Slave of Love

560 70 14
                                    



Siapkan diri Anda untuk membaca sebuah cerita pendek kacangan kwkwkwkw

Kang Daniel dan Ong Seongwoo sudah saling mengenal semenjak mereka masih kanak-kanak. Mereka pertama kali bertemu di panti asuhan, dengan Seongwoo yang berusia 8 bulan 15 hari lebih tua daripada Daniel. Mereka berdua begitu akrab sejak hari pertama bertemu, bahkan hingga 19 tahun berselang dan bahkan status mereka sudah naik peringkat menjadi pasangan kekasih.

Tentu saja, sebutan kekasih atau apapun itu hanyalah label sosial untuk menamai salah satu bentuk hubungan manusia. Bagi Daniel maupun Seongwoo pribadi, tak ada perubahan berarti. Tapi satu yang pasti, mereka selalu ada untuk satu sama lain. Mereka bahkan pergi ke sekolah yang sama, kuliah di perguruan tinggi yang sama, dan berakhir bekerja di perusahaan yang sama. Teman-teman mereka pun sudah tak heran lagi dengan kadar kesetiaan kedua anak manusia itu. Dengan Daniel yang akan selalu meminta persetujuan Seongwoo untuk banyak hal, begitupun Seongwoo.

Belum lagi tiap ada kesempatan menghabiskan waktu bersama, mereka tak akan lepas dari satu sama lain. Orang-orang pun tak jarang melontarkan kejengahan mereka, seakan salah satu dari mereka tak memiliki kehidupan atau impiannya sendiri hingga harus selalu menempel pada yang lainnya. Namun hanya Tuhan, Daniel dan Seongwoo yang tahu, bahwa mereka hanya menyadari betapa sepinya jika harus sendiri, dan bahwa ada masanya berdua itu lebih baik daripada sendirian. Dan bagi mereka, masa itu adalah selalu.

Sore itu seperti kebanyakan sore hari di musim gugur. Angin dingin dan lembab berhembus, meniup daun-daun kering di jalanan. Seongwoo sedang berjalan pulang sendirian dari halte, pulang tempat kerjanya. Biasanya Daniel bersamanya namun karena ada jatah lembur dengan terpaksa Seongwoo pulang terlebih dahulu. Jangan berprasangka. Keterpaksaan itu muncul bukan karena Seongwoo tak mampu pulang sendirian, atau terlalu manja untuk sekedar membayar tiket bus atau naik ke apartemen mereka di lantai 7 sendirian, atau bahkan terpaksa meninggalkan Daniel dengan alasan cinta tak ingin jauh dari Daniel. Hubungan mereka sudah jauh melampaui hal-hal kekanakan semacam itu. Alasan Seongwoo pulang lebih dulu tak lain adalah Peter, Rooney dan Ori-kucing peliharaan mereka yang menunggu untuk diberi makan. Pasalnya tadi pagi mereka berangkat dengan terburu-buru, jadi ketiga "anak" mereka pun terabaikan.

Tinggal satu blok lagi dan Seongwoo akan sampai di gedung apartemen tempat tinggal mereka. Tiba-tiba saja, Seongwoo merasakan ada saputangan terulur di depan wajahnya dan bau amonia menyeruak menyerang indera penciumannya, pusing mendera dan dunianya pun gelap.

Sementara itu, Daniel masih sibuk berkutat dengan berlembar-lembar dokumen berisi data-data yang harus Ia input. Namun pikirannya tak tenang, karena gara-gara Ia mendapat jatah lembur Seongwoo harus pulang sendirian. Tentu saja Daniel sadar bahwa Seongwoo-nya adalah sosok yang mandiri dan kuat, dibalik penampilan fisiknya yang nampak kurus nan ringkih itu. Hanya saja Daniel merasa kewaspadaan memang diperlukan setiap saat, karena apapun bisa terjadi. Dan lagi sebenarnya Daniel setengah berharap jatah lemburnya hari ini karena malam nanti Ia berencana melamar Seongwoo tepat jam 12 malam, saat tanggal sudah 25 Agustus. Ya, hari lahir Seongwoo akan Ia jadikan hari sakral di mana Ia akan meminta Seongwoo menjadi pendamping hidupnya. Meski begitu Daniel tetap saja was-was, mengingat angka kriminalitas meningkat, menurut siaran berita yang Ia sempat perhatikan semalam saat sedang memindah-mindah saluran.

Malam makin gelap, dan sedikit lagi pekerjaannya tuntas. Jarum jam sudah menunjuk angka 11, dan Daniel mengernyit ketika telepon genggamnya tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Dengan kata lain, tak muncul satupun pemberitahuan pesan masuk. Tumben, batinnya. Biasanya Seongwoo selalu mengabarinya jika sudah sampai di apartemen. Apa Seongwoo kecapaian, ya? Gumamnya lagi, dalam hati. Setelah akhirnya tugasnya beres, Daniel mengemasi tas kerja dan telepon genggamnya kemudian bergegas pulang. Tak lupa Ia matikan lampu di kantor divisinya dan menyapa Ahjussi penjaga keamanan dalam perjalanannya menuju tempat parkir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SOL (SLAVE OF LOVE) || ONGNIELWhere stories live. Discover now