Penampilan Sasuke tidak lebih baik, rambut ravennya yang biasa menantang gravitasi terlihat lepek dan berantakan. Kantung matanya tak kalah tebal dengan milik Hinata. Work station Sasuke bahkan sangat berantakan dengan beberapa gelas bekas kopi berjajar di samping keyboardnya.
Sudah tiga hari -sejak hari Jumat-, Sasuke, Hinata, Naruto, Kakashi, Shikamaru dan Shino. menginap di kantor. Launching website dan aplikasi pemesanan hotel Ryoukuma akan dilakukan besok –hari Senin- tapi masih banyak bug* di sana-sini.
Sasuke dan Naruto merupakan Senior Frontend Developer, mereka mengalami masalah pada responsive design –kemampuan website untuk tampil optimal dan nyaman dilihat saat diakses dengan perangkat apapun-.
Hinata dan Shikamaru bekerja sebagai Senior Backend Developer, mereka mengalami masalah dalam pengambilan data. Semua jumlah total harga kamar saat checkin mendapat harga yang sama, Hinata tahu ada masalah dalam sistem penarikan data tapi Hinata masih belum bisa memperbaikinya.
Sedangkan Kakashi bekerja sebagai Technology Manager dan Shino bekerja sebagai Quality Assurance.
Hinata tersenyum dengan lega lalu kembali ke mejanya. Baru saja Hinata menemukan bug yang harus ia perbaiki tiba-tiba saja Sasuke mengucapkan kalimat yang membuat Hinata berang.
"Tidak ada wanita yang menjadi programmer."
Hinata menggebrag mejanya dan mendatangi meja Sasuke. "Kau tidak bekuliah di tempat yang cukup bagus?" tanya Hinata dengan nada menyindir, "Hingga kau tidak pernah melihat wanita mengerjakan coding?"
"Cih! Jelas aku berkuliah di tempat terbaik di Konoha." Balas Sasuke.
"Benarkah?" tanya Hinata -pura-pura- tak percaya, "Aku tidak yakin."
"Hn?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.
"Jika kau lulusan dari universitas terbaik kau pasti layak menjadi seorang programmer. Kau pikir, kau layak menjadi seorang programmer?"
"Tentu saja aku ... "
"Kau tidak layak! Kau hanya mengandalkan wajah tampanmu untuk mendapatkan client!" tukas Hinata.
Sasuke tidak merasa terganggu dengan ucapan Hinata, dia justru tersenyum menggoda sambil berdiri dari kursinya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Hinata. "Jadi kau mengakui jika aku tampan?"
Hinata membelalakan matanya dan sedikit menjauhkan wajahnya, "DALAM MIMPIMU!" Hinata kembali ke mejanya dengan perasaan kesal.
Begitulah interaksi antara Hinata dan Sasuke selama lima tahun terakhir. Percakapan mereka hanya diisi dengan umpatan, sindiran dan sarkasme. Jarang sekali mereka berbicara dengan normal. Bukan berarti mereka berbicara dengan bahasa CSS, HTML, PHP, Java, atau Phyton.
Sasuke dan Hinata masuk ke kantor The LeafShare dalam waktu yang bersamaan. Tidak ada satu pun dari orang kantor yang tahu apa yang terjadi sebelum Hinata dan Sasuke bekerja. Yang mereka ketahui sejak awal Sasuke dan Hinata selalu bertengkar.
Frontend dan Backend Developer itu seperti Yin dan Yang. Mereka berbeda tapi saling melengkapi.
Tugas frontend developer adalah mengurus tampilan website. Ibaratnya mereka adalah resepsionis di sebuah gedung yang harus memasang wajah ramah karena berhadapan langsung dengan user.
Sedangkan tugas backend developer adalah memastikan sistem website berjalan dengan baik. Pekerjaannya di belakang layar dan berhubungan dengan fungsi dan data. Backend developer juga bertugas sebagai satpam yang menjaga sistem dari serangan hacker.
YOU ARE READING
Algorithm of Love (Written for SHDL2018)
FanfictionSasuHina Days Love 2018 Tema : Yin dan Yang Frontend Developer dan Backend Developer seperti Yin dan Yang. Mereka mengerjakan sesuatu yang berbeda dan berlawanan, tapi mereka saling melengkapi. Sebuah website tidak dapat dibangun jika tidak ada sala...
Algorithm of Love
Start from the beginning
