part 10

161 26 20
                                    

#Small_Hours series
#Drizzling_Hearts part 10

Jealousy Is Just Love And Hate At The Same Time

"To tell the truth is very difficult, and young people are rarely capable of it."
"Untuk berkata jujur sangatlah sulit, dan orang-orang yang masih muda jarang yang mampu melakukannya."
(Leo Tolstoy)

Selepas perjalanan study tour yang menyisakan trauma bagi kelas 3 Bio 2 tempo hari, dengan segera mereka dihadapkan pada ujian tengah semester yang dimeriahkan oleh bertumpuk-tumpuk tugas dan peer.

Di lembaga bimbingan belajar juga tidak jauh berbeda, hampir setiap minggu diadakan try out. Anak-anak yang mulai kewalahan berharap libur segera tiba.

Liburan pun tiba, setelah ujian akhir semester yang menguras sisa-sisa tenaga mereka.

"Jalan ,yuk!" Agung yang pertama kali mengusulkan, pada suatu siang sebelum pembagian rapor, sambil menggeliatkan tubuh dan menguap.

"Hayu, lah. Kemana?" Dani menanggapi. Agung mengusulkan ke Taman wisata alam Jayagiri di daerah Lembang.

Tempat wisata alam Jayagiri adalah sebuah kawasan wisata hutan alami yang sangat luas dan masih asri dengan luas kawasan yang mencapai hingga 7 hektar dengan ketinggian dataran tinggi mencapai hingga 1.250 sampai 1.500 meter di atas permukaan air laut.

Jayagiri sebenarnya adalah nama sebuah desa yang merupakan penghubung atau rute jalan menuju Gunung Tangkuban Perahu, dan biasa digunakan para hikers sebagai salah satu akses menuju ke Gunung Tangkuban Perahu, hikers akan melewati jalur perkebunan penduduk, bukit dan hutan, dimana hutan kawasan ini masih lebat, padat, asri dan rindang. Kawasan hutannya sendiri didominasi oleh pohon pinus, puspa dan pohon besar lain.

"Biar fresh lah otak, dapet asupan udara tanpa polusi," katanya. Semua langsung menyetujui. Hari, jam dan titik kumpul ditetapkan.

"Jangan lupa bawa bekel, ya. Kita makan siang di sana," kata Agung lagi.

Ryo merasa bahwa ide ini sangat baik. Memutuskan akan ikut dengan teman-teman sekelasnya berjalan-jalan ke hutan. Pada hari H, dia bangun pagi tanpa perlu dibangunkan Bunda. Bersiap-siap dengan gembira.

Titik kumpul di sekolah. Begitu tiba di sana, Ryo melihat Iva ada. Kejutan menyenangkan. Setahu Ryo, Iva sedikit agak sulit mendapat izin untuk acara-acara bermain seperti ini. Kata Lia, itu karena Iva anak bungsu, kesayangan keluarga.

Iva juga tampak senang, tersenyum lebar dan tertawa-tawa bersama anak-anak cewek yang lain. Dia memakai sweater warna coklat susu dengan motif rajut serupa ulat bulu.

Kadang Iva bisa terlihat imut. Ryo jadi malu sendiri atas pikirannya karena menganggap Iva imut.

Mereka pergi naik angkot. Perjalanan di minggu pagi, Bandung tahun 1994, lancar sekali karena belum seramai sekarang.

Mereka turun di depan sebuah gapura kecil yang menghias ujung depan jalan setapak menuju puncak Jayagiri. Kemudian mereka semua berjalan dalam satu kelompok-kelompok kecil yang tidak terlalu berjauhan jarak di antaranya.

Ryo berjalan sendiri. Sedikit tertinggal,tapi masih ada beberapa anak lain di belakangnya.

Tiba-tiba, Iva ada di sampingnya, menyapa tanpa menoleh, "Hey."

"Hey," jawab Ryo, antara kaget dan senang. Tapi masih bisa mengusahakan tampilan wajah yang cool. Lalu melambatkan langkah menjajari Iva. Mereka berjalan bersama dalam diam. Sekejap, kedekatan yang dulu terasa lagi.

Iva beberapa kali terpeleset. Medan jalan memang menjadi lebih terjal dibanding tadi. Semalam hujan, tanah masih sedikit lembab. Ryo menahan diri untuk tidak memegangi tangan Iva, dalam kecemasannya melihat cewek itu terpeleset terus. Sisa hujan semalam cukup menguntungkan untuk suhu. Terasa segar sekali. Sinar matahari tidak terik dan udara sejuk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Drizzling HeartsWhere stories live. Discover now