Chapter 4

4.6K 351 7
                                    

"Kagura-Sensei, ini laporan terbaru tentang perkembangan Aki-kun. Soal kepalanya, karena teriakan dan depresinya kemarin ada pembengkakan di beberapa syaraf otaknya, aku takut kita akan melakukan operasi lagi... eh... Sensei?" Reishi yang sudah bicara panjang lebar menyadari kalau Haru menatapnya tapi pikirannya tidak di sana. Dan wajahnya merona.

"Sensei? Kamu baik-baik saja?" Tanya Reishi mendekati Haru dan menepuk bahu Haru.

Haru kaget dan mengerjapkan matanya beberapa kali. "A.. ada apa Sensei?" Tanya Haru bingung.

Reishi ingin tertawa karena belum pernah melihat Haru seperti itu. Tapi dia menahannya dan menyodorkan laporan yang dia pegang pada Haru.

"Ini laporan terbaru keadaan Aki-kun, Sensei." Kata Reishi tersenyum.

Haru menatap laporan itu, menerimanya dan menoleh pada Reishi. "Tadi... dia menciumku... kenapa?"

Reishi menutup mulutnya atau dia akan tertawa terbahak-bahak karena ekpresi Haru yang polos dengan wajah merona itu benar-benar lucu.

"Jadi Sensei dicium Aki-kun?"

Haru mengangguk. "Dan aku tidak pernah merasa seperti ini, maksudku... aku sudah pernah berciuman dengan wanita. Tapi tidak begini rasanya. Jantungku rasanya aneh, begitu juga tubuhku. Setiap mengingat ciuman singkat itu darahku berdesir dan aku ingin lebih dari itu... astaga... apakah aku juga tertarik pada lelaki??"

Reishi duduk di depan Haru sambil tersenyum menopang dagunya. "Coba tebak?"

Haru menatap Reishi dan melirik cincin di jarinya. "Kamu sudah menikah kan?"

Reishi mengangguk. "Lelaki pirang dan bermata biru yang sering datang kesini adalah pasanganku. Kira-kira hampir 5 tahun kami bersama dan sudah 4 tahun menikah, aku mengerti perasaanmu Sensei karena aku dulu juga straight, tapi Louis berhasil menaklukan hatiku. Sensei, kamu berjanji akan melindunginya kan? Jangan jadikan dia adikmu, kalau Aki-kun menciummu berarti dia menyukaimu. Kamu ingin membalas perasaannya kan?"

Haru merasakan hatinya hangat dan mengangguk pelan. "Aku belum  mengerti karena ini pertama kalinya aku memiliki perasaan pada laki-laki. Tapi aku akan mencobanya."

"Nice! Kalau Sensei ragu, aku akan mengadopsi Aki-kun-,"

"Tidak, dia milikku." Haru menutup mulutnya cepat.

"Hehehe, aku tau. Jadi jangan mengulur waktu. Sekarang baca laporannya yah? Aku akan memeriksa Aki-kun dulu." Reishi berdiri sambil tersenyum dan membungkuk sedikit. Kemudian pergi keluar ruangan.

"Cinta... kah?" Tanya Haru pelan dan mencoba membaca laporan walau pikirannya terus melayang pada Aki.

###

Haru mengintip dari sela pintu ruangan Aki. Aki sedang duduk di tempat tidurnya dan Reishi memasang perban di kepala Aki. Aki menepuk pelan lengan Reishi saat Reishi selesai mengganti perban. Reishi tersenyum sambil mengusap kepala Aki. Aki juga tersenyum dan menulis di bukunya.

"Sensei sedang apa?" Suara Keita mengejutkan Haru yang masih mengintip sehingga dia terlompat sambil melotot pada Keita.

"Maaf aku mengagetkan Sensei." Kata Keita menahan tawa.

"Tidak apa... kenapa kamu ke sini?"

"Aku mau menemui Rei sebentar, Sensei tidak masuk?"

"Iya, aku akan masuk. Ayo." Haru mencoba tenang walau wajahnya merona. Keita jarang sekali melihat ekspresi seperti itu dari dokter kaku dan dingin ini.

Aki menoleh ke pintu dan tertawa ceria saat melihat Haru memasuki ruangan. Dan saat itu Haru juga tidak bisa menahan senyumnya karena senyuman yang dia rindukan dia dapati di pagi yang cerah itu.

The Time I Have For You (Yaoi) [Completed]Where stories live. Discover now