Chapter 18##

209 10 0
                                    

Tum meree Ho
Part 18.
.


Acara tukar cincinnya beberapa detik lagi akan dimulai.

" Namish pakaikan ini pada Teja!!" Cakap Sarmista memberikan cincinnya.

Tanpa ragu Namish memakaikan cincinnya kejari manis Teja dan sebaliknya Teja memasangkan cincinnya kejari Namish.

Bibirnya bergetar seperti ingin mengatakan sesuatu, matanya ingin terpejam menyaksikan semua itu. Hati dan fikirannya berkecamuk tidak karuan. Itulah yg dirasakan Swara saat ini.

" ada apa?" Tanya Sanskar sembari memasangkan cincinya dan sebaliknya.

Setelah selesai semua orang memberikan tepukan terbaiknya.

Terpancar wajah kebahagiaan pada Teja tapi berbanding terbalik dengan wajah Swara yg penuh dengan kecemasan, yg mungkin tak beralaskan.

Sanskar tiba tiba menarik tangan Swara dan mengajaknya menari.

Lagu, Hawayein ost Jab Harry met Sejal on 🎶🎶.

Swara mencoba menetralkan kembali keadaan, ia tak mau kebingungannya ini mempengaruhi asumsi orang lain. Swara mencoba tersenyum dan mengikuti arahan dari Sanskar.

##skip

Setelah dirasa membaik Sujata dan kedua anak buahnya membawa Teja keluar dari rumah sakit.

Wajah Teja ditutupi sedangkan mulutnya di sumpal kain dan tangannya diikat.

" tidak ada kesempatan setelah ini " Batin Teja, lalu ia menginjak kaki kedua pria yg membodyguardnya dan ia pun lari.

Klinik ini memang bisa dibilang sepi karna ini bukan rumah sakit yg besar.

Teja terus berlari walau entah kemana, dimana ia saat ini juga tdk tahu.

Saat ini Teja sampai disebuah jembatan yg besar, dia semakin mempercepat larinya saat kedua pria itu mulai mendekat padanya.

Sandalnya terlepas, kini Teja harus menahan rasa sakit dikakinya dan terus berlari hingaa.....

Byurr.....

Salah satu kakinya terpeleset dan membuatnya jatuh kebawah. Itu sungai.

Salah satu dari pria itu memegangi kepalanya dg kedua tangannya.

" ya ampun, dia terjatuh kesungai bos " cakapnya pada Sujata.

" takdirmu memang harus seperti ini sayang. Kau kasihan sekali. Bagaimana aku sebenarnya tak menginginkanmu mati tapi lihatlah Dewa berbaik hati padaku. Aku tdk harus melenyapkanmu dg tanganku sendiri. Kau sendiri yg malah jatuh dalam mautmu " cakap Sujata menatap arus sungai yg mengerikan itu.

Ketiganya langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Sedangkan Teja kini sedang ditimang timang oleh arus sungai yg deras, matanya sudah terpejam. Tubuhnya kini mengapung dan pasrah kemana air akan membawanya

##skip

Setelah melalui perjalanan yg panjang, Teja terdampar disebuah sungai disebuah desa. Tubuhnya diampit oleh sebuah batu besar.

" Ranveer!! Lihat ada seorang gadis " cakap seorang pria yg melihat Teja.

Selain Ranveer kedua temannya juga ikut menghampiri teriakan temannya itu.

" dia kenapa? Dia masih hidup. Ayo kita bawa kerumah sakit " Ranveer langsung membopong tubuh Teja melewati bebatuan sungai dan gemericik air yg mengalir kecil.

##skip

" semua orang tdk percaya padaku, tapi aku akan membuat semuanya jelas " batin Swara.

" kau disini Swara, dimana Sanskar?" Tanya Teja

" Sanskar sedang ada dikamar mandi kak tadi bajunya sedikit kotor karena tertumpahi es "

" kau memikirkan sesuatu? Dari tadi kau terlihat gelisah"

" memang ada kak. Ini sangat menganggu pikiranku. Mengapa aku merasa ini salah. Tapi bahkan aku tdk tahu apa yg terjadi. "

" apa yg Swara bicarakan, dia bisa tahu semuanya. Aku akan segera menyingkirkannya dari jalanku " batin Ragini(Teja palsu)

" kau cemas tanpa alasan Swara, tenanglah!! Besok pernikahanmu tidak baik jika kau terlihat muram seperti itu. Orang akan berfikir kau menikah karna terpaksa " cakap Teja mengakhiri dengan sebuah tawa kecilnya.

" mungkin kau benar kak, dari tadi aku gelisah tak beralasan. Baiklah aku akan menemui orang tua Sanskar dulu sbelum mereka pulang "

##bersambungg

Yang masih mau tau kelanjutanya author maksa nih buat komwell he he..

Tum meree hoWhere stories live. Discover now