Menyenangkan...

Aku melihat wajah mereka yang kepanikan dan ketakutan... Itu... Keren.

"Akh" ringisku.

"Kak, kakak gpp?" tanya Alex cemas.

Aku menatap Alex heran... Bukankah Alex di penjara?

"(y/n), Alex sudah bebas, itu karena memang merekalah yang memulainya" ucap ibuku ramah.

Aku diam lalu aku merasa perutku sedikit sakit dan ada sesuatu yang membalut perutku, aku membuka sedit baju kaus putihku dan ternyata perutku di balut dengan lakban kain putih.

"Oh... Perutmu bisa seperti itu karena... Ada... Luka tembakan di perutmu" ucap ibuku ragu.

Oh yh aku ingat, perutku tertembak Oleh Rini dan aku... Masih bisa bertahan.

Ceklek

Suara pintu ruanganku terbuka lagi dan menampakan ayahku dan suster yang berdiri di belakang pintu.

"Dokter bilang (y/n) sudah boleh pulang... Jadi, ayo kita pulang" ucap ayahku.

Sebelum pulang suster mencabut selang infus yang menempel di tangan kiriku, tapi balutan di perutku tidak boleh di lepaskan. Lalu aku dan kelaurgaku pulang menaiki mobil.

>>skip di rumah<<

Aku sudah berada di kamarku, aku duduk di pinggir kasurku menatap lantai kamarku kosong... Aku masih membayangkanya...

Caraku membunuh mereka ber3 itu... Sangat keren... Bagaimana tidak? Aku menembak kepala Karin tepat di jidatnya dengan Pistol Rini, lalu aku membelah isi perut Sophie dengan Pisau lipat Karin yang ku ambil, lalu...

Rini...

Aku... Menyiksanya terlebih dahulu, aku menonjok mukanya hingga darahnya keluar dari hidung dan mulutnya... Lalu memutilasi tangan dan kakinya... Lalu, aku mencongkel ke2 matanya... Dan... Menembak jantungnya.

Itu...sangat...menyenangkan!

Aku ingin melakukanya lagi!

LAGI!!!

Lalu aku berdiri dari tempatku dan mengenakan hoodie (f/c), setelah itu aku berjalan ke dapur, saat aku menuruni tangga aku melihat ibuku yang sedang tertidur di sofa. Aku berjalan mendekati dapur dan membawa pisau dapur itu.

Sepertinya, pisau itu telah di cuci, pisaunya benar-benar bersih, lalu aku menyeringai dan berjalan mendekati ibuku.

Saat aku berjalan mendekati ibuku dari belakang, ibuku menoleh ke arahku.

"(y/n) ada apa nak?" tanya ibuku.

Aku hanya diam, lalu menunjukan pisau dapur yang di sembunyikan di belakang tubuhku, lalu ibuku membulatkan matanya dan menatapku takut.

"(y-y/n)... A-ada apa nak... Kenapa... Kau membawa pisau?" tanya ibuku terbata-bata.

Aku hanya diam, lalu menyeringai sinis pada ibu.

"Die" ucapku lalu mendekati ibu.

Aku sudah membunuh ibuku... Sangat... Menyenangkan...

Lalu aku berjalan lagi menaiki tangga dan mendekati kamar Alex, tenang... Pisaunya masih bersamaku kok:)

Aku membuka pintu kamar Alex pelan dan langsung menerjangnya, aku mendekap mulutnya dan Alex berusaha melapas tanganku dari mulutnya.

"Hpm!!! Hppmmmm!!!" teriak Alex.

"Die..." ucapku.

5 korban dalam sehari... Mantaf :v--- eh maksudnya hebat.

Aku keluar dari kamar Alex dan memutuskan untuk keluar dari rumah ini, aku yakin rumahku ini akan menjadi angker.

'Oh yh, dimana ayah?' batinku.

Tapi aku tidak mempedulikannya, saat aku membuka pintu dan melihat ada seorang bapak tua bangka sedang berjalan sempoyongan, kurasa ia sedang mabuk.

Kenapa tidak bunuh dia saja?

Aku mendekati bapak itu dan langsung saja aku menusuk lehernya, aku sangat ingin mencokel ke2 matanya itu, tapi terhenti karena aku mendengar suara teriakan.

"Kyaaaa!!!"

▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓

Thanks For 📖 ^_^

The Same Past &gt;&gt;JTKxREADER&lt;&lt;Where stories live. Discover now