"Pokoknya jangan!"
"Jika tidak ada alasan, aku tidak bisa. Bagaimanapun Jaehwan temanku." Yujin terdiam. Sekilas dia melirik Joy yang mengangkat bahunya cuek.
"Aku kembali kerja dulu!" Joy bangkit dan menuju pantry untuk kembali bekerja, meninggalkan Sejeong dan Yujin.
"Euhm... Yujin-ah?" Yujin yang sebelumnya bermain ponsel kini mendongak melihat Sejeong dengan wajah penasaran.
"Aku harus bagaimana?"
"Apanya?" Sejeong menunduk. Dia bermain dengan jari-jarinya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Itu... Doyoung-"
"Astaga!! Kau masih ragu sampai sekarang?" Sejeong mengangguk pelan. Terdengar kekehan pelan yang berasal dari Yujin.
"Aku katakan padamu, tidak ada alasan untukmu ragu lagi! Doyoung dulu itu sedikit gila hingga mengabaikanmu, ya.. walaupun sekarang dia masih tetap gila. Tapi, believe me! Mengerti?!" Mendengar penuturan Yujin membuat Sejeong tertawa pelan.
Dan yang membuat Yujin bernapas lega dan tersenyum lebih lebar setelah melihatnya langsung.
Sejeong mengangguk.
Jam hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Doyoung masih berkutat dengan pekerjaannya yang sedikit lagi akan selesai. Dia terus melirik jam tangannya sambil dirinya juga fokus pada pekerjaannya.
"Aish.. Sejeong bagaimana??"
Tidak ada pilihan lain. Doyoung segera membereskan pekerjaannya dan akan membawanya pulang. Di kantor juga mulai sepi karena mungkin sebagaian besar mereka memilih melanjutkan pekerjaan di rumah.
Sesampainya di parkiran, Doyoung memasukkan tas kantor dan map-map berisi berkas-berkas pentingnya dalam mobil dibagian belakang. Setelahnya dia beralih ke bagian pengemudi dan segera melajukan mobilnya untuk menjemput Sejeong di cafe milik Joy.
Belum setengah perjalanan, mobil yang dikendarai Doyoung tiba-tiba berhenti. Berulang kali dia mencoba menyalakan mesinnya namun kembali mati.
Sepertinya memang Doyoung tidak diizinkan menjemput Sejeong malam ini.
"Sialan!" Tapi dia tidak menyerah. Dengan trrgesa dia menghubungi bengkel. Entahlah bagaimana bisa dia menghubungi bengkel yang bersedia mengangkut mobilnya dijam sekarang. Untung saja otak pintarnya langsung terpikirkan satu nama temannya, orang bengkel yang akrab dengannya. Setelah selesai menelpon, dia segera keluar dari mobil. Tidak lupa membawa dompet dan ponselnya. Dengan sangat tergesa dia berlari menuju cafe.
Memang cafe milik Joy tidak cukup jauh jika mengendarai mobil. Tapi jika ditempuh dengan berjalan kaki beda lagi ceritanya.
Sekitar 10 menit berjalan cepat, mungkin bisa dilihat sedikit berlari, Doyoung bisa melihat cafe milik Joy yang mulai sepi. Dia bisa melihat wanita itu sedang membersihkan kaca luar cafe.
YOU ARE READING
[TELAH TERBIT] HARD FOR ME ✔
Fan fikcia[Terbit] Versi cetak bisa dibeli melalui Shopee dan Tokopedia Haebara Publisher Di hari itu Doyoung datang memberikan sebatang cokelat untuk mengajak Sejeong berkencan. Namun ada yang salah dari hubungan mereka.... Hingga Sejeong tahu kebenarannya, ...