Naruto tersenyum kikuk, "Maksudku kau selalu mengganggunya, menghinanya, meremehkannya," Naruto menjeda, "apa kau membencinya?"
Sasuke menengokkan kepalanya, "Aku tidak membencinya."
"Lalu?" kini giliran Shikamaru yang dibuat penasaran.
"Aku hanya iseng entah mengapa, aku senang membuatnya kesal, wajahnya terlihat menggemaskan saat sedang kesal." Sasuke tertawa pelan, hal yang tidak biasa terjadi.
"Keisenganmu itu jahat, Sasuke." Ujar Shino ikut bergabung dalam obrolan.
Sasuke menaikan sebelah alisnya, "Dia terlihat biasa saja dengan apa yang kulakukan." Semua lelaki dalam ruangan itu memang tidak peka, tapi Sasuke benar-benar keterlaluan ketidakpekaannya.
"Kau sendiri tahu bagaimana orang-orang memandang pekerjaan seorang programmer, apa lagi dia seorang wanita," Ujar Shino, "kau pikir itu mudah?"
"Lima tahun Hinata berusaha keras agar bisa diterima di sini, belum saat kuliah." Ucap Shikamaru, "Hinata terus bekerja keras saat kau meremehkannya, ia ingin membuktikan bahwa dia pantas berada di sini." Shikamaru adalah orang yang paling sering berinteraksi dengan Hinata dibanding orang lain di The LeafShare karena mereka mengerjakan sesuatu yang sama.
"Meskipun programmer menggunakan logika bukan perasaan, tetap saja, Hinata itu perempuan yang memiliki perasaan lembut." Ujar Shino.
Sasuke terdiam, mengingat kembali apa saja yang sudah ia katakan pada Hinata. Mungkinkah Hinata memendam rasa sakitnya selama ini?
"Dia begitu mirip dengan Shion." Ujar Sasuke setelah keheningan melanda ruangan itu.
"Kau masih mengingat gadis itu?" tanya Naruto tak percaya.
"Jadi kau masih berusaha melupakan Shion?" tanya Shikamaru. Sasuke hanya bisa mengangguk pasrah.
"Tidak ada yang lebih menakutkan dari pada rasa cinta yang terbawa oleh seseorang yang sudah tak bernyawa, dengan raga yang sudah hancur lebur oleh tanah." Ujar Shino.
Sasuke enggan mendengarkan ucapan teman-temannya, rasanya menyayat jiwanya. Sasuke pun bangkit dan berjalan menuju lift. Ia akan membeli kopi, setidaknya itu membantu otaknya berpikir dengan baik.
ALGORITHM OF LOVE
Saat keluar dari coffee chop, Sasuke melihat Hinata tengah berdiri sendirian di lobi. Sepertinya gadis berambut indigo itu tengah menunggu seseorang.
Sasuke terus memperhatikan Hinata, tak berapa lama sebuah mobil SUV berwarna hitam berhenti tepat di depan lobi dan Hinata langsung masuk ke dalamnya.
Sebelah alis Sasuke terangkat, mobil itu jelas terlalu jantan untuk dikendarai ayah Hinata –yang seingat Sasuke sudah berumur-. Apa mungkin Hinata dijemput kekasihnya? Tanpa sadar Sasuke mengeluarkan umpatan. Apa haknya mengetahui siapa yang menjemput rekan kerjanya?
ALGORITHM OF LOVE
Sore hari Hinata baru sampai di rumahnya yang tidak terlalu jauh dari kantor, Hinata sengaja mengajak Neji menemaninya ke onsen dan spa.
"Kenapa kau baru pulang?" tanya Hiashi yang tengah duduk di teras sambil menyesap tehnya, "sudah tiga hari kau tidak pulang, Hinata."
Hinata hanya tersenyum lalu mencium pipi sang ayah, "Ada deadline, tou-san."
"Sasuke pasti mengganggumu lagi." Ujar Neji yang ikut duduk di samping Hiashi.
Hinata menggedigkan bahu, "Begitulah, tak masalah hanya tinggal menghitung jam aku berada di sini."
YOU ARE READING
Algorithm of Love (Written for SHDL2018)
FanfictionSasuHina Days Love 2018 Tema : Yin dan Yang Frontend Developer dan Backend Developer seperti Yin dan Yang. Mereka mengerjakan sesuatu yang berbeda dan berlawanan, tapi mereka saling melengkapi. Sebuah website tidak dapat dibangun jika tidak ada sala...
Algorithm of Love
Start from the beginning
