chapter 20##

233 12 0
                                    

Part 20

Pendeta memulai ritualnya.

Hati Namish tiba tiba berdetak kencang, pikirannya kacau dan ia seperti terlihat aneh. Ia menatap Teja dgn tatapan sayu. Seakan Namish ingin menghentikam semua ini.

Sedangkan wajah sumringah terpancar dari wajah Teja, senyum tak berhenti terukir dari bibirnya. Perasaanya benar2 senang, ia menatap Swara dengan penuh kemenangan.

Sujata tersenyum sinis dibalik kerudungnya, ia berada diantara para tamu lainnya.

Tiba saatnya memakaikan sindoor.

Namish menatap lekat Teja yg kini memejamkan matanya menunggu Namish memakaikan sindoornya, Perlahan jari Namish menyentuhkan sindoor itu kekening Teja dan menyapukan pelan.

Dahi Teja kini sudah memerah karna sindoor itu, Teja memutar bola matanya keatas menatap Namish dengan senyuman.

Kalung manggalsutra pun sudah disematkan keleher Teja.

Sementara disisi lainnya Sanskar melakukan semuanya karna terbawa amarah, ia mengambil bubuk sindoor dan memakaikannya kekening Swara dg menekan jidat Swara. Membuat air mata Swara kali ini lolos begitu saja. Saat mengalungkan manggalsutrapun Sanskar terlihat penuh ambisi seperti ingin mencekik leher Swara.

Hingga semua sudah mencapai tahap akhir ritual yaitu mengelilingi api suci sebanyak 7 kali lalu mereka akan sah sebagai sepasang suami dan istri.

##Skip

Ranveer membawa Teja kerumahnya, dan sampai saat ini keadaanya masih sama. Ia belum sadar.

" kakak kau menemukannya disungai?" Tanya Sejal, adiknya Ranveer

" iya, dokter meminta agar dia banyak istirahat. Kau jaga dia ya "

" kau mau kemana?"

" aku akan mencoba menghubungi keluarganya "
Ranveer berlalu meninggalkan Sejal dg Teja

" kakak tunggu!! Bukankah ini sangat rumit kak? Beberapa bulan lalu media mengatakan jika dia mengalami kecelakaan dan dia harus kehilangan kedua kakinya . Setelah itu namanya seakan tenggelam, entah karna apa "

" kau memikirkan apa yg aku pikirkan. Lalu apakah dia itu hantu? Tdk mungkin kan "

Selama perbincangan mereka, Teja mulai membuka matanya.

" kau sudah sadar?" Tanya Sejal langsung mendekat

" aku dimana?" Nada suara Teja terdengar sangat lemah

" kau berada dirumahku, tenang saja. Tadi aku menemukanmu terbawa arus sungai " cakap Ranveer

" katakan apa yg terjadi?" Tanya Sejal.

" bisa kalian membantuku? Bawa aku kerumahku !" Ucap Teja

" tentu, tapi kondisimu tak memungkinkan untuk membawamu pergi " cakap Ranveer

" hal yg buruk akan terjadi, kumohon bantu aku " Teja terdengar sangat memelas

" hari ini orang yg aku cintai akan menikah dg orang lain. Kehidupan keluargaku sedang dalam bahaya" Mata Teja nampak penuh binar bening air mata.

Dengan sisa tenaga yg dimiliknya Teja berusaha bangkit dan mulai berjalan. Mereka bertiga lalu naik sebuah kereta, entah waktunya akan tepat atau pernikahannya sudah selesai ..

Perban masih melingkar dikepalanya, matanya masih sangat sayu untuk melihat. Tubuhnya juga sangat lemas.

Sementara dirumah Gadodia pendeta sudah meminta mereka berempat untuk mengitari api sucinya.

Tum meree hoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang