Algorithm of Love

Start from the beginning
                                        

Sasuke selalu menganggap jika dirinya dan frontend developer lain di seluruh dunia adalah Yang. Sebagai matahari yang menyinari kehidupan pemrograman yang suram. Sasuke mengandalkan wajah tampannya untuk mendapatkan client, itu membantu memajukan The LeafShare dan itu membuat Sasuke semakin percaya diri menyebut dirinya Yang.

Tapi bagi Hinata, Sasuke adalah Yin, membuat hidupnya suram dan kegiatan membuat program menjadi tidak menyenangkan. Karena selalu mengganggunya di tempat kerja. Entah mengapa laki-laki itu sepertinya tidak terima jika ada programmer wanita di dunia ini.

Bagi IT Departement, Hinata adalah Yang, membawa cahaya dan angin segar bagi semua penghuninya. Hinata satu-satunya developer wanita yang dapat mereka lihat. Wajah Hinata pun tidak kalah cantik dengan pegawai wanita di bagian lain. Sedangkan bagi mereka, Sasuke bukan Yin ataupun Yang, tidak ada bedanya Sasuke dengan programmer lain. Dia tetap saja geek meskipun memiliki wajah tampan.

ALGORITHM OF LOVE

Satu jam kemudian Hinata sudah menyelesaikan semua bug-nya. Dan membiarkan Shino melakukan testing**

Hinata pergi ke toilet untuk sekadar mencuci wajah dan melepaskan penjepit kertas pada rambutnya agar masih layak disebut manusia saat meninggalkan kantor. Meskipun dia sudah tidak layak disebut manusia normal karena manusia normal tidak akan menginap di kantor selama tiga hari berturut-turut dan bekerja lembur di hari minggu.

Setelah dari toilet Hinata berjalan menuju pantry, kerongkongannya terasa kering. Di sana ada Kakashi yang tengah membuat secangkir kopi.

"Hey Bos!" sapa Hinata.

"Oh hey." Balas Kakashi sambil mengaduk kopi di gelasnya. "Kau harus langsung pulang Hinata." Ujar Kakashi.

"Kenapa memangnya?"

Kakashi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Penampilanmu menyedihkan, sangat." Kata terakhir terdengar seperti bisikan

Hinata tertawa ringan lalu menenggak minumnya, "Kau merasa miris karena tidak dapat melihat wanita cantik di ruanganmu?"

"Demi Kami-sama Hinata!" Kakashi nyaris berteriak, "kepalaku hampir pecah karena mendengar perdebatanmu dengan Sasuke setiap waktu. Setidaknya jika kau pulang kau bisa mandi air hangat di onsen jika bisa kau pergi ke spa agar besok saat launching penampilanmu lebih baik. Dan aku tidak perlu mendengarkan perdebatan mengerikan kalian."

Hinata menggedigkan bahu lalu berjalan meninggalkan pantry. Hinata akan melakukan apa yang diminta Kakashi, dia akan pergi ke onsen lalu ke spa. Tapi sebelum itu, dia akan mengisi perutnya terlebih dahulu. Sejak tiga hari yang lalu hanya sandwich isi ayam cincang, onigiri dan kopi yang masuk ke dalam pencernaannya. Hinata merindukan hot chocolate dan cookies buatan Hanabi.

Sebuah getaran pada saku celana mengurungkaan gerakan Hinata menyentuh tombol lift. Nama kakaknya terpampang dengan jelas. Ah kakaknya pengertian sekali dengan menawarkan diri menjemput Hinata di kantor. Dengan girang Hinata langsung menelepon Neji sambil masuk ke dalam lift.

ALGORITHM OF LOVE

Saat Hinata pergi ke toilet ...

"Sasuke." Panggil Naruto yang duduk di samping Sasuke. Tidak perlu dijelaskan bagaimana penampilan Naruto saat ini, karena di hari biasa pun penampilan maniak rubah itu selalu amburadul, apalagi disaat dikejar deadline seperti sekarang.

"Hn?"

"Kau dan Hinata, sebenarnya ada masalah apa?"

Sasuke mengalihkan perhatiannya dari layar komputer, "Maksudmu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Algorithm of Love (Written for SHDL2018)Where stories live. Discover now