejuta intimidasi yang menguar dari auranya. Semua orang tahu sisi gelap yang dimilikinya. Dia berbisa, begitu menurut para rekan dan saingannya.

Tapi kini, semua jadi lenyap seketika. Kehamilan Veranda telah membalikkan segalanya. Kekelaman yang melingkupi diri Keynal nyaris memudar. Keynal berubah menjadi pribadi hangat dengan segala ke protektifan tak berdasar. Keynal jadi aneh karena kebingungan sendiri. Ini pertamakalinya dia terkait dengan wanita hamil. Dan wanita hamil itu adalah Veranda, istrinya yang sekarang mengandung buah cintanya.

Oh, kepala Keynal rasanya mau pecah!

Jauh lebih mudah mengurus berjuta pekerjaan di kantor dibanding memahami setiap kalimat yang ada didalam buku-buku kehamilan itu. Keynal bukannya tak paham. Dia tidak bodoh. Hanya saja dia bingung bagaimana mengaplikasikannya. Dia terlalu larut dalam jiwa yang kaku selama ini. Demi Tuhan, dia bahkan tak bisa menggombal dengan benar!

"Istriku?"

Boby tersentak sebentar, tak menyangka Keynal akan kembali memperhatikannya ketika dalam penglihatan dia tampak hanyut dalam bacaannya.

"Nyonya baik-baik saja, tuan"

"Jangan pernah membiarkannya keluar dari kamar, mengerti? Pastikan dia makan dengan baik"

"Iya"

"Jangan lupa buku-bukunya"

"Iya. Tapi tuan...." Boby terlihat ragu sesaat. "Maaf jika saya lancang. Tidakkah terlalu berlebihan jika membeli buku lagi? Bukankah sekarang jaman telah maju? Anda bisa mendapatkan semua informasi dari ujung jari anda melalui internet"

"Aku tak terlalu suka membuka internet. Informasinya terkadang tak lengkap dan tak sesuai dengan apa yang kuharapkan. Aku mencari apa, yang kutemukan apa. Belum lagi informasi yang ada di internet biasanya terlalu dibuat-buat, berlebihan. Makanya aku menyuruhmu membeli buku. Tapi, kenapa kau protes pula? Kau tak mau?"

"Bukan begitu..." mendadak Boby jadi panik sendiri. Takut Keynal berpikiran macam-macam.

Keynal tersenyum diam-diam. Senang telah membuat panik bawahannya tersebut. Lumayan, ada sedikit hiburan.

"Sebaiknya kau kembali keruanganmu saja. Aku mau konsentrasi" putusnya.

Boby mengangguk paham, lalu membungkuk sedikit pada Keynal sebelum keluar dari ruangan sang presdir.

Love Or Obsession 🔞Where stories live. Discover now