depresi (2)

67 15 6
                                    

"Mungkin lu kurang deket sama Tuhan"

"Apa sih yang bikin lu depresi?"

"Kurang bersyukur aja lu"

Pernahkah mengatakan kata-kata di atas kepada temanmu yang sedang curhat?

Atau untuk kamu yang sedang mengalami depresi klinis, pernahkah mendapatkan kata-kata itu keluar dari mulut temanmu? Apa yang kalian rasakan?

Sebenarnya baik kepada orang yang mengalami depresi klinis ataupun tidak, jika ada orang menceritakan masalahnya, ada hal-hal yang sebaiknya tidak langsung kita katakan.

Apa saja kalimat-kalimat itu? Yuk kita pelajari agar kita bisa menjadi pendengar yang lebih baik.

1. “Yang lebih berat hidupnya dari kamu banyak kali”

Kita harus memahami bahwa kapasitas setiap orang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang bercerai tidak lebih sedih dari orang yang keluarganya hilang ditelan ombak tsunami.

Kita juga tidak bisa bilang bahwa orang yang dibully ketika bersekolah tidak mengalami siksaan batin seberat ibu Veronica Tan.

Setiap orang punya kapasitas masing-masing dalam menerima beban hidup.

2. “Kamu kurang bersyukur sama hidup”

Saya memiliki “gratitude box” di kamar saya dimana setiap harinya saya menuliskan tiga hal yang bisa saya syukuri dari hidup saya.

Meskipun begitu, saya masih depresi. Kenapa? Karena depresi bukan tentang bersyukur saja.

Orang-orang dengan depresi klinis memiliki rasa rendah diri yang besar, memiliki perasaan bersalah yang tinggi, dan bahkan memiliki keinginan untuk mati.

Terkadang hal-hal tersebut tidak bisa mereka kendalikan.

3. “Mungkin kamu kurang deket sama Tuhan”

Saya memiliki teman yang ketika sedih langsung ke gereja, tetapi Ia juga masih bisa mengalami depresi dan panic attack.

Teman saya, seorang Buddhist, sering berlatih meditasi namun juga melakukan self-cutting.

Teman saya yang lainnya, seorang Muslim yang rajin puasa Senin-Kamis, ternyata sudah terserang depresi klinis selama tiga tahun lamanya.

Jadi, depresi bisa menyerang siapa saja.

Terkadang, pernyataan seseorang sedih karena kurang dekat dengan Tuhan malah membuat kami ingin menjauh dari Tuhan.

Kami sedang sakit, kami sudah rajin ibadah semampu kami, tetapi orang-orang masih judgmental bahwa kami kurang dekat dengan Tuhan.

Kalau boleh saya berkata,
Bukankah hanya Tuhan yang berhak mengukur kadar ketakwaan seseorang?

4. “Apa sih yang kamu sedihin? Hidup kamu sempurna. Banyak yang mau di posisi kamu”

Depresi bisa menyerang siapa saja; bahkan orang-orang kaya raya dengan orang tua lengkap yang penyayang.

Depresi klinis adalah penyakit kompleks yang diakibatkan oleh genetika, hormon, jumlah dan jenis bakteri di usus, pengalaman masa kecil, struktur otak, pola pikir, dan banyak hal lainnya.

Belum lagi kita hidup di zaman yang serba menuntut kita untuk buru-buru, sehingga otak kita jarang memiliki kesempatan untuk benar-benar istirahat dari segala macam pikiran.

Belum lagi, hal-hal kecil yang menumpuk dipikiran itu juga bisa memicu depresi.

5. “Lupain aja sedihnya”

ASOA : KEMBAR KARO TENOnde histórias criam vida. Descubra agora