#2

37 9 0
                                    

Kau: Hai, sudah lama menunggu?

Aku: Tidak juga.

Kau: Jadi, apa yang ingin kau katakan?

Aku: Mari kita sudahi hubungan ini.

Kau: Apa maksud mu?

Aku: Kau tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti apa maksud ku. Semua rencana mu, aku sudah mengetahuinya.

Kau: Rencana apa? Aku tidak mengerti

Aku: Mengakulah, atau ku bongkar semuanya sekarang.

Kau: Baiklah, aku mengaku salah. Tapi, itu tidak seperti yang kau pikirkan. Aku hanya menjadikan dia -mantan ku, sebagai pelampiasan.

Aku: Bullshit! Bahkan ucapan mu terbalik brengsek! Disini aku yang kau jadikan pelampiasan, karena dia -mantan mu, tidak dapat selalu bersama mu untuk menemani mu!

Kau: . . .

Aku: Diam mu, berarti menunjukan kalau yang semua ku katakan adalah kenyataan!

Kau: Itu tidak benar. Aku benar benar tulus pada mu. Aku benar benar mencintai mu.

Aku: Asal kau tau, aku lebih pilih mati terbunuh daripada hati ku harus mati sia sia karena disandingakan dengan seorang pendusta seperti mu!

.
.
.

"Hanya tersisa aku. Yang selalu bersama mu. Yang selalu ada untuk mu. Dan yang selalu mencintai mu. Tapi ternyata, aku hanya kau jadikan tempat singgah untuk mu."

FEELSWhere stories live. Discover now