Part II

98.6K 2.2K 20
                                    

See you again my beloved readers...sorry kalo kelamaan posting part barunya, part ini didedikasikan untuk reader yang masih setia mengikuti dan terlebih untuk @fitrie, @dinidorr, @vheyzvheyz (much thanks to you), @ViraTale, @araaa991, @pelangiang, @milaarmaiyn yang sudah mau meninggalkan jejaknya. Part ini lebih menggambarkan sosok Chris yang mungkin sudah meninggalkan kesan buruk dimata reader soooo jangan bosan untuk terus membaca cerita ini yaaaa....stay tune 'n happy reading muuuaaach.........

    

IA tidak bisa memalingkan wajahnya dari wanita cantik yang ada didepannya, perasaannya meluap dengan cinta yang begitu besar untuk wanita didepannya itu. Begitu besarnya cinta yang ia rasakan diikuti penyesalan dan rasa bersalah yang juga begitu dalam.

Ia tahu bagaimana emosionalnya dirinya dan bagaimana terkadang ia tidak mampu mengendalikan amarah dan kekesalan yang muncul dalam dirinya, walau kadang kala ia mampu untuk mengekang dirinya namun ketidak sadarannya saat emosi melandanya membuatnya lupa diri hingga mengorbankan kekasihnya.

Chris mengerjab saat matanya tertuju pada pipi kanan Amber dan sekejab hatinya dipenuhi rasa nyeri diikuti kedutan di tangan kanannya, ia sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan apa yang sudah ia lakukan walaupun itu dilakukannya tanpa ia sengaja dan penyesalan itu akan selalu menyertainya hingga ia benar-benar yakin Amber sudah memaafkannya.

"Baby, I'm really really sorry." ungkapnya penuh penyesalan, walaupun sebelumnya ia sudah memohon pengampunan namun ia tetap merasa tidak puas dan ingin sekali lagi meyakinkan diri jika Amber sudah benar-benar memaafkan ledakan emosinya itu.

Amber tersenyum menenangkan, senyum yang selalu ia berikan saat ia memohon maaf kepada wanita itu dan juga dalam senyuman itu ada ketulusan dan ketabahan yang membuatnya merasa semakin nyeri karena kekhilafan yang terjadi akibat emosinya yang tidak terkendali.

"It's okay, Chris. Aku juga seharusnya tidak berkata seperti itu." timpalnya berusaha mengurangi rasa bersalahnya.

Chris meraih tangan kekasihnya dan mengecup lembut punggung tangan wanita itu, rasa cintanya pada Amber begitu besar dan kuat hingga ia tidak dapat membayangkan jika wanita itu tidak dapat memaafkannya dan meninggalkannya.

"Aku akan berusaha untuk lebih bersabar, sayang. Tolong jangan tinggalkan aku," pintanya dengan sangat dan ia bersungguh-sungguh disetiap perkataannya, hanya Amber yang mampu menenangkan dirinya disaat ia dilanda kegalauan.

"Tidak akan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu." ungkap Amber panuh janji dan Chris mempercayainya karena ia juga akan melakukan segalanya untuk menjaga wanita itu tetap berada disisinya.

Selama makan malam Chris berusaha menebus perasaan bersalahnya dengan memesan makanan kesukaan kekasihnya dengan ditemani iringan lagu kesayangan wanita itu dan puncaknya saat pelayan membawa hidangan penutup dan membuat jantung Chris berdetak kencang hingga ia tidak yakin mampu menahan jantungnya tetap ditempatnya saat Amber membuka penutup wadah yang dibawa pelayan dan terkesima.

Alih-alih Amber menemukan Crème brûlée diatas piringnya, namun malahan menemukan sepasang anting berlian yang memang ingin Chris berikan kepada kekasihnya namun belum menemukan waktu yang tepat untuk mempersembahkan kepada wanita itu.

Wajah Amber dipenuhi ketidak percayaan, wanita itu nampak tidak dapat berkata-kata dan Chris tahu apa yang dipikirkan kekasihnya itu. Selama mereka menjalin hubungan, ia berusaha mempelajari bagaimana kepribadian Amber yang begitu sederhana dan apa adanya juga berusaha untuk menyelami pikiran wanita itu yang tidak pernah menuntut apapun darinya.

"Kau tidak menyukainya?" rasa was-was itu mulai mencengkeram dirinya ketika Amber masih bisu memandangi perhiasan didepannya.

"Ini pasti mahal sekali, Chris." bisiknya tanpa mengalihkan tatapannya, "Kenapa kau....?"

Chris meraih tangan Amber sekali lagi dan mengecup punggung tangannya dengan lembut, "Katakan padaku, apa kau menyukainya? Jika tidak, aku masih bisa menukarnya."

