"Kita kibarin aja yuk tu celana di halaman belakang, sebagai simbol perjuangan dan kemerdekaan paha Bang Wawan." kata Fariz.

"Tak sengaja, lewat depan rumahmu, ku melihat ada celanaaaa." Acid mulai bernyanyi nada lagu Tenda Biru dengan lirik yang diganti.

"Coooooot." Wawan baru mau mulai merepet lagi ketika Rama menyenggol Acid, memberi kode lewat matanya bahwa ada yang sensitif dengan lagu itu. Seketika Acid tersadar dan perlahan berpasang-pasang mata anak Komet pun terarah pada Jime.

Jime kelihatan menghela napas, ia tersenyum tipis sebelum bangun dan menunduk berjalan ke kamarnya.

Belum pernah anak-anak Komet melihat abang andalan mereka seperti itu.

"Bang Jime ditinggal sama orang yang gak sadar kalo dia ninggalin Bang Jime." Gumam Opang, menambah sendu suasana kala itu.

Mereka saling berpandangan.

Kecuali Wawan yang lagi nginjek-nginjek celana penuh dendam.

*

Malam itu Jime duduk di tempat tidur, menyelubungi kepalanya dengan selimut yang seperti beralihfungsi menjadi tudung, bersandar ke dinding sambil tidak henti-hentinya menggulirkan jempolnya di layar hp. Mengamati satu demi satu foto di instagram Inka. Setelah berpacaran dengan Ridho memang kebanyakan foto yang diupload adalah foto mereka berdua dengan caption-caption manis.

Jime tersenyum ironis, kenapa dia yang biasanya paling peka bisa sampai tidak tahu kalau mereka berdua sudah semakin dekat dengan pernikahan? Sama seperti dia tidak tahu kapan awalnya Inka dan Ridho saling menyukai.

Seketika ia teringat obrolannya dengan Inka di rumah Inka waktu itu, waktu Inka bertengkar dengan Idho.

"Berantem kecil doang, Jim. Soal komitmen."

Hati Jime seperti diremas tangan Hulk, harusnya ia sadar, sejak awal Inka dan Ridho memang bukan lagi pacaran main-main ala SMA, sejak awal mereka sudah memikirkan ke arah komitmen seumur hidup, yang salah satu bagian dari rencananya baru saja dilihat Jime di groupchat.

Sakit hati, Jime menyimpulkan bahwa ia tidak sadar karena ia selama ini terlalu sibuk dalam satu gelembung besar bersama 'denial'. Ia tanpa sengaja menolak kenyataan dan menolak membayangkan kedua sahabatnya itu menikah. Perasaannya sendiri yang membutakannya.

Tadi ia sempat merespons kiriman undangan itu di grup, setelah yakin ia tidak akan terdengar canggung ketika pura-pura terkejut dan bahagia. Lalu ia memberanikan diri mengirim chat personal pada Inka.

[Jime]

Heh lo dosa ya baru ngasih tau gue sekarang

>:(

[Inka]

Ya ampooon jim maaaaaap.

Lagian kan masih lamaaaaaa.

Tuh lo sama Guntur yg tau duluan.

[Jime]

Masih lama apaan.

Itu tuh literally lo seminggu abis sidang tesis langsung kawin tau gak!

Buru2 amat u sama idho

Gak IMB kan u?

[Inka]

IMB APAAN SETAN

Komet 101Where stories live. Discover now