Chap 15 : Keputusan Kuro.

Start from the beginning
                                    

"Oh"

Krit!!

Pintu besar itu terbuka dan menunjukan sebuah ruangan luas dengan meja panjang yang berisi berbagai macam makanan.

Di atas meja makan ada sebuah lampu gantung mewah terbuat dari kristal yang mengeluarkan cahaya.

Sepertinya semuanya sudah datang ke sini duluan. Apakah aku yang terakhir?

Aku berjalan ke kursi yang berada di antara Kaori dan Kenji. Apakah mereka sengaja menjaganya tetap kosong?

"Ayo duduk di sini Kuro-kun!!"

Kaori tersenyum sambil menepuk nepuk bangku kosong di sebelahnya. Melihat senyumnya, aku yakin bahwa bangku itu memang sengaja dikosongkan untukku.

Aku melihat Kenji yang melihatku dan duduk dengan segera, aku tersenyum pada mereka berdua.

"Terima kasih"

"Tidak masalah"

"Semuanya!! Mari kita buka saja acara makan bersama ini!!"

Sebuah suara menyita perhatian semua orang dan di sana ada sang raja yang mengangkat gelasnya dan membuka acaranya.

Setelah itu setiap orang mulai menikmati makanan yang telah disediakan di meja.

---------

Setelah selesai makan semuanya mulai meninggalkan ruang makan dan mulai berkeliling atau kembali ke kamarnya masing masing.

"Ayo!! Kita keliling Kuro-kun!!"

"Maaf, sepertinya aku akan menolak ajakanmu Kaori-chan. Aku masih ada beberapa urusan setelah ini"

"Oh.. Oke!"

Kaori melangkah pergi dengan diikuti oleh Kenji di belakangnya.

Oke!! Sepertinya sang raja belum pergi dan dia juga sepertinya sudah tahu niat awalku.

"Jadi, yang mulia aku akan mengajukan permintaan pada anda"

"Oh ya, apakah itu kalau aku boleh tahu?"

"Karena saya bukanlah sang pahlawan, saya merasa tidak memiliki kewajiban untuk tetap di sini. Jadi, bolehlah saya hanya menikmati waktu saya dengan berkeliling dunia ini saja?"

Aku melihat wajah raja berkedut sedikit dan memberikan wajah tersenyum tapi tidak dengan matanya.

"Hah.... Jika keputusanmu sudah bulat apa yang bisa aku lakukan?"

Hm... Semudah itu? Yah, itu bagus untukku.

"Saya sangat berterima kasih atas pengertian anda. Kalau begitu saya pamit undur diri yang mulia"

Aku segera pergi setelah mendapat persetujuannya.

Aku berjalan santai mengelilingi istana sambil mencari keberadaan dua orang itu.

Sepertinya hari ini aku akan menikmati dan mengamati seluk beluk istana ini saja.

Setelah berjalan beberapa saat aku bertemu party pahlawan di lorong.

"Oh... Apakah pahlawan juga ingin berkeliling?"

"Ya!! Aku ing..."

"Kami hanya melihat lihat"

"Ya, dan memangnya apa pedulimu?"

"Oke, oke, kalau begitu sampai jumpa"

Hei! Pahlawan, sepertinya kamu mengalami masa masa sulit ya?

Aku menatapnya dengan kasihan dan hanya dibalas tatapan percaya diri.

Tap! Tap!

Mereka dengan cepat pergi melewatiku sambil menyeret Amagiri dan orang yang diseret tampak bangga.

Aku tidak tau harus merasa kasihan atau merasa kesal dengan pahlawan yang satu ini.

"Hm... Terserahlah"

Aku hanya bisa mengangkat bahu atas sikap mereka.

Setelah berjalan sedikit lebih jauh lagi aku bertemu dengan Kaori dan Kenji yang sedang melihat lihat taman.

Aku langsung bergabung dengan mereka dan menghabiskan waktu bertiga.

-----------

Setelah makan malam, aku kembali ke kamar.

Tok! Tok!

Pada saat sedikit larut ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.

Dan saat aku buka di depan pintu berdiri seorang prajurit.

"Yang mulia menyuruhku untuk memberikan kantong ini padamu"

"Oke, terima kasih ya"

Setelah memberiku kantong kain itu dia lalu berbalik dan pergi.

Saat aku melihat kedalamnya. Kantong itu berisi uang yang lumayan.

"Dia lumayan baik mau memberi uang saku ya"

Yah... Aku hanya melemparnya ke storageku dan sepertinya uang itu hanya ditumpuk dengan yang lainnya.
Aku segera tidur untuk mengakhiri malam terakhirku di kerajaan.

--------

First Saga : Chaotic GodWhere stories live. Discover now