Karmanelo EMPAT

61.8K 3.9K 152
                                    

K a r m a n e l o | EMPAT

ARJUNA sengaja berlama-lama berdiri di depan pintu waktu melihat Bintang berjalan menuju kelas. Cewek itu sedang sendiri, lagi main hape sambil senyum-senyum. Dan Arjuna tahu kalau Bintang pasti nggak memperhatikan jalannya. Jadi, ketika Bintang menabraknya, ia bukannya bergeser, tetapi malah tersenyum.

Bintang mengerjap waktu mendapati Arjuna berdiri di hadapannya sambil senyum-senyum nggak jelas. "Minggir, dong! Gue mau lewat," kata Bintang.

Arjuna mendesis, harusnya Bintang terpesona. Minimal, bengong bentar gitu kek. Di mana-mana, kalau ada cewek yang Arjuna senyumin pasti juga malu-malu goblok. Ini kok nggak, sih? Atau belum? Arjuna menabrak bahu Bintang dengan sengaja dan berlalu begitu saja.

Bintang menoleh ke belakang, Arjuna juga menoleh ke arahnya sambil mengedip-ngedipkan mata kayak orang kelilipan. Bintang mengerutkan kening, bingung dengan sikap Arjuna yang tiba-tiba... entahlah. Sikapnya di rumah berbeda dengan di sekolah. Bintang tahu siapa Arjuna. Di sekolah ini, mungkin cuma dia yang tahu hubungan antara Arjuna dan Jevilo.

Bintang juga sering kok, ketemu sama Arjuna di rumah Jevilo. Tapi, kalaupun mereka nggak sengaja berpapasan, Arjuna seolah nggak mengganggapnya ada. Menurut Bintang, Arjuna itu cuma cowok geblek yang kurang kerjaan ngintipin kolor cewek-cewek. Beda banget sama Jevilo.

"Ih, kok nggak dibales, sih? Ngapain nih anak?" Bintang cemberut waktu tahu pesannya di LINE nggak dibalas Jevilo. Akhirnya, ia memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya yang lagi ngerumpi di pojokan.

***

"Haaaaai? Pada ngapain niiiih?!" teriak Jevilo sewaktu memasuki toilet cewek. Terang saja kemunculan Jevilo yang tiba-tiba membuat cewek-cewek itu menjerit kaget. Mereka berteriak, memaki Jevilo yang dengan cengiran setannya malah berdiri di ambang pintu sambil bertolak pinggang.

"Gue bilangin Bintang ya lo masuk-masuk ke toilet cewek lagi!" teriak salah satu dari tujuh cewek itu. Jevilo cuma senyum-senyum lalu maju selangkah.

"Kalo gue numpang pipis di sini, menurut kalian, gue jongkok atau tetap berdiri?"

"Najis lo!" teriak mereka bersamaan dan mendorong Jevilo untuk keluar dari toilet. Jevilo cuma ngakak sambil berteriak ampun-ampun karena rambutnya dijambakin.

"Mau banget sih si Bintang sama cowok geblek kayak lo!"

"Dasar mesum!"

Seperti biasa, Jevilo cuma senyum-senyum menanggapi ocehan itu. Justru, ngeliat muka-muka kaget cewek-cewek itulah ia jadi ketagihan masuk ke toilet cewek. Bahkan, dari tragedi masuk toilet ceweklah yang membuatnya jadi kenal Bintang, bahkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Eaaak.

Jadi, waktu itu... tahun pertamanya di sekolah. Dari SMP, Jevilo emang udah suka banget gangguin cewek-cewek di toilet. Jadi, waktu jam istirahat, ia diam-diam masuk ke toilet dan teriak 'Pada ngapain, sih?'. Tiba-tiba aja, Bintang datang dan langsung menyiramnya dengan seember air. Bintang juga meneriakinya 'Bencong'.

Bukannya tersinggung, Jevilo malah salut dan suka dengan suara Bintang yang manja-manja gimanaa gitu. Bintang juta ternyata manis banget. Dan setelah itu, ia mulai deh ngejar-ngejar Bintang. Akhirnya, mereka jadian dan tahun ini sudah masuk tahun kedua mereka menyandang status berpacaran.

Satu sekolah bahkan guru-guru tahu kalau mereka pacaran. Habisnya, ke mana-mana bareng. Nggak di kantin, di perpus, selalu bareng. Bintang juga merasa beruntung jadi pacar Jevilo, pasalnya... di kelas semua cowok jadi menghormatinya. Kalau cewek-cewek lain selalu mereka godain dan colek-colek, jangan harap Bintang bisa mereka sentuh sedikit pun. Jevilo bisa bikin mereka nggak masuk sekolah selama seminggu karena babak belur.

KarmaneloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang