The Clumsy Cupid

2 0 0
                                    

“hey apa kau tahu ? Bella baru jadian sama si Leo” bisik seseorang disampingku “mereka cocok sekali!” seru temannya ‘harusnya dia menjadi milikku ahh~ apa boleh buat’ pikirku “hei Dylan” ucap Bella sambil tersenyum, aku hanya pergi tanpa mengatakan apa apa.
Sekolah hampir berakhir, Bella terus menerus menggangguku dan bertanya ada apa “diamlah!!” teriakku padanya bertepatan dengan bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang, Bella tampak terkejut lalu lari dariku.
“hari yang sulit hari ini” ucapku saat dijalan pulang, tiba tiba ada yang menarikku “hei Dylan” ucap gadis yang menarikku “siapa kamu, bagaimana caranya kau mengetahui namaku?” ucapku panik “tidak ada waktu untuk itu, aku butuh bantuanmu” ucap gadis itu.
“ok... Tunggu, pertama siapa kamu? Kedua bagaimana caranya kau mengetahui namaku? Ketiga bantuan apa?” tanyaku mulai mencoba mengetahui informasi darinya, gadis itu tampak lebih tenang lalu mulai menjawab pertanyaanku.
“baiklah aku adalah Cindy si cupid, aku mengetahui namamu karena kau adalah yang seharusnya menjadi targetku, tembakanku meleset, harusnya aku menembakmu tetapi karena kecerobohanku aku malah menembak Leo” ucap Cindy jujur.
“bodoh, baiklah apa yang harus aku lakukan” ucapku kesal “terima kasih Dylan, jadi kau harus menarik kedua panah yang terletak di dada Bella dan Leo” ucap Cindy menunjuk kearah pasangan yang tidak seharusnya ada.
“itu sangat mudah” ucapku “tetapi kau harus berhati hati, karena hanya ada dua cara mendapatkan panah itu kembali. Cara pertama adalah menariknya dengan super perlahan dan kedua adalah mematahkan hati salah satu dari mereka” ucap Cindy.




“baiklah” ucapku tersenyum, “senyumanmu cukup aneh“ ucap Cindy pelan “tetapi bukan sekarang” sambung Cindy saat aku mulai berjalan ke arah mereka “apa maksudmu bukan sekarang?” tanyaku sambil melangkah kembali pada Cindy.
“maksudku, saat ini kedua panah di dada mereka masih sangat amat kuat, itu sama sekali tidak tergoyahkan, kita hanya bisa menunggu sampai 4 hari” ucap Cindy.
“4 hari!!” teriakku terkejut “maaf, aku janji akan melakukan apa saja jika kau berhasil menarik kedua panah itu di hari ke 4” ucap Cindy sambil memberikan jari kelingkingnya sebagai simbol perjanjian, aku pun menerima janjinya dan mengaitkan jari kelingkingku.
Hari sudah sangat sore aku pun pulang dengan Cindy yang masih mengikuti ku “ok, ini aneh. Kenapa kau masih mengikutiku nona cupid” ucapku “aku harus disini sebelum aku menyelesaikan tugasku” ucap Cindy.
“apa!!! Kenapa tidak bilang dari awal, kau- ugh baiklah kau bisa tinggal dirumahku” ucapku mengalah Cindy hanya tertawa dan mengubah penampilannya menggunakan gaun yang tidak terlalu panjang dan bando Halo nya.
“sebagai gantinya aku akan me-“ “tidak terima kasih” potong ku sebelum Cindy menyelesaikan ucapannya “memangnya kau tahu apa yang ingin aku lakukan” ucap Cindy sambil mengembungkan kedua pipinya.
“kau memegang pisau dan apronku, aku tahu kau ingin memasak bukannya membunuh orang” ucapku sambil mengambil pisau dan apronku kembali lalu menarik kursi dan membuat Cindy duduk “biar aku yang memasak” ucapku tenang lalu mulai memasak.





