Chapter 1 - Baru Kenal

198 109 104
                                    

Mataku tak henti-hentinya menjelajahi tiap jengkal dan tiap sudut segala sesuatu yang berada di sekelilingku. Hari ini pengalaman baruku akan dimulai, di rumahku yang baru.

Tubuh mungilku kian terpaku hingga aku memutuskan untuk membuka layar ponselku. Beberapa notifikasi mulai berjatuhan bak hujan saking derasnya dilayar aplikasi pemberitahuan account facebook- ku.

Ting..

Suara itu muncul sesaat setelah jari terbesarku menekan tombol terbawah ponselku. Gerakan itu terhenti dan mataku beralih ke arah notifikasi yang menampakkan diri dibarisan teratas barusan.

Aku segera membukanya dan seketika aksiku terhenti dan mataku terbelalak tak percaya.

"Ini..," ucapku pelan hingga mungkin hanya aku yang mendengarnya.

Rendy menerima permintaan pertemanan anda. Tulis di linimasa...

Senyum di bibirku mulai terukir. Aku tak habis pikir jika dia akan menerima permintaan pertemanan itu, dia seorang lelaki yang tidak sengaja aku datangi rumahnya untuk membeli beberapa pesanan sayuran bunda karena memang penjual sayur keliling sering mangkal disekitaran itu.

Dan tak disangka-sangka ternyata saat itu lah pertemuan pertamaku dengannya dan semakin hari aku dan dia pun mulai mengenal dan saling menjalin ikatan pertemanan.

Umurku dengannya memang tidak jauh berbeda, hanya terpaut usia tiga tahun lebih muda darinya.

Dia lebih tua dariku, sehingga aku memanggilnya disertai embel-embel predikat 'kakak' yang ku sematkan diawal sebelum namanya.

Senyumanku masih belum sirna, setia menemaniku saat jariku mulai memainkan perannya membuka lebih dalam account facebook yang baru saja kuketahui milik seorang lelaki yang lebih tua tiga tahun dariku itu, Rendy.

"Nih gue gak mimpi kan?" ucapku sendiri sambil menaruh telapak tanganku sendiri diarea sekitar dahi.

Tidak ada rasa panas yang menggerogoti telapak tanganku, malah rasa hawa dingin yang dipancarkan oleh telapak tanganku.

Entah mengapa saat ini jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan nafasku berhembus tak beraturan. Mungkin ini gejalaku terkena penyakit? Ah tapi entahlah aku tidak ingin ambil pusing.

Beberapa unggahan fotonya mulai terputar di otakku. Sekarang aku benar-benar seperti seorang gadis stalker amatir yang hanya melihat unggahan fotonya tanpa repot-repot menyentuh tombol bertanda jempol yang berada di sudut setiap foto.

Aku terus melihatnya hingga unggahan yang terakhir sekali.

Jarang terdapat fotonya. Hanya terdapat foto berbagai kartun yang mungkin merupakan kartun kesukaannya.

"Ca?!" aku terpelonjat spontan mematikan ponselku dan langsung berdiri tegak.

Suara yang sedikit di bumbui teriakan itu mampu memecahkan konsentrasiku yang awalnya masih tertuju pada account facebook yang baru menerima permintaan pertemananku.

Sedikit berlari kecil, aku menghampiri sumber suara itu "hm? Apa?"

Bunda menoleh sekilas lalu menaruh spatulanya dengan asal disamping wajan. Terlihat sekali raut wajahnya sedang mencari sesuatu, "bunda cari apa?"

"Uang"

Jawaban singkat itu bisa aku tebak. Pasti akan menyuruhku untuk membelu sesuatu.

Alih alih untuk kabur, malah gerakanku dapat terbaca oleh indra pendengaran yang tajam oleh bunda, "mau kemana kamu?"

Bahuku langsung menaik dan mataku melirik "Eh"

"Nih, beliin garam di warung tantenya Tama" tangannya yang menggenggam uang tersodor dihadapanku seolah olah menodong.

Apa-apaan ini?

"Tantenya Tama?" tanyaku pura-pura tidak tahu. Padahal hampir setiap hari aku ke sana.

Bunda berdecak "Alah jangan pura-pura lupa deh Ca"

Ayolah, aku tidak bisa berbohong lagi kali ini. Percobaanku untuk kabur sebelumnya sudah tercium oleh bunda. Namun aku tetap didalam pendirianku.

"Aku gak tau, aku mau masuk kamar"

Aku berlarian kocar kacir kembali menuju kamar dengan harapan bunda sendiri yang akan berinisiatif membelinya sendiri.

Namun secepatnya hal itu harus aku ralat.

Segini aja chapter 1 nya. Maaf typo bertebaran. Semoga dapet feelnya yak

Vote dan comment dong❤

***

Salam manis,

@Hai_Tayo

Ramadhan Love StoryWhere stories live. Discover now