Senja dan kesakitan

1.5K 40 1
                                    

Seperti menatap jingga disenja sore itu, entah mengapa aku merasakan keluh yang membuatku hampir sulit bernafas. Apa karena ini merupakan sebuah perpisahan? Ahh aku bahkan takut menyebutnya begitu. Ada yang berbeda dari senyummu, ia seolah mengatakan bahwa inilah saatnya kita berdua untuk saling merelakan. Menatap matamu dalam-dalam sedang fikiranku sibuk menghitung semoga-semoga yang berjatuhan meminta agar waktu terhenti sejenak. Aku tahu semua percuma saat Detik dimana kau berbalik meninggalkanku, serpihan-serpihan kenangan saat kita bersama seolah terputar kembali seperti sebuah film klasik hitam putih. Aku tidak pernah tahu sebuah kenangan manis bisa begitu menyakitkan saat ku sadar tidak akan ada lagi kamu yang menemaniku melalui detik-detik selanjutnya dihidupku. Pandanganku mengabur, lalu ku rasakan bulir bening itu berlarian dipipiku hingga mati dibibirku. Apa yang terjadi padaku? Bahkan gravitasi seolah-olah menahanku untuk mengejarmu. Ku maki-maki waktu, ku maki-maki keadaan, Mereka seperti berkomplot untuk menyekapku disini.

Aku dan sebuah perpisahanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