“aku bosan” ucap Cindy “oh ayolah Cindy, sebentar lagi ya” ucapku sambil mencicipi makanan yang ku buat “tetapi aku bosan” ucap Cindy “ya, aku tahu. Oh ya aku ingin bertanya apakah kau baru menjadi cupid, darling?” tanyaku.
“ya, ini adalah tugas pertamaku” ucap Cindy “oh, pantas saja, well aku tidak menyalahkanmu kok” ucapku sambil mengambil beberapa piring untuk menaruh hidangannya “woah~ apa ini?” tanya Cindy antusias “ini hanya daging bumbu lada hitam” ucapku sambil menaruh makanannya di meja.
“ini enak!” ucap Cindy saat mencobanya “well, terima kasih, darling~” ucapku senang setelah habis aku pun mulai membersihkan bekas makanan kami “umm Dylan” ucap Cindy pelan “yes, darling~” ucapku.
“kamarku ada di mana ya?” tanya Cindy “kamarmu ada di dekat perpustakaan kecil yang ada tulisan ‘be our guest’ ” ucapku “baiklah, terima kasih Dylan” ucap Cindy lalu pergi.
“huh, hari yang melelahkan” ucapku pelan lalu saat menyelesaikan cucianku aku pergi ke kamarku sendiri yang tidak begitu jauh dari kamar Cindy dan bersiap tidur.
Pagi telah tiba, aku terbangun hanya untuk melihat wajah Cindy yang benar benar dekat “eh, Cindy, p-pagi” ucapku berusaha menyembunyikan keterkejutanku “pagi, Dylan” ucap Cindy sambil tersenyum lebar.
“apa yang kau lakukan disini?” tanyaku sambil menurunkan kedua kakiku dari kasur “aku hanya ingin bertanya? Apa aku boleh ikut bersamamu ke sekolah, aku mungkin bisa memperhatikan mereka lebih dekat lagi disana” ucap Cindy.
“pikiran bagus sih, hanya saja aku terlalu malas untuk membuat surat izin belajar untukmu” ucapku “tidak apa, aku bisa memanipulasi mereka kok” ucap Cindy tenang.





“baiklah, sekarang tinggalkan kamarku, aku ingin bersiap siap” ucapku, Cindy mengangguk lalu beranjak pergi, saat dia menyentuh gagang pintu aku menyambungkan ucapanku “oh ya, jangan memasak sarapannya ya” ucapku seketika senyuman Cindy terjatuh tetapi dia tetap mengagguk.
“pagi, Dylan” ucap Bella saat aku sedang berjalan menuju sekolah bersama Cindy. Aku tidak menjawabnya “siapa ini?” tanya Bella tidak menyerah “hi, namaku Cindy, aku murid baru disini” ucap Cindy menjawab pertanyaan Bella.
“oh, Cindy ya? Senang bertemu denganmu” ucap Bella dengan nada bahagia yang dibuat buat tetapi sepertinya Cindy tidak menyadarinya ‘cupid bodoh’ pikirku lalu menarik Cindy dan pergi menjauhi Bella.
“ada apa? Bukankah kita harus mengetahui kelemahan mereka” ucap Cindy “ya, tapi sepertinya sekarang bukan waktunya” ucapku sambil melirik pasangan yang harusnya tidak pernah ada itu.
“anak- anak ibu membawa murid baru disini, perkenalkan dirimu sayang” ucap bu Myla pada Cindy “perkenalkan namaku Cindy Jeane aku murid baru disini, senang bertemu dengan kalian semua” ucap Cindy bahagia.
“baiklah, Cindy silahkan duduk di bangku kosong disamping Dylan” ucap bu Myla, entah mengapa aku merasa banyak mata yang menatapku benci saat ini.
“jadi dimana mereka” ucap Cindy berusaha mencari Bella dan Leo ‘huft, memikirkannya saja sudah membuatku kesal’ pikirku “sudahlah, pikirkan itu nanti saja. Nikmati saja ‘liburan’ mu di dunia lagi pula kita masih punya 3 hari lagi bukan” ucapku sambil menutup lokerku.







