Karmanelo DELAPAN

51.2K 3.1K 111
                                    

K a r m a n e l o | DELAPAN

 ARJUNA memutar bola di ujung jari telunjuknya sambil mengamati Bintang yang tengah mengobrol di teras kelas bersama teman-temannya. Ia tersenyum, lalu dengan sengaja Arjuna melempar bola itu ke sana. Tepat sasaran, bola itu menggelinding dan berhenti di ujung kaki Bintang.

"Udah, biarin aja dia ambil sendiri!" kata Vinka.

Bintang melihat Arjuna yang senyum-senyum di tengah lapangan. Seperti yang sering ia dengar dari Vinka, Arjuna itu paling suka tebar pesona. Caranya, ya itu, senyum-senyum nggak jelas. Memang sih, Arjuna itu cakep. Tapi, nggak genit juga kali.

Dan lagi, ini sudah hari ketiga mereka sebangku, Arjuna selalu saja mencari-cari alasan untuk menyentuhnya. Misal, kayak bilangin di rambut Bintang ada sesuatu, atau saat ia berpapasan dengan Bintang, cowok itu sengaja menabrak bahu Bintang.

Alhasil, Bintang menjadi gerah sendiri. Apa kayak gitu cara Arjuna membuatnya jatuh cinta? Yang ada, Bintang merasa kalau Arjuna itu genit dan otak mesum. Hiii.

"Bintang, bolanya, dong?!" seru Arjuna.

"Di antara kita, kenapa juga dia harus nyuruh lo, Bintang?" tanya Vinka, rada curiga.

"Ya iyalah, Vinka, mereka kan temen sebangku. Wajarlah, Juna cuma inget Bintang doang," kata Mila, teman sebangku Vinka.

"Tapi--"

"Bintang, lo jadi wasit. Gantiin Yogi!" Tiba-tiba Arjuna sudah berdiri di hadapan mereka sambil bertolak pinggang.

"Kenapa harus gue?" tanya Bintang bete.

"Karena lo juga wasit di tim futsal cewek."

"Males, ah. Yang lain aja, gih!"

"Lama." Arjuna menarik tangan Bintang lalu menyeretnya ke tengah lapangan.

"Nggak usah tarik-tarik juga kaliii," ucap Bintang sambil menarik-narik tangannya dari cengkraman tangan Arjuna.

"Ops, sori!" Arjuna mengangkat kedua tangannya.

"Kenapa harus gue, sih? Kan, yang lain bisa...," kata Bintang. Ia mengikat rambutnya menjadi satu. Melihatnya, Arjuna mendecak lalu mengangkat kedua tangannya untuk melepas ikatan tersebut. Lembut dan wangi rambut Bintang membuat Arjuna senyum-senyum sendiri, ia juga merapikan rambut Bintang dengan cara mengusap kepalanya tanpa peduli dengan Bintang yang melongo. Berani sekali Arjuna membelai-belainya di depan orang rame?

"Gini lebih ... manis," kata Arjuna. Kata-kata itu meluncur begitu saja. Tulus dari hati.

Dug. Bintang menendang lutut Arjuna hingga cowok itu mundur beberapa langkah karena kesakitan. "Jangan macam-macam, ya!" katanya galak.

"Hehehe." Arjuna cengengesan sambil mengacungkan dua jari.

Sementara itu, di kelasnya, Jevilo melihat adegan itu dengan rahang mengeras. Arjuna benar-benar ingin merebut Bintang darinya. Jevilo bukan tidak tahu kalau Arjuna sering mengajak Bintang mengobrol di kelas meskipun pacarnya itu kerap kali menolak. Jevilo tahu semuanya dari Vinka. Dari cewek cablak itu pula dia tahu kalau Arjuna sering banget merhatiin Bintang diam-diam.

"Apaan, sih!" Jevilo mendecak. "Bebek juga, ngapain sih masih mau dekat-dekat Arjuna?" gumamnya bete maksimal.

***

"Bintang, mending lo pindah aja deh duduknya! Kayaknya, Arjuna naksir deh, sama lo!" kata Vinka saat mereka keluar beriringan dari kelas. Bintang merespon ucapan Vinka dengan senyum tipis.

"Woi, gue ngomong kaliii," Vinka mendelik kesal.

"Iya, denger, kok." Bintang cemberut lantas mendengus. "Yang penting, gue nggak naksir sama dia. Iya, kan?"

KarmaneloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang