19 - Putus

6.4K 1K 180
                                    

Yiyang mengepal tangannya erat, emosinya memuncak dan tidak bisa dikontrol. Padahal ini hanya permasalahan soal laki-laki.

"Alay lo" Nancy angkat bicara, dia agak sedikit kesal melihat perilaku Yiyang seperti ini.

"Gue masih mau diem, keliatannya dia udah gak begitu ganggu gua sama Jeno.. Lah sekarang, dia sama Mark? Lah asu jadi cewe genit amat" Yiyang ngusak wajahnya kasar.

"Menang lo kali, cantikkan lo.." Nancy belain Yiyang.

"Percuma gua cantik, kalo Jeno sama Mark doyannya cewe modelan kek si (y/n) itu.."

"Lah kenapa gak lo hancurin aja dia?"

"Lo tau sendiri gimana sadisnya gua kan? Inget Siyeon?"

Nancy langsung meneguk salivanya kasar, dia ingat persis kejadian waktu itu, sebab Nancy memang menemani Yiyang. Tapi Nancy gak nyangka waktu itu kalau Yiyang bakal berlaku lebih sadis dibanding rencana yang sudah dibuat.

"Gue gak mau kejadian kaya gitu keulang," Yiyang mempertegas ucapannya.

"Tapi kalau gue sampai diputusin Jeno, gue beneran gak bakal diem aja.. Gue bakal lakuin rencana yang udah sempet gua buat waktu itu" Yiyang tersenyum tipis ke arah Nancy, lalu ia meninggalkan Nancy sendirian dikamarnya.



💌



Setelah pertengkaran yang terjadi antara Mark dan Jeno kemarin, mereka sama-sama berusaha seolah tidak ada yang terjadi. Bahkan pagi ini, mereka terlihat sarapan bersama.

"Bun, aku agak telat ya pulangnya" izin Jeno pada ibunya.

"Mark juga tan," Mark mengikuti.

Ibunya Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah sarapan, mereka berangkat ke sekolah dengan membawa motor masing-masing.

◆◆◆

"Eh hari ini, pulang bareng mau?" tawar Jeno padamu.

"Kak Yiyang?"

"Hm.." Jeno tampak berpikir.

"Emang aku gak ada hak juga buat pulang bareng kamu?" lanjutnya.

Baru saja kamu akan berbicara, tiba-tiba Mark datang dan merangkul pundak kamu.

"Hargain perasaan cewe, bukan soal perasaan Yiyang juga tapi perasaan (y/n) juga Jen.. Cewe mah butuh kepastian" Mark mengetuk dahi Jeno lalu mendorongnya pelan, setelah itu dia membawa kamu pergi.

Jeno menatap Mark benci, ah kenapa Mark selalu muncul dan menggangu obrolan kamu dan Jeno?

Kamu berpasrah dibawa oleh Mark keliling-keliling sekolah. Sesekali kalian bercanda dan tertawa, membicarakan hal lucu yang kalian lihat.

"Gue mau ngomong serius.." tiba-tiba Mark menghentikan langkahnya dan menatap kamu lembut.

Kamu menatapnya balik, "Kenapa?"

"Siap punya pengganti Jeno?"

Kamu menunduk, bohong jika dibilang kamu sudah tidak punya perasaan pada Jeno.

"Lo, sebaper itu sama Jeno? Apa, gue gak berarti sama sekali buat lo?" Mark menarik dagu kamu agar kamu menatapnya.

"A-aku gak tau" rasanya kamu ingin menangis sekarang, kamu sangat bimbang dan bingung.

"Gapapa, jangan dibawa beban" Mark mengusak rambut kamu.

"Maaf gue nanya terus," lanjutnya seraya tersenyum.



💌



[Kak Yiyang♡ :
Nanti kalau udah bubaran ke kelas ya, tungguin!]

[Jeno :
Iya]

Setelah membalas pesan Yiyang, Jeno hanya menatap kosong layar ponselnya. Dia sudah bertekad kuat jika hari ini ia akan memutuskan hubungannya dengan Yiyang.

Semoga lancar..

Itu harapannya.

Tak terasa, tiba-tiba waktu pulang sudah datang begitu saja. Jeno memegang dadanya, jantungnya berdebar sangat cepat sekarang.

Ia menggendong tasnya, lalu berjalan perlahan keluar kelas, melewati lorong, hingga ia sampai tepat di depan kelas pacarnya yang akan segera menjadi mantan itu.

"Huft, fighting jen, pasti kak Yiyang mau ngerti kok.." gumam Jeno pelan.

Ia bersandar pada dinding, menunggu kelas Yiyang bubaran.

Setelah sekitar 5 menit menunggu, akhirnya guru yang berada di dalam kelas Yiyang itu keluar. Jeno tersenyum pada guru tersebut, lalu guru tersebut pergi. Yiyang keluar dengan senyum khasnya menyapa Jeno.

"Hai, yuk pulang" ucap Yiyang sangat manis.

"Ke lapang dulu sebentar boleh? Mau ngomong serius" Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu, sebenarnya ia hanya gugup.

"Oh, boleh ayo"

Mereka berjalan berdampingan menuju lapangan, begitu sampai di sana, mereka duduk pada sebuah bangku yang berada tepat di sisi lapang. Kebetulan hari ini lapangan kosong.

"Kak.." panggil Jeno.

"Kenapa?" Yiyang melihat ke arah Jeno, tapi Jeno malah menunduk seraya memainkan kedua tangannya.

"Kita akhirin aja ya.." Jeno melihat ke arah Yiyang lalu tersenyum tipis.

"Gak ada gunanya juga kita pacaran lagi.." lanjutnya.

"M-maksudnya?" tanya Yiyang pura-pura tidak mengerti.

"Kakak liat sendiri, Mark jadi benci sama kakak karena kakak pacaran sama aku. Buat apa kita lanjutin? Aku disini juga dirugiin kak, orang yang aku suka mulai luluh sama Mark" jelas Jeno, matanya mulai terasa berair, oh sial!

"Terus kenapa?" Yiyang beranjak dari duduknya.

"Yang gue suka dari dulu juga elo Jen, bukan Mark.. Lo pikir gua pacaran sama Mark karena suka? Engga! Gue pengen bisa deket sama lo makanya gue mau sama Mark" Yiyang mengusak matanya yang mulai dibanjiri air.

"Kenapa lo gak peka? GUE SUKANYA ELO LEE JENO! BUKAN MARK!" Yiyang menatap Jeno yang masih terduduk.




























"Kamu, masih mau jadi pacar aku, atau mau lari ke pelukan Jeno sekarang?" tawar Mark padamu.
























































































Tbc.

Mending dijawab itu pertanyaan Mark nya hwhw, meski aku udah nentuin alurnya hahaha😂😂

Gila ini rumit banget edan ya otak aing:3

Baper x Lee Jeno✔Where stories live. Discover now