“bukan begitu bodoh! Aku disini untuk mengerjakan tugasku bukannya berlena lena, jangan bertingkah ceroboh” ucap Cindy kesal “ya, ya, ‘jangan bertingkah ceroboh’ lihat siapa yang mengucapkannya, seorang cupid bernama Cindy sang secara tidak sengaja menembakkan panahnya ke orang yang salah” ucapku dengan sarkas.
“oh diamlah, Dylan” teriak Cindy kesal “wah, wah, kalian kelihatan begitu akrab, ya kan Dylan” ucap Bella tiba tiba, aku mengacuhkannya dan langsung pergi ke kantin.
“Dylan kamu kenapa sih? “ tanya Cindy sambil mengejarku akupun berhenti “aku...ah, lupakan” ucapku sambil melanjutkan perjalananku ke kantin “Dylan, aku minta maaf ok? Ini semua salahku, aku tahu itu, jika saja aku tidak menembakkan panahku ke dada Leo” ucap Cindy.
“lupakanlah Cindy, ini bukan sepenuhnya salahmu” ucapku berusaha membuat Cindy senang “tapi, jika aku menembakkan panah itu-“ aku memukul dinding disebelah Cindy dan membuatnya berhenti berbicara “hentikan, kumohon” ucapku pelan.
Aku pun menarik tangan Cindy yang sedang menangis dan membawa dia ke atap sekolah “hentikan tangisan mu itu Cindy” ucapku pelan saat kita sampai ke atap “aku benar benar *hiks minta maaf” akupun merangkup wajah Cindy dengan perlahan lalu mengusir bulir bulir kesedihan dari matanya yang berwarna keemasan yang sangat indah.
“baiklah cupid, aku  terima permintaan maafmu, maafkan aku juga yang menjauhi Bella dan membuat pekerjaanmu lebih sulit dari yang kau pikirkan” ucapku pelan Cindy lalu mengangguk perlahan dan mulai tersenyum “ini dia Cindy yang kukenal” ucapku senang lalu memeluknya.






“pagi, Cindy” ucapku saat terbangun “pagi, Dylan ah~ aku tidak percaya ini hari ketiga bukan?” ucap Cindy ‘ah, benar juga sudah tiga hari Cindy dan aku memata matai Bella dan Leo kurasa ini hari terakhir huh’ pikirku sambil melihat ke arah Cindy sang terlihat senang.
“karena semua informasi tentang mereka sudah kita temukan, hari ini kita bisa sedikit tenang dan menunggu hari esok  ya kan, Dylan?” tanya Cindy padaku “iya, kau benar, baiklah Cindy tolong keluar, kau ini selalu saja menungguku terbangun” ucapku sambil mendorong Cindy keluar.
“aku tidak sabar” ucap Cindy “ya kau benar, perjalanan kita hanya tinggal kurang lebih 24 jam lagi huh” ucapku ‘huh, perasaan apa ini’ pikirku tapi aku mencoba mengacuhkanya.
“um... Dylan, bisakah kita bertemu nanti malam?” tanya Bella tiba tiba “eh, malam ini?” tanyaku, ya seperti yang kalian lihat Cindy memaksaku untuk bertingkah normal didepan mereka ‘well, sepertinya aku menangani ini dengan baik’ pikirku.
Bella mengagguk “dan jangan bawa Cindy okay....kumohon” tanya Bella memelas “huft, baiklah dimana?” tanyaku “di restaurant biasa okay, jam 9 malam” ucap Bella lalu langsung meninggalkanku ‘jam 9, telat sekali’ pikirku.
“Dylan, tadi Bella bilang apa?” tanya Cindy “dia ingin menemuiku di tempat biasa kami bertemu” ucapku sambil menutup lokerku “bukannya itu bagus” ucap Cindy antusias “kau benar, tetapi ini aneh dia memintaku menemuinya jam 9 malam dan aku tidak boleh membawamu” ucapku.
“kau benar, ini aneh bahkan aku tidak melihat mereka bersama hari ini, kau mau mengeceknya Dylan? aku akan menjadi cupid agar tidak ada yang bisa melihat ku” ucap Cindy “haha, baiklah nanti kita cek, okay?” ucapku sambil mengusap kepalanya.





