Jejak Terakhir Di Gili Ketapang

Start from the beginning
                                    

Setelah itu, mereka turun dan berjalan beberapa langkah lalu Gerry meminta ponselnya yang di pegang Jenny. Kemudian ia menghubungi Agung untuk memberitahu jika sudah sampai di Pelabuhan Tembaga.

Namun Agung tidak ada di Pelabuhan Tembaga lalu menyuruhnya untuk menghubungi rekannya yang bernama Arif yang sudah menunggu sedari tadi. Agung pun memberikan nomor kontaknya.

Gerry langsung menghubungi Arif. Dan di antara keramaian orang-orang yang sedang berdiri dan duduk, Arif langsung berdiri sambil mengangkat tangannya di salah satu warung yang ada di ujung.

Setelah melihatnya, mereka berjalan menghampiri Arif kemudian saling bersalaman. Setelah itu, mereka duduk bersama di sebuah warung di antara keramaian sambil menunggu kedatangan rombongan lain.

"Kira-kira berangkat jam berapa mas?", tanya Gerry.

"Sekitar jam sembilan, mas, sambil menunggu rombongan yang lain datang," jawab Arif.

"Rombongan itu sudah dimana?," tanya Gerry.

"Sedang dalam perjalanan," jawab Arif.

Kemudian Gerry melihat jam dari ponselnya yang menunjukkan baru jam delapan, ia pun berkata, "Kalau begitu, kami mau makan dulu."

"Silahkan, mas, makan dulu saja," sahut Arif.

Lantas Gerry menoleh ke arah Jenny yang duduk diam di sebelahnya sambil berkata, "Jenny, kita cari makan dulu."

"Makan dimana?," tanya Jenny.

"Ya, di sekitar warung-warung yang ada di sini," jawab Gerry. Lalu mereka berdiri dan berjalan.

Namun beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba datang salah satu anak muda yang menghampirinya sambil berkata, "Mas, sebentar, mas!."

Mereka pun berhenti, lalu Gerry bertanya, "Ada apa, mas?."

"Pakai ini, mas!." jawabnya sambil memberikan bungkusan plastik putih yang berisikan sehelai kain.

"Maksudnya apa, nih?" tanya Gerry yang merasa bingung saat berhadapan dengan anak muda tersebut. Lalu Arif yang sedang duduk dan melihat hal itu langsung datang menghampirinya.

"Maaf, mas, temannya dipakaikan kain ini untuk menghormati yang lain, tapi nanti saja pas mau berangkat," ujar Arif menjelaskan.

"Tapi ini beli atau sewa?", tanya Gerry memastikan. Sementara Jenny hanya berdiri diam di sampingnya.

"Gratis, mas," jawab Arif.

"Ooh, oke, maaf sebelumnya, ya, mas,". ujar Gerry sambil menerima bungkusan plastik putih tersebut.

"Tidak apa-apa, mas, silahkan makan dulu saja," timpal Arif.

Mereka kembali berjalan di antara deretan warung-warung yang hanya menjual mie instan. Lalu Jenny melihat puluhan mata lelaki yang menatap tajam memandanginya karena memakai hotpant dan tanktop.

"Kenapa mereka menatapku dengan pandangan seperti itu?," tanya Jenny yang merasa risih.

"Entahlah, mungkin karena pakaianmu yang terlalu mencolok," jawab Gerry.

"Emang, ada yang salah dengan pakaianku?," tanya Jenny lagi.

"Enggak ada yang salah, sih, makanya orang tadi memberikan kain ini untuk kamu pakai biar tidak mengundang pandangan yang aneh-aneh," jawab Gerry.

"Terus, aku harus pakai kain itu sekarang?," tanya Jenny lagi.

"Ya, terserah kamu, mau di pakai sekarang atau nanti saat naik perahu," ujar Gerry.

SeruntulanWhere stories live. Discover now