Chapter 06##

320 19 0
                                    


TUM MEREE HO
(KAU MILIKKU)

.
.
.
.
Teja tidak mau Swara tahu jika dirinya ada disini,eitss tapi tunggu! Bukankah pria yg sedang bersama Swara itu Sanskar.

" ehm..Namish. kita pergi?" Cakap Teja

" kenapa?"

" tdk ada. Rasanya hujan sudah reda. " cakap Teja panik

Dikursinya Swara memiliki ide konyol, begitulah memang slalu saja ada ide konyol yg terlintas dalam pikirannya.

" kau siap dengan tantanganmu?" Tanya Swara

" apa?" Sanskar bertanya balik.

" dengar kakakku dan kekasihnya sedang ada disini. Kau bisa mengatakan pada mereka untuk segera menikah kan? Minta kakak ipar Namish untuk segera datang kerumah dan melamar kakakku!" Cakap Swara sedikit berbisik.

" baiklah, ayo !"

" ayo?? Pergi saja sendiri!"

" bagaimana bisa kau harus ikut " Sanskar menarik tangan Swara dan menuju bangku Teja.

" hallo kakak ipar kau mau kemana?" Cakap Sanskar dan meminta Teja duduk kembali.

" Sanskar " ucap Teja gugup.

" hallo kakak ipar " cakap Swara pada Namish.

" ehmmm..kakak belum mengatakan tentangku?" Tanya Swara lagi

" kau Swara kan? Teja seribg kali memberitahuku tentangmu. Senang bertemu denganmu " cakap Namish

" apa yg kakak katakan? "

" kau itu sangat menjengkelkan dan sangat pemarah. Sangat manja dan berlebihan "

" apa? Kakak mengatakan semua itu. Padahal itu semua adalah dirinya bukan aku " Swara menatap tajam mata Teja.

" itu memang dirimu kan?" Cakap Sanskar pada Swara

" dasar!!" Swara menginjak kaki Sanskar.

" auuu,, belum menikah saja dia sudah bertindak kekerasan padaku. Apa yg akan terjadi setelah pernikahan?"

" ya sudah tidak usah menikah " ketus Swara.

" aku hanya bercanda " Sanskar merangkul Swara.

" kalian masih ingin disini? Sebenarnya kita ingin pergi " cakap Teja

" jangan terburu buru kakak ipar, tenang saja kenapa kau mulai panik " goda Sanskar.

" ehmm kakak ipar kapan kau kerumah dan melamar kakakku? Bukankah hubungan kalian sudah lama ?" Tanya Swara pada Namish

" tentu aku pasti akan kesana " jawab Namish.

" hallo, benarkah ini Teja? Teja gadodia si bintang besar itu. Aku adalah fansmu nona. Bisa kita selfi?" Tiba tiba saja seorang remaja datang dimeja mereka berempat.

" tentu " jawab Teja.

Cekrek..cekrekk ....

" terimakasih. Apakah dia kekasihmu?" Tanya gadis yg mengaku fans Teja itu.

" iya dia adalah kekasihnya. Bulan ini mereka akan menikah " cakap Sanskar

" benarkah? Wah selamat ya. Aku ikut bahagia dan jika mungkin adakan konser lagi di Delhi ya, ehm sebenarnya aku berasal dari Delhi aku selalu datang disetiap konsermu. Baiklah terimakasih dan nikmati makannmu " gadis itu kemudian pergi.

" kakak mau kemana?" Tanya Swara penasaran karena tiba tiba saja ekspresi wajah Teja berubah 90º terlihat kesal dan meninggalkan mereka begitu saja.

" tenanglah aku akan menyusulnya " cakap Namish

" kau itu bicara apa Sanskar? Kenapa berkata jika Kakak Teja akan menikah bulan ini? " tanya Swara.

" apa aku salah bicara?"

" ya ampunn..kak Teja tidak mau hubungannya terpublik. Sekarang aku tidak mau tahu kejar gadis tadi dan jangan biarkan dia menulis artikel tentang kakakku!! "

" menulis? Apa maksudnya ?" Sanskar masih tak mengerti kemana arah pembicaraannya

" dia seorang jurnalis. Kau kalau sudah bicara memang tidak bisa berhenti. Apa kau tidak sadar ada kamera dibelakangmu tadi. Aku dan kak Namish sudah diam sejak tadi, kau tidak peka? "

" bagaimana aku tahu jika kau tidak memberitahuku. Gadis itu benar benar membuatku susah saja " Sanskar pergi mengejar gadis itu, walau kini ia tak tahu harus kemana

------------

" untuk apa marah ?" Tanya Namish

" karna aku akan kehilanganmu"

" mengapa? Bukankah aku tidak akan meninggalkanmu?"

" aku tahu itu. Tapi Ayah tidak " Teja mulai menangis.

" itu sudah pernah terjadi dan aku tidak mau itu terulang lagi. Aku tidak bisa membuat hatiku memilih kepada siapa aku jatuh cinta. Cinta datang tanpa aku tahu, bagaimana bisa aku hentikan. Apakah aku akan kehilangan cintaku lagi lagi karna Ayah??" Teja kini bersandar dipelukan Namish.

" kau tidak ingin itu terjadi kan? Maka jangan dipikirkan?" Cakap Namish membelai rambut Teja.

Sebelum bertemu Namish bertahun tahun lalu bahkan sebelum Teja menjadi seorang bintang besar sperti saat ini ia pernah menjalin hubungan kasih dengan seorang pria, dan lagi lagi dari keluarga kelas menengah kebawah. Cinta mereka tak direstui dan kekasih Teja ditembak mati oleh orang suruhan Ayahnya. Itu kenangan yg teramat menyesakkan jika diingat lagi memang.

Apalagi popularitasnya saat ini membuat kehidupannya mudah terhembus oleh media dan diketahui banyak orang padahal Teja menganggap itu adalah Privasi setiap individu kan? Mengapa media sangat tidak mengerti kemanusiaan??
Entahlah

#bersambung

Tum meree hoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang