#3

644 95 0
                                    

"aku tinggal dengan beberapa temanku"

pikiran ku bercampur aduk. beberapa teman, apa itu artinya aku akan tinggal dengan beberapa anak  laki laki? mengapa aku jadi takut begini.

"jangan cemas, mereka tak akan melakukan hal aneh terhadapmu" apa kau bilang? Tak cemas?! Sekarang jelaskan, bagaimana cara aku tak cemas hah?!. Tak lama habis mengukapkan kata kata itu, vernon membuka pintu apartemennya. Sepi. Ya, itu yang menggambarkan suasana ruang tengah apartemennya.

Ia menyuruhku menunggu sambil duduk di sofa sebentar. Ruangan ini lumayan besar. Ada dua pintu didepanku. Mungkin itu pintu kamar. God, apartemen ini begitu lengkap. Aku pasti betah tinggal disini. Tunggu, dimana vernon?

Aku memutar kepalaku, mengengok sana sini, dimana vernon? Sibuk mencari vernon, bel apartemen berbunyi, aku ingin membukanya, tapi siapa aku?

"YAK BULE SIALAN MENGAPA KAU TAK.... oh hey, siapa ini? Hai aku dahyun kau siapa? Apa kau pacar si bule? Ah maksudku Hansol?" –Dahyun
"Hansol?" kata ku sambil sedikit kebingungan. Tiba-tiba vernon datang ntah dari mana.
"Umji, kau jangan terlalu dekat dengannya. Kau bisa rabies" –Vernon.

Ia langsung duduk diantara aku dan dahyun.
"Vernon, siapa itu Hansol?" –Umji. Ucapku sedikit berbisik
"yak, kau tak memberi tau ku jika kau sudah berpacaran?" –Dahyun
"Hansol? Itu nama ku. Chwe Hansol. Dan kau Dahyun, dia bukan pacarku" –Vernon
"lalu? Dimana nama Vernon? apa aku salah sebut dari tadi?" –Umji
"enggak, nama dia ada dua. Chwe Hansol, sama Choi Vernon. Dia memang aneh." -Dahyun
"kau utang penjelasan pada ku. Aku penasaran kenapa kau memiliki dua nama" bisik ku pada vernon.
"sudahlah, jangan kau pikirkan. Itu tak akan masuk dalam list skripsi mu nanti" -Vernon.

Ia pun berbicara setengah berbisik kepada ku. Melihat kejadian itu, senyum Dahyun mengembang dari bibirnya yang mungil itu.

"HEKHEM. gue jadi laler nih?? Jangan khawatir, nanti gue sebarin ke anak-anak kalo kalian udah resmi pacaran. Kalian ngga usah malu malu gitu. Gue tau kalian udah jadian. Wakakaka"-Dahyun.

Seketika, Vernon menatap Dahyun dengan mata melotot. Sebenarnya aku juga ingin memelototi Dahyun, namun lagi lagi aku takut kesan pertama ku di mata orang baru hancur.

Melihat tatapan Vernon yang seolah marah, Dahyun justru menjulurkan lidahnya dan pergi menghilang di balik salah satu pintu. Sepertinya, pintu itu adalah pintu kamarnya.

"maaf ji, Dahyun emg gitu" -Vernon
"iya gapapa" -Umji
"DAHYUN!! ITU ADA TAMU KOK LU MALAH NGANDANG DI KAMAR?! " -Vernon
"ITU KAN PACAR LU BUKAN TAMU GUA " -Dahyun
"udah non, mungkin dia capek. Biarin dia istirahat " -Umji

Aku mencoba menenangkan Vernon. Ku elus punggungnya perlahan. Vernon menatap ku dengan tatapan yang entah apa itu maksudnya. Aku langsung menarik tangan ku dan meminta maaf.

"udah, jangan minta maaf terus. Oiya, gue bikinin minum dulu ya? " -Vernon
"ngga usah. Aku ga haus" -Umji
"yaudah, temenin gue di dapur. Biar sekalian lu tau isi apartemen disini." -Vernon

Belum sempat aku menjawab perkataannya, Vernon terlebih dulu melangkahkan kakinya ke sekeliling apartemen. Mau tak mau, aku  harus mengikutinya di belakang. Tak hanya dari luar, dari dalam pun apartemen ini terlihat sangat luas. Aku berjalan sambil menatap kesekeliling.

Tanpa aba-aba, Vernon berhenti tiba-tiba dan membalikkan badan menghadap ku. Tanpa sengaja aku menabraknya. Aku menabraknya seolah seperti ia sedang memeluku.

1 detik
2 detik
3 detik
Ckreeek~

Apartemen | Umji VernonWhere stories live. Discover now