2. Sabrina Alea

2.8K 218 3
                                    

Halooo ..

Semoga suka dengan cerita ini yaa ..

Happy Reading ..



Wildan sedang duduk dibalik meja kerjanya. Sedang membaca salah satu proposal penawaran kerjasama oleh sebuah perusahaan retail yang cukup besar. Kacamata yang membantunya untuk membaca itu bertengger indah di hidung mancungnya.

Wildan yang tengah serius dan fokus memang terlihat dua kali lipat lebih tampan dari biasanya. Membuat siapapun yang melihatnya menahan nafas beberapa detik. Bahkan Asti yang sudah bersuami, sekuat mungkin meningkatkan imannya agar tidak goyah ketika melihat pesona bos-nya itu.

"Masuk." Ucap Wildan setelah mendengar bunyi ketukan pintu ruangannya.

"Pagi Pak Wildan. Mahasiswi yang akan magang sebagai sekretaris Bapak sudah datang." Ucap Asti setelah menahan nafas beberapa detik.

" Kebetulan sekali, banyak proposal yang harus di analisis."

"Baik Pak."

Asti langsung keluar ruangan, memanggil mahasiswi magang itu untuk masuk ke dalam ruangan Wildan.

Mata Wildan melotot dari balik kacamatanya. Ketika melihat gadis sinting kemarin sore itu, ikut masuk bersama Asti.

"Selamat pagi Pak, perkenalkan saya Sabrina Alea. Biasa di panggil Shaby. Saya dari Universitas TriDHarma Fakultas Ekonomi semester 5. Saya akan magang di perusahaan milik Bapak selama dua bulan ke depan. Mohon bantuannya Pak, Terima kasih."

Setelah mengucap kalimat perkenalan itu, gadis bernama Sabrina itu masih menyunggingkan senyum percaya dirinya. Namun beberapa detik berselang, senyumnya memudar, terganti dengan raut wajah pias melihat wajah owner tempat ia magang itu.

***

"Tolong tempatkan dia di divisi lain yang sesuai dengan bidang pendidikannya. Saya tidak jadi membutuhkan Assistant, Sekretaris atau apalah namanya itu."

"Loh kenapa Pak?"

"Gakpapa As."

Wildan meninggalkan meja Asti lalu pergi ke pantry, ia butuh minuman segar untuk membasahi tenggorokannya. Ia bisa saja meminta Bi Marni untuk membuatkannya. Tapi Wildan sedang menghindari ruang kerjanya sendiri karena ada gadis sinting itu disana. Terpaksa ia mengungsi sementara di pantry.

Sementara itu di ruang kerja Wildan, sesaat setelah Wildan meninggalkan ruangan, Shaby meraih tote bag nya mencari kartu nama yang diberikan Wildan kemarin. Setelah menemukan apa yang ia cari, ia membaca kartu nama itu dengan seksama.

Tolol. Kenapa gak sadar dari kemarin. Shaby mengumpat dalam hati ketika membaca lebih detail kartu nama tersebut. Wildan Argian Hadi lalu di barisan bawahnya tertulis, Owner and Founder Argian Brothers Furniture.

"Si Bos pergi daritadi gak balik-balik. Apa do'i kesel sama gue yah?"

Shaby merasa serba salah, disatu sisi ia merasa senang diberikan kehormatan untuk magang sebagai sekretaris Bos. Apalagi Bos-nya setampan itu. Namun ia juga merasa bersalah karean ternyata Bos-nya itu laki-laki kemarin sore yang menabraknya. Dan ia sempat berlaku tidak sopan.

Di hari pertama ia magang hanya dihabiskan untuk merutuki kebodohannya itu. Selain itu Shaby juga merasa bisa mati karena kebosanan berada disana. Wildan meninggalkannya tanpa memberi tugas apa-apa. Jadi ia bingung harus melakukan apa.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang