CHAPTER 11 - Part.1

Start from the beginning
                                    

Salah satu namja berpakaian rapi itu berdehem lalu berjalan mendekati Jimin, menekan bahunya pelan sembari tersenyum.

"Tuan muda Kim sudah 13 hari tidak kembali kerumah, banyak kemungkinan menduga jika dia pergi bersama anak tunggal dari keluarga Jeon. Tapi dari keteranganmu barusan mereka terlihat tidak mungkin bersama kan?"

Jimin mengangguk meng-iya kan, sepertinya ia berhasil meyakinkan kedua ahjushii didepannya.

"Namun tugas kami sebenarnya bukan mendapatkan informasi seperti itu Jim."

"Ughh.."

Tekanan pada bahunya berubah menjadi sebuah rematan kuat, membuat Jimin mau tak mau harus meringis menahan rasa nyeri.

"Kami bertugas membawa orang-orang yang ada sangkut pautnya dengan tuan muda Kim ataupun Jeon Jungkook, tapi pengalihan menyebalkan ini benar-benar memakan waktu. Mengapa kita tidak langsung menculik bocah-bocah ini eoh?!" –namja lainnya menggerutu kesal.

Jimin berdiri setelah menepis kasar tangan yang bertengger di bahunya, melangkah besar untuk mencapai pintu.

"Jangan membuat situasi ini semakin rumit Mr.Park."

.

.

Dapur villa keluarga Jeon terlihat berantakan dengan bau gosong yang lumayan pekat akibat ulah Taehyung. Namja cantik tersebut bersikeras ingin membuat makan siang untuk semuanya.

Ia mengabaikan kenyataan bahwa tangannya tidak pernah menyentuh alat-alat memasak atau apapun yang berhubungan dengan itu. Mr.Ahn hanya mampu tersenyum sambil menghela nafas mendapati pekerjaannya akan bertambah.

"Astaga! Apa yang ingin kau lakukan sayang? membakar rumah kita?"

Manik Jungkook membola melihat dapur indah yang sekarang sudah berubah gosong dan berantakan, rambut basahnya dibiarkan begitu saja hanya untuk menarik Taehyung agar menjauh dari sana.

"Aku ingin membuatkanmu dan Mr.Ahn makan siang."

Jungkook tak menjawab, hanya mengusap rambut sang kekasih dengan lembut seperti biasa.

"Sudah menjadi tugas Mr.Ahn untuk menyiapkan makan siang sayang. Kau tidak per.."

"Tapi aku ingin memasak!"

Kali ini helaan nafas pelan berhembus kala mendapati wajah cantik kekasihnya merengut dengan manik merah menahan tangis, beberapa hari belakangan Taehyung menjadi sangat sensitive akan apapun ntah mengapa.

"Baiklah baiklah... kau boleh memasak asal ada Mr.Ahn yang mengawasimu, otte?"

Lagi-lagi Jungkook mengusap puncak kepala Taehyung merayu, namun tertampar karena tepisan kasar si submassive diikuti hentakan kaki yang terdengar kesal setelahnya.

"Maafkan saya Tuan Jungkook." –ucap Mr.Ahn pelan.

Jungkook tersenyum lalu menepuk bahu namja paruh baya di depannya—mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.

Tak ingin membuang waktu, kaki jenjang itu melangkah menuju kamar utama dilantai dua. Mengetuk beberapa kali menanti seruan dari dalam namun senyap.

"Sayang.."

Ia tau dibalik selimut yang menggembung diatas tempat tidur berukuran besar tersebut ada sosok terindah miliknya, bergerak sesekali tapi enggan bersuara—membuat Jungkook gemas.

"Apa kau marah?"

Masih tidak ada jawaban.

"Jadi, apa yang ingin kau masak untuk kami hm?"

TREAT YOU! (KookV / KookTae)Where stories live. Discover now