4. Apa Ini Kencan?

114 9 0
                                    

25 Juli 2015....

Sore itu aku tengah bersantai sambil menonton ketika kudengar bel rumahku berbunyi. Aku menghela nafas sebelum berjalan ke pintu untuk membukanya.

"Sebentar!" teriakku saat lagi-lagi bel berbunyi. Aku mempercepat langkah dan membuka pintu.

"DORR!"

Aku hampir terjungkal ke belakang saat orang dibalik pintu itu mengagetkanku. Untungnya aku masih berpegangan pada pintu tadi. "Abdee! Ngeselin banget sih lo!"

Abdee masih betah dengan tertawanya ketika melihat aku mengomel. Tubuhnya bahkan sampai membungkuk karena tawanya tidak juga berhenti.

"Ketawa aja terus!" ucapku sebelum masuk ke rumah. Tak berapa lama aku mendengar Abdee ikut masuk.

"Lo sendirian?" tanya Abdee. Ia ikut duduk di sebelahku.

"Nggak. Berdua,"

"Sama siapa?"

"Ya sama lo lah!"

Abdee menarik pelan rambutku. Sepertinya dia kesal dengan jawaban yang aku berikan. "Gue serius!"

Aku terkekeh. "Gue juga serius. Gue berdua, sama adek gue." aku tertawa ketika mendengarnya berdecih.

"Mana adek lo?"

"Dikamarnya. Main PS dia," aku mengambil bantal sofa untuk kuletakkan di paha, lalu kembali berbicara. "Mentang-mentang hari libur, kerjaanya main PS mulu!"

"Sama dong kayak lo. Mentang-mentang libur, malah belum mandi."

Aku mencubit lengannya. Merasa malu ketika dia mengatakannya sejelas itu. "Nyebelin lo!"

"Mandi sana. Abis itu ikut gue, yuk."

"Kemana?"

"Ada pasar malem di lapangan deket rumah gue. Jadi gue mau ngajak lo kesana."

"Lo ngajak gue kencan nih?" godaku sambil menaik-turunkan alis.

Abdee menyapukan telapak tangannya ke wajahku tanpa rasa bersalah. "Kencan-kencan! Mandi sana." omelnya.

Aku mencibir sebelum bergegas pergi dari sana. Tapi saat aku hendak menaiki tangga, aku mendengar Abdee berbicara. Suaranya tidak terlalu jelas, untuk itulah aku menghentikan langkah. Aku membalikkan tubuh, menemukan Abdee yang kini menatapku. "Lo ngomong apa?"

"Gue cuma ngomong, kalo mandi yang bersih. Jangan mandi bebek."

Sialan dia! Emang dia pikir aku mandi tidak memakai sabun apa. Untungnya jarak antara aku dan Abdee sudah sedikit jauh, jika saja jaraknya masih dekat, bisa aku pastikan dia akan berteriak kesakitan karena aku menarik rambutnya.

Setelah membiarkan Abdee terkekeh, aku melanjutkan langkahku menuju kamar.

Secepat mungkin aku mandi dan bersiap, karena aku sudah tidak sabar untuk pergi berdua bersama Abdee.

Aku berdiri di depan lemari, memilih baju mana yang akan aku pakai. Butuh beberapa menit untuk memilih baju, hingga akhirnya pilihan jatuh pada jumpsuit berwarna abu-abu.

Setelah memakai jumpsuit tadi, aku beralih berdiri di depan cermin. Mematut penampilanku disana. Sudut bibirku tersenyum. Aku pun lanjut untuk merias wajahku. Sebenarnya aku tidak yakin ini dikatakan merias atau bukan, karena aku hanya memakai bedak bayi dan juga sedikit liptint.

Lalu untuk rambut, aku memilih untuk mengurainya saja. Dengan tambahan pita kecil di sisi kiri.

Dan langkah terakhir, aku menyemprotkan parfum bayi ke pergelangan tanganku. Baru setelah itu aku keluar sambil membawa tas kecil di bahu kiri.

My Bestfriend, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang