AM 2 :Pingitan

451 29 11
                                    

Hai Ders,maafin aku yang sekarang yach... karean sekarang S dan K berlaku HEHEHE,baca,Vote dan Koment dulu baru ada  next yach...

Selasa,31 Juli 2018

********


"Apa???"kata itu terucap bersamaan dari bibir Naya dan Affan,sedetik setelah mendengar kalimat yang diucapkan kedua orang tua mereka.

"Iya.. ini sudah adat,dan menimbang masalah kalian kemarin,sepertinya pingitan ini memang benar-benar diperlukan sebelum acara resepsi"kata pak Rahman.

"Ini demi kebaikan kalian berdua,perpisahan sementara itu akan memberikan ruang bagi masing2 pihak untuk lebih mempersiapkan fisik dan hati menjelang resepsi,agar kalian tampil prima saat resepsi nanti"tambah pak Zain.

"Kami tidak mau kalian terus bertemu karena hari-hari menjelang pernikahan adalah waktu yang riskan dan sensitive,setidaknya perpisahan sementara akan mengurangi kemungkinan kalian berselisih paham"tambah bunda.

"Anggap saja ini salah satu cara untuk meminimalisir kemungkinan masalah yang timbul diantara kalian,gak akan lama kok,hanya 2 minggu sebelum acara dan berarti itu dilaksanakan mulai besok"mama tersenyum menatap anak dan menantunya yang saling pandang seperti tak percaya dengan apa yang barusan mereka dengar,yang benar saja.... mereka baru saja bertemu setelah hampir 8 bulan berpisah,lalu memutuskan menikah satu bulan kemudian dan sekarang harus dipisahkan lagi selama 2 minggu,What the hell??? Ini jaman now kenapa berasa ada di jaman old pake bangeet ya??

Affan baru saja mau mengajak Naya makan siang di jam istirahat kerjanya ketika menerima panggilan dari papa yang memintanya datang ke sebuah rumah makan tak jauh dari kantor Naya,dan disinilah ternyata kedua orang tuanya menunggu didampingi orang tua Naya juga untuk menyampaikan perihal pingitan sebelum acara resepsi pernikahan.

Di latar belakangi perselisihan mereka yang membuat Naya menangis tempo hari,keluarga memandang perlu ada batasan bagi kedua anaknya untuk saling bertemu dengan kata lain keduanya harus dipingit,tinggal dan diam di rumah tanpa melakukan kegiatan apapun selain menerima berbagai perawatan untuk fisik dan beberapa wejangan psikis untuk menambah kemantaban dan kesiapan hati mereka.

Naya terdiam,melirik Affan yang juga tak bersuara di sebelahnya.Dan kedua orang tua mereka terus saja menyampaikan beberapa alasan mengapa harus ada adat pingitan,apa manfaatnya dan batas2 apa saja yang boleh dan tidak boleh mereka lewati selama proses pingitan itu.

"Maaf..."Affan membuka suaranya membuat semua mata spontan teralih menatapnya.

"Saya menyetujui dan menghormati adat pingitan ini"ucapnya yang membuat para oang tua bernafas lega.

"Tapi...."ternyata Affan masih belum selesai."Saya keberatan jika waktunya selama itu,seperti yang papa,ayah,mama dan bunda ketahui,Naya masih bekerja sampai 5 hari menjelang pernikahan kami,saya tidak bisa membiarkannya berangkat dan pulang sendiri sementara saya bisa mengantar jemputnya setiap hari,saya tidak ingin ada kejadian buruk yang menimpa Naya lagi"Affan berusaha selugas mungkin menyampaikan pendapatnya dengan menekan sebisa mungkin nada keberatannya.

"Dan saya merasa tidak nyaman jika Naya harus diantar orang lain,lagipula ada beberapa urusan pernikahan yang belum kami selesaikan jadi mungkin waktu untuk pingitan itu bisa disesuaikan dengan kondisi kami saat ini"lanjutnya cepat namun tetap tenang.

Pak Zain tersenyum,tahu tidak akan mudah bernegoisasi dengan putranya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.Affan merupakan duplikat dari kakeknya yaitu tipekal orang yang selalu memperhitungkan semua sematang mungkin,dia jarang berbicara namun sekali mengeluarkan suaranya,kalimat yang keluar adalah rentetean kebenaran yang tidak bisa ditentang oleh akal pikiran,karena itu beliau juga sudah menyiapkan segalanya demi memuluskan aksi pingitan ini.

Awesome MateWhere stories live. Discover now