CHAPTER 41-45

137 7 0
                                    

Caren menatap gadis berambut pirang panjang yang berada di hadapannya. Chloe. Chloe masih sibuk membasuh wajahnya yang tampak lelah dan juga kesal, karena dia tidak bisa menyelesaikan kuis yang diberikan oleh dosennya pagi hari tadi. Chloe mungkin memang tidak sepintar Caren, namun gadis cantik itu juga tidak suka bila dianggap bodoh. Caren memilih meremas-remas tissue yang berada di genggaman tangannya sambil menunggu Chloe selesai dengan perasaan hampa yang aneh. Hampir sepanjang hari ini Caren menghabiskan waktunya sendirian, karena Justin sibuk mengurusi teman-temannya yang merasa tidak diperhatikan semenjak Caren dan Justin resmi berpacaran, dan disamping itu, Caren pikir Justin juga butuh waktu khusus anak laki-laki bersama teman satu geng Phoenix nya. Chloe membasuh wajahnya sekali lagi sebelum akhirnya merapikan rambut panjangnya dengan sisiran jari, lantas mengangguk pada Caren yang menandakan bahwa mereka bisa pergi keluar toilet sekarang.

            "Kau itu kenapa sih? Sejak tadi kau diaammmm terus. Kenapa? Kau sakit gigi? Atau... kau punya masalah dengan Justin?! halaaah! Aku sudah bilang kan, dengan datangnya murid baru bernama Ariana Grande itu, status keamanan hubunganmu yang awalnya hanya normal-normal saja, mendadak naik ke status siaga!" seru Chloe yang mulai menebak-nebak. Caren melempar wajah Chloe dengan gumpalan tissue yang sedari tadi berada di tangannya.

            "Memangnya status gunung berapi-_-" Caren menukas, "Tidak apa-apa. Justin kan sering menghabiskan waktunya denganku, kupikir sesekali tidak apa-apa lah kalau aku membiarkan dia menghabiskan waktu dengan teman-teman lelakinya."

            "Kau yakin?" Chloe mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya yang kelilipan tissue, "Kalau menurutku sih, Ariana itu termasuk gadis yang cantik, dan aku tidak jamin Justin bisa bertahan di tengah gempuran pesona gadis berambut merah itu. dia juga lemah lembut dan kelihatannya baik. Ariana bahkan sangat baik padaku kemarin," timpal Chloe lagi. caren berdecak sebelum akhirnya bersungut-sungut.

            "Manis apanya? Kalau diibaratkan kucing, Ariana itu seperti kucing garong yang buas. Dia bahkan membuat bahuku memar kemarin. Alasannya sederhana saja : dia menginginkan Justin." kata Caren, perasaan resah yang kentara kembali menguasai hatinya.

            "Mustahil," Chloe berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ariana itu baik, Cars. Dia berasal dari kalangan keluarga kelas atas yang terpelajar, bahkan tingkah lakunya sangat baik. Tidak berlaku beringas, ataupun bengal, ataupun sombong. Bahkan tampaknya dia baik-baik saja pada sosok lelaki-lelaki yang mengejarnya, maksudku, Ariana tetap baik pada mereka namun tidak sama sekali memberi harapan pada mereka. kalau kataku, dia itu seperti manusia tanpa cela."

            "Satu-satunya kejelekannya adalah saat dia mendorongku hingga membentur tembok dingin kamar mandi." Desis Caren jengkel. Dia merasa kesal pada Ariana karena Chloe tampaknya menyukai gadis itu, juga karena mendadak bahunya yang memar terasa berdenyut. Chloe hanya menatapnya dengan pandangan Aku-Tidak-Mau-Berdebat. Kedua gadis yang sama-sama berambut pirang itupun terus melangkah menyusuri koridor hingga mendadak masing-masing sepasang mata milik mereka menangkap pemandangan tak lazim di koridor yang bersebrangan dengan koridor tempat mereka berdiri sekarang. tampak segerombolan siswa yang didominasi para mahasiswi eksis di kampus memadati papan pengunguman yang biasanya digunakan untuk memajang hasil-hasil nilai semester akhir para siswa. Namun yang anehnya, sekarang kan tidak sedang musim ujian, lantas kenapa mereka semua berkumpul disana? Tidak mungkin kan papan pengunguman bisa mengadakan acara bagi-bagi sembako gratis? Ataupun pembagian Bantuan Langsung Tunai alias BLT? Maka, demi menuntaskan rasa penasaran mereka, baik Caren dan Chloe segera bergabung dengan siswa yang lainnya. Dengan susah payah, Caren mencoba menyibak kerumunan, dan matanya seketika seolah hendak membeliak keluar begitu melihat kertas tebal penuh warna yang terpampang di papan pengunguman. Hanya ada satu judul huruf besar yang ditangkap Caren : KONTES RATU KECANTIKAN.

MY LOVELY ENEMY by Renita NozariaWhere stories live. Discover now