Amber mengalihkan pandangannya dari perhiasan yang berkilauan didepan mata wanita itu dan beralih menatapnya, "Ini cantik sekali, Chris. Aku sangat menyukainya, tapi...ini pasti mahal sekali."

"Tidak, sayang. Bagiku, melihatmu memakainya membuatnya setimpal. Kumohon terimalah." pinta Chris lalu berdiri menghampiri tempat kekasihnya duduk.

Ia berjongkok disamping kursi kekasihnya, "Aku tahu kamu menginginkan perhiasan tapi tidak ingin membebaniku dengan memintanya karena itu aku diam-diam menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilanku untuk membelikanmu sepasang anting, tidak masalah berapapun biayanya asalkan kamu suka dan memakainya sudah membuatku bahagia."

Wajah kekasihnya dipenuhi keharuan dan matanya mulai berkaca-kaca, ia ingin sekali memeluk wanita itu dan membahagiakannya. "Kumohon, pakailah untukku."

Amber merenung memandangi sepasang anting yang masih tergeletak dengan manis dalam box belundru diatas piring kemudian menoleh padanya, keraguan masih terukir diwajah cantik kekasihnya itu dan dibalas dengan tatapan memelas darinya hingga akhirnya Amber meraih anting yang ada dipiringnya dan memakainya satu persatu lalu memandangnya untuk memperlihatkan bagaimana sempurnanya perhiasan itu di telinga kekasihnya.

Diraihnya Amber kedalam pelukan hangatnya, ia tidak bisa menahan rasa lega akan penerimaan Amber untuk semua yang sudah ia lakukan. Wanita itu memang sudah memaafkannya dan ia bersumpah tidak akan pernah kehilangan kontrol diri dan akan menahan diri dari segala ledakan amarah dan emosinya.

"Kita pulang sekarang, aku tidak ingin membuatmu pulang larut malam dan membuat keluargamu cemas." ajaknya lalu mengecup lembut dahi kekasihnya dan menuntunnya keluar restoran.

Chris tidak henti-hentinya melirik kekasihnya disetiap kesempatan saat ia menyetir menuju ke rumah wanita itu, ia juga tidak henti-hentinya bersyukur mendapatkan wanita sesempurna itu. Ia sadar dirinya yang masih dipenuhi emosi meledak-ledak dan kurangnya kontrol diri membuatnya tidak mampu mengendalikan diri dalam menahan amarahnya.

Ia juga menyadari dirinya begitu pengecut saat ia tidak mampu mengendalikan amarahnya dan bisa menyakiti wanita yang ia cintai seperti yang ia lakukan pada kekasih-kekasihnya yang terdahulu, ia bisa begitu kasar dalam mengekspresikan amarahnya dan kemudian menyesalinya dengan sangat.

Kegagalan-kegagalan hubungannya yang terdahulu lebih dikarenakan kurangnya kesabaran dalam dirinya dan membuatnya harus kehilangan wanita yang ia cintai hingga akhirnya ia bertemu dengan Amber.

Wanita cantik dan lembut yang langsung menarik hatinya dan membuatnya jatuh cinta dalam sekejab namun ia membutuhkan waktu yang lama untuk meyakinkan wanita itu akan cintanya dan juga belajar untuk lebih bisa mengontrol emosinya yang begitu meledak-ledak dalam dirinya.

Ia sudah bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang terjadi pada hubungan-hubungannya yang terdahulu dan belajar untuk mengobati luka masa kecil yang masih menganga dalam hatinya yang membuatnya tidak mampu mengendalikan amarahnya.

Baginya, Amber lebih berharga dan ia tidak ingin kehilangan wanita itu apalagi setelah ia mengalami masa-masa sulitnya akibat kebangkrutan perusahaannya dan ia tidak mempunyai apa-apa namun Amber tetap berada disisinya dan terus menyemangatinya sekaligus menyokong hidupnya.

"Apa yang kau pikirkan?" suara lembut Amber menghentikannya dari segala lamunan yang akan membawanya ke masa suram yang pernah mereka alami, ia menoleh memandangi kekasihnya saat mereka berhenti dilampu merah.

Ia meraih tangan Amber dan mengecup jari-jari wanita itu dan menautkan tangan mereka, "Aku sedang bersyukur dan berterima kasih memilikimu dalam hidupku."

Rona merah mewarnai wajah Amber dan senyum malu-malu tersunging dibibirnya, ia meremas tangan wanita itu dan membalas senyuman wanita itu. Kehangatan yang terasa dalam jalinan tangan mereka makin memperkuat tekad dalam dirinya untuk terus menggenggam wanita itu dalam kehidupannya.



   

----------> to next part ^.^

Vote....Komen...Share



You Are Mine (Available On Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang