5

6 1 0
                                    

Mobil Adam malah menuju kawasan ancol Dewi nampak kaget dan bingung.

"Bukannya kamu mau ngajak saya ke counter?"

"Belum buka kalo jam 10 gini, kamu temenin saya aja dulu sekalian kamu belum tahu kan laut Jakarta" lagi lagi Adam meledek Dewi.

"Gak sebegitu ndeso nya kali mas" makin sebel banget Dewi sama makhluk yang wangi itu. Parfum yang dia pakai bisa bikin cewek yang di sebelahnya klepek-klepek, entah parfum apa. Jangan-jangan dia pake parfum pelet dari dukun! Biar cewek pada nempel! gumam Dewi curiga.

Adam mengambil buket bunga tulip warna putih di jok belakang.
Heran juga Dewi melihatnya tapi dia tidak mau komentar banyak, pasti selalu ada jawaban yang menyebalkan yang akan keluar dari mulutnya.

Sesampai di pantai Adam mengajak Dewi ke sebuah jembatan. Suasana pagi itu sejuk apalgi hari kerja begini pantai nampak sepi.

Sesampai disana Dewi tambah bingung rasanya Adam tak mengajak siapa-siapa lagi tapi bunga itu...

"Kamu janjian ama siapa mas baso? Apa sengaja saya harus melihat kamu nanti dengan cewek main india-indiaan?" Dewi kini bingung melihat Adam yang malah terdiam.

Langkahnya terhenti.
lalu Adam menatap Dewi.. terpaksa menatapnya..
"Ini buat kamu.." ucapnya tiba tiba..
"Haahhhh buat saya??" Dewi tidak menerima bunga itu malah dikibaskannya buket bunga tulip kesukaannya itu.

Lalu Dewi pergi meninggalkan Adam. Berlari sedih hatinya karena tulip itu mengingatkan dia akan seseorang yang kini sedang dicarinya.

"Dasar cowok aneh!" ucapnya sebal dan Dewi malah ingin menangis

"I miss you Dewi!" teriak Adam menghentikan langkah Dewi

"Dewi??? Kenapa dia tahu namaku??" Dewi memutar arah tapi malah terdiam mematung melihat Adam yang sekarang pelan-pelan menghampirinya masih dengan buket bunga tulip itu.

Lama mereka saling tatap, rasa yang aneh tiba-tiba menghampiri hati Adam apalgi cewek didepannya kini malah berlinang.

"Kamu siapa? Kenapa kamu tahu nama saya dan tiba-tiba ngegombal?"

Adam cuma terdiam.
"Saya nggak ada waktu buat bercanda, tolong jangan mempermalukan saya" tambah menjadi saja tangis nya.

Dan Adam semakin mematung terus menatap Dewi.

"Akting kamu memberi bunga, apakah besok akan kamu sebarkan ke orang lain di kampus dan bikin nama saya terkenal??? Sangking saya sebegitu menyebalkan dan kampungan???!!" Pekik Dewi sakit hati.

"Lalu mereka akan menertawakan saya dan kamu berhasil mengusir saya dari kampus hanya karena saya memanggil kamu mas baso. Apa itu rencana kamu??!" Dewi makin tak bisa mengendalikan emosinya.

"Maaf" ucap Adam pelan
"Maaf?!" Dewi tertawa sinis
"Ya, saya salah... saya tak mengenali kamu..." ucap Adam bikin Dewi heran.

Adam mengeluarkan kalung rante yang dia sembunyikan di balik kemejanya.

Teramat super kaget Dewi melihat cincin giok yang jadi liontin kalung rante cowok itu.
"Cincin itu? Kenapa ada di kamu?!" Dewi menatap dalam-dalam wajah cowok itu, masih dengan isak tangisnya.

"Ini saya Wi, Adam" Adam meraih tangan Dewi, meletakan tangan Dewi di wajahnya.
Dewi menangis.

"Adam? Ini kamu??" Dewi masih belum percaya.

"Ya. Maaf tempo lalu saya memang tak mengenali kamu, saya sibuk cari nama kamu, saya nelpon teman-teman saya hanya untuk menanyakan kamu di fakultas mana. Berharap ada teman saya yang satu kelas dengan kamu" Jelasanya pada Dewi. "Jadi maaf, karena saya pusing mikirin kamu saya jadi sewot sama kamu" lanjutnya.

Finally, I Found You Adam (revisi)Where stories live. Discover now