PP 13~Layaknya Pasutri yang Lain~

Start from the beginning
                                    

Sesampainya di kamar aro,aku langsung masuk saja,dan menemui anak itu yang kelihatannya habis mandi. Jujur saja seharian tak bertemu anak itu rasanya kadar rinduku semakin bertambah.

"Hey...anak mommi"sapaku sambil tersenyum.

"Mommiiiii...."teriaknya,dan pangsung memeluk kakiku.

"Eh...aro udah bisa panggil mommi?"tanya ku bingung sambil berjongkok untuk mensejajarkan tinggiku dengan tingginya. Ya aku bingung saja,karena biasanya aro selalu memanggilku ommi,dan sekarang sudah menjadi mommi,uhh...senangnya.

"He'eh mom....kan alo udah gede"katanya sambil bergelanyut manja di leherku.

Aku langsung saja menggendong aro dan mendudukkannya di tempat tidur,lihatlah betapa lucunya anak ini,apa lagi ditambah dia masih menggunakan handuk yang dililitkan oleh maya,pengasuh Aro.

"May,biar saya aja yang gantiin baju aro,kamu istirahat aja"ucapku sambil tersenyum pada maya.

"Iya mbak,makasih"ucap maya padaku.

Dengan telaten aku memakaikan aro baju,ditambah aro yang hiperaktif,sudalah aku sampai merangkak rangkak tak jelas mengejarnya.

"Mbak aby,udah pantes jadi ibu ya,"puji maya yang membuatku sedikit merona.

"Kamu ini bisa aja,ini juga karena dibantu sama kamu may,coba kalau enggak,entah udah jadi seperti apa"ucapku sambil menyisiri aro,yang saat ini sedang manut,karena biasanya aro anti banget sama yang namanya sisiran,entah apa yang sudah dibisikkan oleh si maya tadi pada aro,tiba tiba aro malah jadi anak kalem begini.memang hebat maya.

"Bener lo mbak,emm..emangnya embak gak pingin punya anak sendiri dari pak Alan"tanya maya lagi,aku tidak pernah marah jika maya menanyaiku hal hal seperti itu,karena memang sejak dari dulu aku memintanya untuk berlaku sebagai kawan,bahkan sahabat.

"Ya pengen sih pengen tapi mau gimana lagi may,belum siap deh kayanya..."ucapku lagi.

"Ya Allah mbak,gimana mau siap kalau belum di coba,kalau nunggu siap mah,gak akan siap siap"kata maya lagi sambil terkekeh lucu.

Ya aku sih memaklumi saja perkataannya toh dia lebih berpengalaman dariku untuk masalah rumah tangga,walaupun usianya terpaut 1 tahun lebih muda dariku. Ya maya sudah menikah 2 tahun yang lalu sebelum menjadi pengasuh aro,namun pernikahannya kandas setelah satu tahun menikah,alasannya sih lumayan rumit dan kurang masuk akal,suaminya menceraikannya karena maya mengalami keguguran saat mengandung anak pertama mereka,suaminya dan kedua mertuanya sangat menyalahkan maya atas insident itu,kasihan maya padahal itu semuakan bukan seratus persen kesalahan maya.

"Hayo.....mbak aby kok diem,nglamunin apa ya...."ledeknya sambil tersenyum aneh,ah..aku tau maksud senyumannya.

"Kamu apaan sih may,,,"kesalku.

"Mommi....apa benel alo bakal puna adek?"tanya aro tiba tiba dengan wajah yang berbinar.

"Heh....aro kata siapa?"tanyaku kaget.

"Kata mbak mae tadi..."jawab aro polos.
Seketika aku langsung menatap maya dengan tatapan tajamku,sedangkan yang ditatap hanya cengengesan gak jelas.

"Aro gak usah percaya sama omongan mbak maya tadi ya,mbak maya itu udah bohongi aro"jelasku pada aro,namun bukan aro namanya kalau dia langsung percaya begitu saja,aku bingung kenapa aro bisa sepercaya itu dengan ucapan maya,setauku aro akan mudah percaya hanya bila mama atau ayah yang beragumen.

"Ndak mom,,,alo pelcaya kok sama mbak mae,solanya adi nenek bilang gitu juga"kata aro jujur.

Ternyata ini ulah mama toh,lumayan kesel juga ya dengernya.

"Aro,mommi ke kamar dulu ya,soalnya takutnya deddy belum mandi"kataku mengalihkan pembicaraaan pada aro.

"Iya mom...iya..."katanya antusian. Aneh.

Saat aku sudah keluar dari kamar aro,tiba tiba anak itu berteriak.

"Mom...jangan lupa asih alo dedek ya"teriaknya.

Aku langsung saja berlari ke kamarku kemudian mengunci pintu kamarku takut aro akan mengganggu ku dengan pertanyaannya seputar DEDEK,DEDEK dan DEDEK.ah bisa setres aku lama lama.

Dikamarku,kulihat kak Alan sedang mengeringkan rambutnya,entah kenapa rasanya aku sangat ingin membantunya,itung itung ucapan terima kasih untuk hari ini.

"Sini kak,biar aby bantu"ucap ku pada kak alan.

Dia hanya memandang ku sekilas kemudian mengangguk,setelah itu aku langsung mengambil alih handuk yang ada di kepalanya,setelah itu aku mulai mengeringkan rambutnya.

"Aby..."panggil kak alan dengan suara seraknya,apa dia sakit?.

"Hmmm"ucapku dengan deheman,
alih alih aku ingin mengecek suhu tubuhnya,dia malah menepis tanganku dan menjatuhkanku di atas tempat tidur,kemudian mengurung badanku dengan badannya.

"Mau menggodaku lagi?"tanyanya dengan tatapan penuh kabut kenafsuan.

"Eng.....enggak kak....abhppfff...."ucapku tertahan karena kak alan langsung menciumku dengan brutal,mulai dari bibir,leher telinga dan daerah sensitif lainnya.

Aku tentu saja tak bisa menghindar lagi,hanya pasrah itulah yang kulakukan saat ini.

"Enghht...kak..."desahku tak karuan,sudahlah masa bodo dengan malu.

Dengan spontan kak alan merobek kemejaku dengan paksa.

"Kak....aby malu"ucapku sambil menutupi aset penting di tubuhku.

"Aby...aku mohon...."kata kak alan,dengan wajah frustasinya.

Aku berfikir sejenak,sebenarnya aku sangat belum siap untuk melakukannya,tapi benar juga apa yang dikatakan maya tadi,kalau nunggu kata siap dari hatiku,mungkin sampai kapanpun aku gak akan siap.aku memandang kak alan dengan senyuman ku sambil mengangguk,dan kulihat wajah senang dari suamiku.

Ya mungkin inilah saatnya aku menjadi miliknya dan dia menjadi milikku yang seutuhnya.

***
Siap juga part ini,,,,
Maaf masih gaje,
Jangan lupa vote and koment ya

Pengantin penggantiWhere stories live. Discover now