*kring* ‘ah, waktu istirahat’ pikirku “hei, Cindy kau mau ke atap bersamaku?” tanyaku pada Cindy, dia pun mengagguk “hei, lihat Leo sedang bermain” ucap Cindy, aku mendekati Cindy dan melihat keanehan pada Leo.
“Cindy, Leo-“ “kau benar” potong Cindy sebelum aku menyelesaikan ucapanku “dimana anak panah miliknya?” ucap kami bersamaan “ada yang tidak beres” ucapku “kau benar, apa yang terjadi?” ucap Cindy yang sama terkejutnya denganku.
“jangan jangan” ucap kami bersamaan “Dylan, aku mohon datangi dia, aku akan mengikuti kalian dari belakang” ucap Cindy memegang tanganku erat “baiklah” ucapku dengan percaya diri.
“Dylan, sebelah sini” ucap Bella padaku sambil terlihat mencari sesuatu “ada apa Bella?“ ucapku tenang sambil duduk di sebelahnya “hanya memastikan” ucap Bella, aku tersenyum dan mengacak acak rambutnya.
“kau ini masih tetap sama” ucap Bella saat aku berhenti mengacak acak rambutnya “oh ayolah, kau pikir aku akan menjadi berbeda hanya karena kau berpacaran dengannya” ucapku tenang.
“terima kasih, Dylan” ucap Bella dengan senyumannya yang sedikit aneh “ada apa, little Bell” ucapku menyadari ada yang tidak beres “aku hanya ingin berjalan jalan, jalan jalan malam sampai matahari terbit, maukah kau menemaniku?” tanya Bella.
“baiklah, little Bell” ucapku menerima ajakannya, setelah kami makan malam bersama kami pun memulai perjalannya, perjanan kami dimulai di hutan kecil di dekat sini dan akan berakhir di pelabuhan besok pagi.
“jadi, ada apa miss Bell” ucapku saat kami memulai perjalan kami “aku hanya ingin bernostalgia bersamamu Dylan” ucap Bella sambil memperhatikan bintang bintang yang bertaburan di atas kami.




“baiklah, baiklah” ucapku mengalihkan pandanganku ke bintang bintang di atas kami “sudah lama ya?” ucap Bella yang tampaknya ingin memulai pembicaraan “ya, kau benar. Kapan terakhir kali kita melakukan perjalanan malam ini?” tanyaku.
“saat kita baru masuk smp bukan” ucap Bella “cukup lama juga ya? Sekarang di tahun terakhir kita di sma sudah cukup banyak yang berubah” ucapku pelan “kau benar, banyak sekali yang telah berubah” ucap Bella.
“hey, Dylan” ucap Bella saat kami tiba di puncak bukit yang cukup tinggi, aku mengajaknya duduk di pinggir bukit untuk mengamati pemandangan kota “ada apa little Bell?” tanyaku padanya.
Bella duduk di sebelahku lalu mulai berbicara “aku ingin bercerita tentang Leo” ucapnya pelan, aku mengagguk secara tidak langsung menyuruhnya untuk melanjutkan ceritanya.
“Leo, aku tidak tahu mengapa aku mencintainya, faktanya selama ini aku menyukai mu. Tetapi semua terjadi begitu saja, dia menembakku, kami berpacaran, lalu dia….” Ucap Bella sambil mengambil nafas panjang.
Bersamaan dengan bunyi jam raksasa yang berbunyi 12 kali menandakan hari telah berganti air mata Bella turun bersamaan dengan kata kata itu “….dia mencuri kemurnianku” ucapnya sambil menatap langit biru.
Tanpa aba aba atau pun persiapan secara tiba tiba aku menarik panah cupid di dada nya dan meninggalkan tubuhnya yang seketika terjatuh “Dylan, ada apa?” ucap Cindy yang muncul dari belakang pohon.
“Cindy, ini hari ke-4 bukan?” ucapku pelan sambil mendekatinya “ya, tapi bukan berarti kau bisa menarik panahnya sembarangan, Dylan” ucapnya “untuk perjanjiannya” ucapku saat sampai tepat di depan Cindy.

“baiklah, apa yang kau inginkan?” tanya Cindy padaku, mataku bertemu dengan matanya ‘ah~ mata coklat ke emasan yang sangat indah’ pikirku “aku ingin kau menerima maaf ku” ucapku.
“maaf, tentu saja. Memangnya kenapa?” tanya Cindy dengan lugu, aku tersenyum ah, bukan aku menyeringai, dengan satu kibasan tangan, aku meletakkan panah yang ku dapat tepat di dada Cindy.
“Dylan” ucap Cindy terkejut, aku melihatnya terjatuh dengan sayapnya yang mulai menghilang bersamaan dengan kembalinya wujud asliku, seorang pangeran dari dunia keburukan “lust..” ucap Cindy pelan.
Semuanya berakhir Cindy melihat ke arah mataku yang berwarna merah darah dengan sedikit percikan warna pink ke unguan “terkejut, Miss lust” ucapku mengingatkannya, sekarang dan selamanya dia menjadi milikku.

Hai hai syifa disini, ini aku taro ulang Clumsy Cupidnya jangan langsung udahan (Shahmi: gak usah belibet) maaf, abis ini ada after ending yang nge jelasin semuanya.

See you soon my happy, un-happy, try to be happy reader peacy missy out

the clumsy cupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang